Mahasiswa Minangkabau yang memiliki latar belakang budaya yang sama membentuk sebuah perkumpulan mahasiswa yang diberi nama Baringin Mudo. Baringin Mudo dibentuk sebagai salah satu organisasi yang dibuat untuk menjalin silaturahmi antara mahasiswa Minangkabau yang sedang menuntut ilmu di Yogyakarta. Dengan adanya perkumpulan mahasiswa ini, anggota Baringin Mudo tidak akan merasa sendiri di daerah lain, sehingga dapat bersama-sama membangun upaya dalam melakukan proses adaptasi di Yogyakarta. Salah satunya adalah dengan acara Baralek Dadang, dimana acara ini akan menjadi salah satu tahapan dari adaptasi budaya yaitu tahap fase readjustment atau tahap penyelarasan kembali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Baralek Gadang sebagai upaya adaptasi budaya bagi mahasiswa Baringin Mudo dan faktor adaptasi apa sajakah yang terlibat dalam hal tersebut. Peelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, data dikumpulkan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Selanjutnya data dideskripsikan menggunakan Teori U-Curve oleh Sverre Lysgaard dan faktor adaptasi budaya apa sajakah yang ada. Sebagai hasil penelitian, penulis menemukan bahwa ketika seseorang beradaptasi budaya ia akan melalui 4 fase yakni fase honeymoon, fase frustation, fase readjustment, dan fase resolution. Dalam Baralejk Gadang terdapat kelima faktor adaptasi budaya, yaitu personal communication, host social communication, ethic social communication, environment, dan predisposition.//yn