Buku

Learning Media For Beginners

Dengan semakin majunya teknologi dan sistem informasi mengharuskan pemerhati pendidikan, yakni di dalamnya termasuk guru dan dosen, berbenah untuk menghadapi tantangan global. Dalam menyampaikan materi atau konten dalam suatu pembelajaran, media pembelajaran memberi dampak signifikan khususnya dalam menarik minat belajar. Buku ini dibuat bagi siapa saja yang tertarik dalam dunia belajar dan mengajar terlebih bagi para pendidik yang fokus dalam mengembangkan media pembelajaran yang kreatif, inovatif dan interaktif. Pembelajaran kolaboratif dapat dilakukan secara daring, buku ini memberi beberapa alternatif aplikasi yang dapat digunakan untuk menunjang hal tersebut. Dengan adanya interaktifitas diharapkan media pembelajaran yang dihasilkan setelah membaca buku ini mampu meningkatkan pemahaman siswa dan minat belajar siswa.//ir

Oleh Galuh Catur Wisnu Prabowo

Three - Category Motivation A New Paradigm to Identify Motivation in Education

This book reports on studies intended to introduce a new classification of motivation in learning English in the Indonesian context. The studies reported in this book focus on empirical evidence related to motivation in learning English. Different classifications of motivation are presented in Chapter One and a potential problem in classifiying motivation in learning English is also identified in this chapter. Chapter Two addresses how language learners may perceive a target language in different ways depending on their beliefs and knowing the beliefs and attitudes that students have in regard to learning a foreign language. Chapter three identifies how the use of language learning strategies plays an important role in the success of acquiring English as a foreign language. This chapter discussess the influence of language motivation on metacognitive strategies and language performance. In Chapter Four extrinsic and intrinsic orientations are not the only types of motivation in education; in pre-service teacher program it has been found that people may have another orientation together with extrinsic and intrinsic orientations, which is called altruistic orientation. Chapter Five reports how extrinsic and intrinsic motivation, together with the three aspects of self-system, self efficacy and language anxiety, were correlated with motivated behaviour of EFL learners in a tertiary setting. Chapter six proposes a new classification of motivation in learning a foreign language, which is called three-category motivation. The classification consists of three categories, namely extrinsic orientation, intrinsic orientation and international orientation. The last chapter, chapter seven summarizes the previous chapters. //ir

Oleh Bambang Setiyadi

Kehidupan Keagamaan di Indonesia

Buku ini mengkaji tentang keberagaman agama yang ada di Indonesia sesuai dengan sila pertama dalam Pancasila yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Menurut bahasa Sansekerta pengertian agama adalah tidak kacau. Selain itu agama juga didefinisikan sebagai ajaran, yang berfungsi sebagai penangkal manusia jatuh kedalam kekacauan dan membimbing mereka untuk hidup secara teratur. Berbeda dengan bahasa Sanskerta, agama menurut bahasa Bali diartikan sebagai hubungan manusia dengan Tuhan-Nya. Pada buku ini mencoba mengkaji mengenai sosiologi agama, agama dalam kajian filsafat, hubungan agama dengan politik, ekonomi, budaya, dan moral. Problematika dalam kehidupan beragama pastinya ada didalam lingkungan masyarakat, sehingga perlu dikaji lebih lanjut bagaimana fungsi agama di dalam kehidupan individu dan masyarakat sehingga kerukunan antar umat beragama dapat diwujudkan dengan tanpa permasalahan yang ada. //ir

Oleh Yunisca Nurmalisa

Pembelajaran Berbasis Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

Buku ini berjudul ”Pembelajaran Berbasis Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (High Order Thinking Skill)”, yang memiliki makna bahwa metode pembelajaran dalam konteks pendidikan global diharapkan dapat mendukung tujuan pendidikan untuk meningkatkan: Keterampilan untuk Belajar (Learning Skill), Keterampilan untuk Hidup (Life Skill), dan Keterampilan Literasi. Tujuan pembelajaran dalam mendukung peningkatan ”Keterampilan untuk Belajar (learning skill)”, maka diperlukan model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi atau High Order Thinking Skill (HOTS).Pembelajaran Berbasis Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (High Order Thinking Skill) merupakan model pembelajaran yang dapat mendukung peningkatan kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah (problem solving), kemampuan berpikir kritis (critical thinking), dan kemampuan berpikir kreatif (creative thinking). Unsur keterampilan yang bisa terbentuk melalui Pembelajaran Berbasis Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (High Order Thinking Skill) adalah Keterampilan Berpikir Kritis (Critical Thinking Skills) dan Keterampilan Komunikasi (Communication Skill). //ir

Oleh Tambunan, Toman Sony

Sejarah Komunitas Sumbawa di Pulau Lombok Telaah Perspektif Ilmu Bahasa Edisi 2

Di tengah kehidupan yang serba modern seperti sekarang ini, kajian kesejarahan baik yang menyangkut tentang penelusuran keasalan, faktor penyebab terjadinya migrasi, dan hal lain yang berkaitan dengan sejarah suatu masyarakat sangat sulit dilakukan karena harus ditopang dengan bukti-bukti empirik yang jelas. Hasil pengalaman lapangan pada komunitas Sumbawa di Pulau Lombok tidak ditemukan cukup bukti yang bersifat material nonkebahasaan yang menunjukkan cirinya sebagai sosok etnis Sumbawa. Dalam kondisi seperti ini, bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam penelurusan sejarah (asal usul) suatu masyarakat. Model pembuktian sejarah dalam buku ini bukanlah yang pertama dikembangkan dalam studi linguistik berkaitan dengan penelurusan sejarah, tetapi dalam beberapa hal buku ini menunjukkan beberapa kebaruan. Pertama, menyajikan data sejarah, sosial-budaya, dan linguistik yang saling menopang satu sama lain dalam penelusuran sejarah. Kedua, buku ini menampakkan kegiatan ilmiah yang lebih rinci dan sistematis dalam memberikan pembuktian historis yang tidak bersifat linguistis an sich; Ketiga, mengisi kerumpangan yang lebih ilmiah terhadap perbedaan/perdebatan pandangan para ahli sejarah tentang sejarah suatu komunitas yang sulit dipecahkan secara internal dalam ilmu sejarah. Adapun keempat, pemerkaya wawasan para sejarawan, pemerhati, dan mahasiswa sejarah tentang ihwal telaah sejarah suatu masyarakat atau bangsa di satu sisi, dan di sisi yang lain bagi linguis, mahasiwa, dan pemerhati bahasa memberikan pemahaman ihwal pemanfaatan data-data nonkebahasaan (berupa informasi sejarah dan kondisi sosial-budaya) untuk menopang bukti kebahasaan guna menjelaskan sejarah suatu komunitas atau bangsa. //ir

Oleh Burhanuddin

Berita Terbaru