Buku

Sejarah Organisasi Perempuan Indonesia (1928-1998)

Buku ini tidak saja menarasikan dinamika organisasi dalam berbagai periode yang berbeda, tetapi juga tema-tema penting yang dialami perempuan melalui organisasi sejak diselenggarakannya Kongres Perempuan Pertama hingga berakhirnya Orde Baru. Sehingga, melalui dinamika organisasi tersebut dapat dicermati mengapa pendidikan dan media memiliki arti penting bagi perempuan di dalam periode kolonial dan mengapa pula Hari Ibu, Ibu Negara, Undang-Undang Perkawinan menjadi sangat berarti bagi perempuan dalam periode yang lain. Untuk menarasikan sejarah organisasi perempuan, buku ini terbagi ke dalam beberapa tema penting. Dimulai dari hadirnya kelas sosial baru di perkotaan pada awal abad kedua puluh sebagai hasil dari pendidikan formal hingga terinstitusionalisasinya sebuah organisasi. Dilanjutkan dengan transformasi organisasi, baik secara sosial maupun politik yang pada akhirnya menimbulkan sebuah kontestasi organisasi dan menginspirasi hadirnya pendefinisian ulang organisasi pada akhir perode Orde Baru. //ir

Oleh Mutiah Amini

Manusia-manusia dan Peradaban Indonesia

Mesin waktu senantiasa menghadirkan keberlanjutan masa lampau-masa sekarang-masa datang. Paparan yang disajikan akan lebih dulu mengajak pembaca berkelana ke masa silam Nusantara untuk memahami siapa manusia-manusia dan peradaban Indonesia sekarang. Melalui pemahaman itu pula maka bangsa ini akan memiliki fondasi keindonesiaan yang kuat ke depan hingga tetap kokoh oleh berbagai ancaman yang ingin merubahnya. Indonesia sebagai kawasan tropis dengan keletakan geografi yang strategis bagi persilangan manusia, identik dengan alam yang subur dan sumber daya yang melimpah. Anugerah yang maha besar ini telah menjadikannya kaya manusia dan kaya peradaban. Waktu pun telah mencatat bahwa manusia-manusia penghuninya tak henti-hentinya menciptakan karya dengan kearifan yang membungkusnya, baik sebagai hasil proses adaptasi maupun sebagai hasil interaksi terhadap lingkungan dan pengaruh luar. Kesemuanya merupakan nilai-nilai luhur kehidupan dan kemanusiaan yang membentuk peradaban yang berkeindonesiaan. Nilai-nilai itulah yang semestinya menjadi fondasi kebangsaan, dan melalui pengayaan oleh budaya luar yang kompatibel akan menghantarkan Indonesia pada sebuah bangsa yang besar, bermartabat, dan berkepribadian yang kuat di tengah bangsa dan peradaban dunia. //ir

Oleh Simanjuntak, Truman

Perempuan dan Literasi Digital : Antara Problem, Hambatan, dan Arah Pemberdayaan

Buku ini memberikan gambaran tentang perempuan yang kurang mendapatkan manfaat dari teknologi yang berkembang. Kesenjangan digital yang dialaminya telah menyebabkan perempuan terbelakang dalam berbagai aspek kehidupan dibandingkan dengan laki-laki. Faktor eksternal yang berasal dari lingkungan dan faktor internal yang berasal dari dalam diri perempuan membatasi perempuan dalam mengakses dan memanfaatkan teknologi. Dalam mengentaskan kesenjangan digital yang dialami perempuan, para penulis buku ini memandang penting literasi digital. Literasi ini tidak hanya bersentuhan dengan keterampilan teknis dalam mengakses media digital, namun juga berkaitan dengan kompetensi kritis dalam mengevaluasi konten. Dalam mendiskusikan literasi digital, para penulis menunjukkan integrasi antara literasi digital dengan bentuk-bentuk literasi yang lain. "Literasi-substansi" yang berkaitan dengan pengetahuan tentang feminisme, pemasaran dan periklanan, finansial, dan sebagainya, dipercaya meningkatkan kemampuan perempuan dalam menggunakan teknologi digital, juga meningkatkan kapasitas perempuan dalam menavigasi teknologi. //ir

