Karakterisasi dapat dimunculkan
melalui penampilan, dialog, action external, action internal, reaksi dari tokoh
lain, kontras, dan pemilihan nama. Pada film televisi, karakterisasi melalui
dialog dan penampilan sering dilakukan. Karakterisasi yang membangun interaksi
simbolik dimunculkan dalam berbagai cara. Salah satunya action internal, dalam
FTV Indonesia saat ini, action internal ditunjukkan melalui monolog yang
seolah-olah menjadi angan-angan maupun imajinasi. Action internal menjadi
eksternal karena pemahaman mengenai imajinasi dimunculkan secara eksplisit.
Pengungkapan Action Internal yang mengungkapkan kiasan melalui tamsil,
menggunakan shot sebagai bahan utama dalam membangun pemaknaan. Hal ini
mempengaruhi kebutuhan shot yang dibutuhkan sutradara. Rangkaian shot yang
direncanakan saat pra-produksi dan dirangkai saat pasca-produksi, menjadi
perhatian penulis untuk membangun logika FTV yang masuk akal. Karakterisasi
melalui action internal, menjadi pendekatan yang tepat dalam membentuk logika
cerita FTV “Rutinitas”. Hal ini dikarenakan fokus penceritaan seorang laki-laki
setengah baya yang memiliki imajinasi liar karena keterbatasannya dalam
beraktifitas akibat stroke. Ilusif yang dialami oleh tokoh utama ini dipicu oleh
aspek yang disekelilingnya. Penggambaran tokoh utama yang memiliki angan-angan
akibat dari interaksi tokoh pendukung. //ir