Salah satu kegiatan Dinas Komunikasi dan Informatika Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sosialisasi mengenai pencegahan hoaks di media sosial. Hoaks merupakan berita bohong yang dibuat dan disebarluaskan dengan tujuan tertentu. Dalam beberapa tahun terakhir, di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ditemukan kasus yang diakibatkan oleh hoaks yang beredar. Hoaks yang beredar mengenai politik, pemerintahan, bencana alam, berita kehilangan, demonstrasi, dan sebagainya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Daerah Istimewa Yogyakarta dalam sosialisasi pencegahan hoaks di media sosial. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dan teknik pengumpulan data melalui observasi langsung, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan strategi komunikasi yang dilakukan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Daerah Istimewa Yogyakarta melalui empat langkah, yaitu mengenali sasaran komunikasi, pemilihan media komunikasi, pengkajian tujuan pesan komunikasi, dan peranan komunikator dalam komunikasi. Empat langkah tersebut dilakukan untuk menyelenggarakan kegiatan sosialisasi secara langsung ataupun melalui media sosial. Tahap yang pertama adalah menentukan sasaran yang akan dijadikan audiens dalam sosialisasi. Tahap kedua adalah menentukan media yang digunakan untuk bersosialisasi. Tahap ketiga adalah menyusun pesan agar sesuai dengan sasaran komunikasi atau sosialisasi. Tahap keempat yaitu menentukan komunikator untuk menyampaikan sosialisasi secara langsung, biasanya dipilih yang bersifat humoris dan informatif, supaya audiens tidak bosan. Kegiatan sosialisasi pencegahan hoaks di media sosial oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Daerah Istimewa Yogyakarta terbilang cukup berhasil.//yn