Skripsi penciptaan karya produksi ini ditulis oleh Lady Octora dengan judul Gaya Penulisan Jurnalisme Sastra Pada Naskah Feature Televisi Peninggalan Si Pitung Tokoh Legendaris Betawi. Karya produksi ini dilatarbelakangi oleh budaya Jakarta yang mulai terlupakan. Khususnya tokoh Si Pitung. Kebanyakan orang mengenal Si Pitung sebuah Legenda di Jakarta, namun Si Pitung merupakan kisah nyata. Si Pitung merupakan tokoh legendaris betawi yang menyebarkan suatu bela diri pencak silat yang bernama silat Cingkrik. Si Pitung lahir pada abad ke-19 hingga abad ke-20. Pengemasan produksi acara ini menggunakan format feature sejarah dengan media televisi. Feature sejarah merupakan format laporan yang memberikan sebuah informasi beserta hiburan didalamnya dan tidak terikat oleh waktu. Penulis menjabarkan latarbelakang dan sejarah mengenai peninggalan Si Pitung, mulai dari sejarah Si Pitungbenaran adanya kisah nyata Si Pitung, Peninggalan Si Pitung, dan perkembangan peninggalan Si Pitung, yaitu Pencak Silat Cingkrik. Informasi dan data-data tentang Si Pitung penulis peroleh dari beberapa kajian sumber informasi, seperti buku, observasi lapangan, dan wawancara narasumber. Selaku penulis naskah penulis menggunakan gaya penulisan jurnalisme sastra. Jurnalisme sastra adalah gaya penulisan jurnalistik baru yang mengungkapkan fakta secara berbeda karena dikemas dengan bahasa sastra. Penulis juga menggunakan kalimat-kalimat kiasan dan perumpamaan untuk mengungkapkan fakta. Melalui gaya penulisan jurnalisme sastra, penulis dapat memainkan emosi pemirsa melalui kalimat-kalimat sastrawi dan naratif. Dengan gaya penulisan ini pemirsa akan mudah dalam memahami materi yang disajikan. //ir