Di tengah kehidupan yang serba modern seperti
sekarang ini, kajian kesejarahan baik yang menyangkut tentang penelusuran
keasalan, faktor penyebab terjadinya migrasi, dan hal lain yang berkaitan
dengan sejarah suatu masyarakat sangat sulit dilakukan karena harus ditopang
dengan bukti-bukti empirik yang jelas. Hasil pengalaman lapangan pada komunitas
Sumbawa di Pulau Lombok tidak ditemukan cukup bukti yang bersifat material
nonkebahasaan yang menunjukkan cirinya sebagai sosok etnis Sumbawa. Dalam
kondisi seperti ini, bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam
penelurusan sejarah (asal usul) suatu masyarakat. Model pembuktian sejarah
dalam buku ini bukanlah yang pertama dikembangkan dalam studi linguistik
berkaitan dengan penelurusan sejarah, tetapi dalam beberapa hal buku ini
menunjukkan beberapa kebaruan. Pertama, menyajikan data sejarah, sosial-budaya,
dan linguistik yang saling menopang satu sama lain dalam penelusuran sejarah.
Kedua, buku ini menampakkan kegiatan ilmiah yang lebih rinci dan sistematis
dalam memberikan pembuktian historis yang tidak bersifat linguistis an sich;
Ketiga, mengisi kerumpangan yang lebih ilmiah terhadap perbedaan/perdebatan
pandangan para ahli sejarah tentang sejarah suatu komunitas yang sulit
dipecahkan secara internal dalam ilmu sejarah. Adapun keempat, pemerkaya
wawasan para sejarawan, pemerhati, dan mahasiswa sejarah tentang ihwal telaah
sejarah suatu masyarakat atau bangsa di satu sisi, dan di sisi yang lain bagi
linguis, mahasiwa, dan pemerhati bahasa memberikan pemahaman ihwal pemanfaatan
data-data nonkebahasaan (berupa informasi sejarah dan kondisi sosial-budaya)
untuk menopang bukti kebahasaan guna menjelaskan sejarah suatu komunitas atau
bangsa. //ir
Oleh Burhanuddin