Penciptaan
karya produksi ini menggunakan format dokumenter televisi tentang perjuangan
seorang tunanetra bernama Tutus Setawan dalam mengajar siswa tunanetra di
Yayasan Pendidikan Anak-anak Buta dan Lembaga Pemberdayaan Tunanetra di
Surabaya. Dokumenter ini dibuat lebih ringan dalam penyajiannya, sehingga
informasi akan lebih mudah ditangkap oleh penonton. Penulis dalam pembuatan
karya ini berperan sebagai editor. Untuk menunjang agar program ini menarik
namun penyampaian informasi kepada penonton tetap optimal, editor menerapkan editing yang baik dengan continuity editing, dengan teknik cutting by narration, cutting by rhythm, dan coloring. Cutting by narration, diperlukan gambar yang mengikuti narasi guna
memberikan informasi yang mudah diterima oleh penonton. Cutting by rhythm, diperlukan pemotongan suatu video berdasarkan
tempo atau beat dalam musik ilustrasi
guna menjaga emosi penonton. Penerapan metode coloring diperlukan untuk menyelaraskan warna visual dan cahaya
pada setiap gambar. Selain aspek visual, untuk menciptakan continuity editing perlu memperhatikan keselarasan dari segi audio
agar tercipta suatu karya yang tidak hanya menunjang continuity dari segi visual namun juga menunjang continuity dari segi audio. //ir