Program
magazine show “CAPTURE Episode Tionghoa” diproduksi untuk memberikan informasi
mengenai kebudayaan Tionghoa yang ada di Semarang dan Jombang. Media televisi
dengan audio dan visualnya, dinilai paling baik dalam menyampaikan informasi
tersebut pada masyarakat luas. Peranan naskah sangatlah penting untuk sebuah
produksi. Pembuatan naskah dalam produksi ini, penulis menitikberatkan pada
penerapan narasi ekspositoris yang bertujuan untuk mempermudah penyampaian
informasi kepada penonton karena narasi ekspositoris bersifat informatif dengan
kata-kata denotatif atau bermakna langsung. Mengacu pada teori yang diungkapkan
oleh Antonius Darmanto mengenai proses penulisan naskah. Bermula dari menemukan
ide atau gagasan yang penulis dapatkan dari hasil pemikiran penulis sendiri.
Kemudian mengumpulkan materi melalui riset yang dapat berupa pustaka seperti
buku dan majalah, wawancara dengan narasumber dan juga observasi langsung ke
tempat terkait materi yang dibahas. Setelah mengumpulkan materi, penulis
kemudian menyeleksi materi mana yang dapat digunakan dan tidak. Setelah itu
menuangkan konsep secara menyeluruh menjadi sinopsis. Lalu sinopsis
dikembangkan kedalam bentuk treatment yang berisi garis besar urutan materi
secara keseluruhan. Kemudian treatment dikembangkan lagi dalam bentuk full
script atau naskah utuh yang berisi informasi lengkap untuk memproduksi. Narasi
pada naskah produksi ini merupakan narasi ekspositoris karena telah memenuhi
ciri-ciri narasi ekspositoris yaitu faktual, menggunakan kalimat langsung dan
bertujuan memperluas wawasan penonton tentang budaya tionghoa. //ir