Karya produksi dokumenter radio Klasik Indonesia edisi Alunan Si Hitam Merdu dilatarbelakangi oleh suatu kenyataan bahwa piringan hitam yang menjadi asset bangsa di Indonesia saat ini mulai dilupakan, khususnya bagi para generasi muda. Zaman dan teknologi yang semakin berkembang menyebabkan masyarakat beralih pada teknologi yang lebih praktis dan murah untuk mendengarkan lagu. Dalam karya produksi dokumenter nostalgia ini, penulis bertindak sebagai penulis naskah yang menerapkan bahasa jurnalistik sastrawi dalam naskah. Landasan teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah beberapa teori mengenai dokumenter, penulis naskah, dan jurnalistik sastrawi. Karya produksi dokumenter radio ini memelalui beberapa tahap proses produksi, mulai dari pra produksi, produksi hingga pasca produksi. Pada tahap pra produksi penulis melakukan riset, mengumpulkan materi, membuat naskah awal. Pada tahap produksi mengikuti proses recording wawancara narasumber sebagai bahan pengembangan naskah. Pada tahap pasca produksi membuat naskah akhir, mendampingi pengambilan suara narasi, mengikuti proses editing, mixing, dan preview. Karya produksi dokumenter radio Alunan Si Hitam Merdu menghasilkan naskah yang menyentuh hati dan mengandung elemen jurnalistik sastrawi seperti alur, akurasi, struktur penulisan, gaya Bahasa perumpamaan, metafora, dan personifikasi. //yn