Kitara dan Firman adalah teman semasa kecil di Batam. Awalnya, mereka adalah rival di sekolah. Ya, mereka selalu bersaing untuk mendapatkan peringkat terbaik di kelas. Kepandaian di sekolah dan kepiawaian Tara bermain biola membuat Firman sangat membencinya. Di mata Firman, Tara hanyalah anak orang kaya yang manja. Namun bagaikan sudah ditakdirkan, kebencian Firman pun lenyap ditelan bumi karena kebaikan keluarga Tara terhadap keluarganya. Bahkan, mereka menjadi semakin dekat saat Tara kehilangan ayahnya. Seiring waktu berlalu, Tara memutuskan untuk mengambil kuliah di Jurusan Seni Musik salah satu universitas di Yogyakarta. Menjadi seorang violis profesional adalah keinginan Tara. Ambisi inilah yang memisahkan Tara dengan Firman. Kebolehan Tara bermain biola kemudian diasah dengan bergabung di Sanggar Lindap dan Band Avignam. Di sebuah kedai bernama Kedai Rindu, Tara dan Band Avignam sering berlatih dan tampil. Disana, banyak lika-liku peristiwa yang mematangkan sosok seorang Tara. Di kedai ini pula, Tara mulai menemukan makna cinta yang mengusik dan menyadarkan pikiran.