Kebutuhan setiap manusia akan berkomunikasi sangat tidak bisa dipisahkan karena sifat dasar manusia, yaitu sebagai makhluk sosial yang berinteraksi dan membutuhkan bantuan dari manusia lainnya. Di masyarakat Indonesia bantuan-bantuan tersebut berwujud gotong royong. Dengan kondisi Indonesia yang memiliki bermacam-macam budaya membuat komunikasi menjadi terhambat karena perbedaan pemahaman, sehingga bisa memicu konflik. Dusun Batulawang merupakan salah satu daerah yang memiliki perbedaan budaya namun minim terjadi kesalahpahaman dalam penyampaian maupun penerimaan informasi, sehingga bisa mencegah terjadinya konflik. Hal tersebut bisa terjadi dikarenakan masyarakat Dusun Batulawang mampu menggunakan pola-pola yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masyarakatnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pola komunikasi antarbudaya yang digunakan dalam meningkatkan gotong royong. Metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan wawancara. Hasil penelitian menjelaskan pola komunikasi antarbudaya yang digunakan di Dusun Batulawang yaitu: Pola Roda, Pola Rantai, Pola Bintang, Pola Lingkaran, dan Pola Baru yang mirip dengan pola Y namun terbalik. Dari pola-pola tersebut mampu meningkatkan gotong royong, baik gotong royong yang terbentuk sukarela maupun kerja bakti.//yn