Oleh Rahayu, dkk

Komposisi Dan Variasi Type Of Shot Dalam Dokumenter Televisi “Sisi Lain” Edisi “Candu Jagat K-Pop”

Pada tahun 2020, Twitter mencatat, Indonesia menjadi negara nomor satu yang paling banyak membuat cuitan tentang K–Pop. Penggemar K–Pop atau K–Popers seolah menjadi raja di setiap topik–topik trending pada platform digital. Semakin banyaknya orang yang menyukai K–Pop, maka semakin banyak pula karateristik yang dapat dijumpai pada kelompok pencinta Korean Music Pop ini. Termasuk para K–Popers yang terlihat sering membuat dan mengunggah konten yang berbau seksual. Dari topik ini, penulis dan tim memutuskan untuk merangkum semua informasi di atas dalam program dokumenter televisi. Penulis sebagai pengarah acara memilih untuk memperhatikan komposisi gambar dan variasi type of shot di setiap visual, entah itu footage, animasi maupun grafis yang digunakan dalam dokumenter ini. Komposisi yang merupakan teknik peletakan objek dalam bingkai gambar, mempunyai banyak unsur. Penulis memfokuskan dalam menggunakan Rule of Thirds, Balancing, dan Negative Space serta Arah Hadap. Sedangkan type of shot yang penulis gunakan, yakni Long Shot hingga Big Close Up. Unsur visual komposisi dan variasi type of shot mempunyai pengaruh kuat pada emosi dan motivasi yang dituju oleh seorang pengarah acara, hal ini sejalan pula dengan tujuan dokumenter. Dengan menyajikan visualisasi yang apik, dinamis, dan sesuai dengan informasi, program ini diharapkan mampu membangun kesadaran diri setiap penonton dan bersikap atas perilaku–perilaku yang mengarah ke pelecehan seksual yang saat ini juga bisa terjadi secara online.//yn

Oleh Dinda Sandi Y.

Pendekatan Deskriptif Penulisan Naskah Dokumenter Televisi Jejak Realita Edisi “Suara Dan Asa: Egrang Dan Generasi Bangsa”

Karya dokumenter Jejak Realita mengangkat topik sosial budaya mengenai sosok inspiratif yang memiliki kepedulian dalam melestarikan permainan tradisional yaitu egrang. Mbah Yudi merupakan warga Panembahan yang bekerja sebagai penjaga parkir di tempat ekspedisi dan membuka lapak egrang di Alun-alun Kidul. Perjuangan Mbah Yudi berawal dari perjalanannya menggunakan egrang menuju Jakarta dan Surabaya pada tahun 2015 dan 2016. Hal tersebut bertujuan untuk mengajak masyarakat melestarikan egrang yang mulai ditinggalkan. Dari penjelasan tersebut, penulis memutuskan untuk membuat dokumenter jenis potret. Dalam penciptaan karya produksi ini, penulis memilih profesi sebagai penulis naskah dengan menggunakan pendekatan deskriptif dalam penyampaian informasinya. Tujuan penulis membuat program dokumenter televisi Jejak Realita edisi “Suara dan Asa: Egrang dan Generasi Bangsa” menjadi tayangan yang menginspirasi generasi bangsa untuk tetap menjaga kelestarian permainan tradisional khususnya egrang yang perlahan mulai redup eksistensinya karena kemajuan teknologi. Untuk mencapai tujuan tersebut, penulis melakukan beberapa metode, yaitu observasi, wawancara, melihat referensi-referensi audio visual, teori-teori deskriptif, serta sesuai dengan SOP mulai dari pra produksi sampai pasca produksi, sehingga menghasilkan naskah yang memberi pesan secara ringan dan mudah dipahami oleh penonton dari berbagai kalangan maupun usia.//yn

Oleh Katarina Retri Yudita

Berita Terbaru