Detail Buku

Optimalisasi Shallow Depth of Field pada Penciptaan Film "Red Night"

ISBN
Pengarang
Rudi Iswanto
Subyek
PENATAAN KAMERA PEMBUATAN FILM
Penerbit
STMM , Yogyakarta, 2022
Klasifikasi
778.5993 791 43
Kolasi
xvi+133 hlm.; 21x30 cm.; illus.
Jenis
Karya Ilmiah
Status
Tersedia

Sebuah film tentunya harus bisa memberikan hiburan dan informatif kepada audiens. Pada pembuatan film yang informatif penggunaan Shallow Depth Of Field akan memberikan kesan estetik dan juga dapat memperkuat point of interest audiens. Selain itu, penggunaan frame dalam seni artistic perlu diperhatikan dalam suatu produksi film. Penciptaan karya produksi “Red Night” bertujuan untuk menciptakan output visual dengan menerapkan teknik optimalisasi shallow depth of field dalam pengambilan gambarnya. Optimalisasi shallow depth of field berhasil diciptakan menggunakan 5 lensa prime (16mm, 24mm, 35mm, 50mm, dan 85mm) dengan bukaan diafragma 1.5T sampai 4.0T. Setiap pengambilan gambar juga harus memperhatikan focal length lensa, jarak subjek, jarak foreground dan background. Selain itu shallow depth of field sangat berpengaruh terhadap nilai artistic dimana semakin besar bukaan diafragma pada lensa, maka nilai artistic pada foreground dan background akan pudar (blurr). Sedangkan penggunaan shallow depth of field untuk mendapatkan point of interest dapat dengan mudah di dapatkan jika angka focal length lensa yang di gunakan besar, karena area focus yang digunakan juga akan bertambah sempit. Depth Of Field, Artistic dan Point Of Interest ketiga hal tersebut berpengaruh besar dalam pembuatan karya film yang informatif dan estetik. //ir 

Berita Terbaru