Penciptaan karya produksi animasi ini penulis membahas tentang bagaiamana proses produksi animasi 3 dimensi dengan menggunakan teknik Action Editor. Dalam proses produksi anime biasanya memakan waktu yang cukup lama, sehingga penulis memanfaatkan fitur yang ada pada software Blender 2.79 yaitu action editor. Fitur yang ada di Blender ini akan sangat membantu untuk mempercepat proses produksi. Action Editor adalah tempat untuk menjelaskan dan mengontrol semua gerakan. Hal ini dapat memudahkan untuk melihat dan mengedit F-Curve blok data yang didefinisikan sebagai Actions di dalam F-Curve Editor. Tampilan yang sederhana dari jendela control ini akan membuat lebih cepat memahami cara kerja Action Editor. Action Editor digunakan untuk mempermudah dan mempercepat animator menyesuaikan tahapan animete. Namun kekurangan dari action editor ini adalah ketika jumalh bones memiliki perbedaan maka action tidak dapat dipindahkan ke karakter lain walaupun selisih yang dimiliki hanya 1 bone. Proses rendering untuk animasi 3 dimensi “Second Chance” menggunakan teknik Non-photorealistic Rendering untuk menciptakan ilusi 2 dimensi walaupun menggunakan software 3 dimensi. Kekurangan dari NPR (Non-Photorealistic Rendering) adalah memakan waktu dan memerlukan hardware dengan spesifikasi yang tinggi.//yn

Sumbangan dari alumni STMM lulus tahun 2019, an. Dicha Indriasthi (PS. Animasi), skripsi diterima tanggal 15-10-2019, sebanyak 1 eksemplar