Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi mempunyai kewajiban untuk bertemu dengan konstituen di daerah pemilihannya saat reses sesuai dengan Undang-undang Nomor 27 Tahun 2009 Pasal 300. Dalam pertemuan itu anggota dewan menyerap, menampung, aspirasi warga masyarakat untuk kemudian diteruskan dirapat-rapat dewan untuk selanjutnya diteruskan pada pihak yang berwenang atau eksekutif untuk menindaklanjuti aspirasi masyarakat tersebut sesuai dengan bidangnya masing-masing. Untuk itu diperlukan strategi komunikasi yang baik dan efektif untuk kegiatan penyerapan aspirasi masyarakat tersebut agar masyarakat bisa menyampaikan aspirasi, usulan mereka. Untuk mendukung penelitian ini penulis menggunakan metode / teori lasswel yaitu "Siapa Mengatakan Apa Melalui Apa dan Apa Efeknya" kemudian setelah dilakukan penelitian maka diketahui bahwa tidak semua anggota dewan menggunakan metode atau teori lasswel saat melakukan kegiatan penyerapan aspirasi masyarakat. Mereka hanya menggunakan cara yang menurut mereka dianggap efektif dan praktis aja. //yeni

Sumbangan dari Siswanto, PS. HUBKOM, Tahun 2014, jumlah 2 eksemplar