Tugas akhir penciptaan karya produksi ini ditulis oleh Anindya Desiana Dwitasari dengan judul Estetika Bahasa dalam Naskah Dokumenter "See Turtle, Save Turtle". Kelangsungan hidup penyu hingga saat ini mulai terancam. Populasi satwa yang sudah dikategorikan kedalam satwa yang hampir punah ini dari tahun ketahun semakin berkurang. Hal tersebut disebabkan oleh berbagai macam hal, mulai dari abarasi pantai, tergusurnya habitat penyu di pantai pencemaran laut, dan juga disebabkan oleh perburuan. Untuk menjaga populasi penyu maka seluruh masyarakat bertanggungjawab utuk ikut serta melestarikannya. Program dokumenter ini tercipta untuk memberikan informasi dan pendidikan tentang penyu. Program dengan durasi 20 menit ini bertujuan untuk menggugah hati penontonnya agar turut serta aktif melestarikan penyu. Untuk mencapai tujuan tersebut maka diciptakanlah narasi yang memiliki nilai keindahan sebagai pendamping visual. Dengan visual program dokumenter yang telah menggambarkan secara jelas tentang apa yang telah terjadi, maka bahasa yang dimunculkan melalui penyusunan kalimat, pemilihan kata yang tepat untuk membentuk setiap kalimat, dan juga melalui teknik berbicara yang tepat seorang narator. Penulis sebagai penulis naskah membuat naskah yang mengandung bahasa yang estetis untuk memainkan emosi pemirsa agar larut pada saat menyaksikan program tersebut. Sinkronisasi antara narasi dan visual semakin membuat pemirsa memahami dan mencerna isi tayangan. Visual yang ditampilkan diambil dari berbagai angle. Tidak hanya diambil secara sejajar dengan objek, cameraman juga mengambil visual keadaan sekitar dengan berbagai segi angle dengan momentum yang tepat, sehingga dapat menunjang visual yang mampu bercerita. Penulis berharap program ini dapat diterima audience, baik yang menjadi target maupun diluar target penonton. // Ir