Drama televisi sekarang ini cenderung memaksakan atau melebih-lebihkan cerita dan alur. Hal tersebut mungkin dikarenakan akibat dari persaingan industri dan tuntutan sponsor yang hanya sekedar memenuhi target sehingga menyebabkan pemeranan yang dilakukan aktor menjadi tidak natural. Dengan tema Love Story, penulis sebagai sutradara tertantang menciptakan drama yang menggunakan bahasa non verbal namun tetap bisa komunikatif. Cara penyutradaraan yang akan dipakai adalah penggabungan teori Gordon Craig dan teori Laissez Faire, dengan maksud membantu pemain berimprovisasi mengembangkan kemampuannya, menjelaskan kepada aktor bagaimana mimik dan plastik tetapi juga memberi contoh akting kepada pemain sesuai dengan ide penulis agar akting yang dihasilkan dapat optimal. Dalam drama tanpa kata ini menggunakan bahasa non verbal sebagai penyampaian pesannya yang mengandung cerita melalui akting natural. Akting adalah ungkapan ekspresi bahasa komunikasi seorang tokoh dan merupakan refleksi dari kejadian nyata seseorang. Peran aktor dalam drama semakin penting karena aktor yang menggerakkan cerita dan menjadi ujung tombak sebuah pertunjukan atau produksi. Metode pendekatan akting yang dipakai adalah metode pendekatan akting presentasi (realisme) yang mengutamakan identifikasi antara jiwa seorang aktor dengan jiwa karakter yang dimainkan, sambil memberi kesempatan keoada pemain utuk berkembang. Konsentrasi penulis dalam karya tugas akhir ini adalah mengoptimalisasi unsur akting para pemain. Untuk mewujudkan hal tersebut dilakukan casting dan reading. Dalam drama sutradara harus mempunyai rencana yang cermat karena sutradara bertanggungjawab terhadap hasil akhir sebuah produksi. Drama dapat dilakukan dengan menggunakan bahasa visual. Optimalisasi akting yang dilaksanakan sutradara terhadap pemain dilakukan dengan pemahaman diri pemain sendiri dan karakteristik tokoh yang akan diperankan dan ilustrasi musik juga mendukung terhadap akting para pemain.//Ir
