Pada tahun 2020, Twitter mencatat, Indonesia menjadi negara nomor satu yang paling banyak membuat cuitan tentang K–Pop. Penggemar K–Pop atau K–Popers seolah menjadi raja di setiap topik–topik trending pada platform digital. Semakin banyaknya orang yang menyukai K–Pop, maka semakin banyak pula karateristik yang dapat dijumpai pada kelompok pencinta Korean Music Pop ini. Termasuk para K–Popers yang terlihat sering membuat dan mengunggah konten yang berbau seksual. Dari topik ini, penulis dan tim memutuskan untuk merangkum semua informasi di atas dalam program dokumenter televisi. Penulis sebagai pengarah acara memilih untuk memperhatikan komposisi gambar dan variasi type of shot di setiap visual, entah itu footage, animasi maupun grafis yang digunakan dalam dokumenter ini. Komposisi yang merupakan teknik peletakan objek dalam bingkai gambar, mempunyai banyak unsur. Penulis memfokuskan dalam menggunakan Rule of Thirds, Balancing, dan Negative Space serta Arah Hadap. Sedangkan type of shot yang penulis gunakan, yakni Long Shot hingga Big Close Up. Unsur visual komposisi dan variasi type of shot mempunyai pengaruh kuat pada emosi dan motivasi yang dituju oleh seorang pengarah acara, hal ini sejalan pula dengan tujuan dokumenter. Dengan menyajikan visualisasi yang apik, dinamis, dan sesuai dengan informasi, program ini diharapkan mampu membangun kesadaran diri setiap penonton dan bersikap atas perilaku–perilaku yang mengarah ke pelecehan seksual yang saat ini juga bisa terjadi secara online.//yn
Oleh Dinda Sandi Y.