Skripsi penciptaan karya produksi dokumenter ini dilatarbelakangi dari keterusikan penulis mengenai kawasan hutan yang terdegradasi di Indonesia mencapai 59,62 juta hektar yang disebabkan oleh aktivitas pembalakan liar (ilegal logging), konservasi kawasan hutan menjadi perkebunan sawit, karet, dan juga kebakaran hutan. Taman Nasional Baluran oleh penulis dijadikan sebuah tayangan produksi dokumenter. Taman Nasional Baluran terletak di Banyuputih, Situbondo, Jawa Timur, Indonesia. Dokumenter ini disesuaikan dengan materi tentang kehidupan flora dan fauna, maka nama program yang diangkat adalah Rimba dengan edisi Eksotisme Alam Baluran. Lewat karya ini penulis ingin menyampaikan pesan lewat visual, narasi, dan tentang cinta tanah air. Selain itu juga dapat memberikan informasi dengan harapan memberikan nilai aksen kehidupan, pendidikan menghargai lingkungan, pentingnya menjaga harminisasi alam dengan manusia, agar hutan tetap lestari. Penulis sebagai produser menjalankan perannya mulai dari pra produksi, produksi, hingga pasca produksi. Peran tersebut antara lain sebagai pencetus ide, penentu jadwal produksi, bekerja mengumpulkan dan membentuk tim yang solid serta sebagai pengawas jalannya acara. Berkarya untuk hutan lestari merupakan wujud keterusikan mengenai isu global bangsa Indonesia yang harus melakukan upaya maksimal dalam mencegah dan menjaga, hingga pada upaya penindakan yang berskala besar. Dalam skripsi ini menggunakan beberapa teori tentang ekologi hutan, dokumenter, produser, dan metode pengumpulan data melalui riset, observasi langsung, serta teknik wawancara. Melalui program acara Rimba sebuah tayangan dokumenter sains ini masyarakat dapat memperoleh tayangan mendidik dan menarik tentang kehidupan alam liar di hutan Indonesia, khususnya tentang pentingnya menjaga harmonisasi alam dengan manusia.//Ir