Perencanaan Framing dan Camera Angle pada Dokumenter Televisi "Krt Pujaningsih, Penjaga Tari Pusaka"
Indonesia
merupakan negara yang dikenal dengan seribu budaya dan seribu Bahasa. Salah
satunya tarian tradisional, ada banyak sekali tari tradisional yang merupakan
identitas asli dari sebuah daerah dan merupakan warisan para leluhur seperti tari pusaka milik Keraton Yogyakarta yakni Bedhaya Semang. Bedhaya Semang merupakan tari yang menepati hirarki
tertinggi di Keraton Yogyakarta sehingga disebut sebagai beksa pusaka(tari pusaka). Dibalik tari pusaka Bedhaya Semang terdapat
sosok Theresia Suharti yang berjuang untuk membedah dari bentuk manuskrip
menjadi sebuah tarian. Penulis sebagai sutradara mengembangkan ide yang
kemudian mengimplementasikan ide tersebut menjadi sebuah program dokumenter
“KRT Pujaningsih, Penjaga Tari Pusaka”, menceritakan sosok Theresia Suharti
yang berhasil membedah tarian pusaka Bedhaya
Semang serta menjadi penari senior
kebanggaan Keraton Yogyakarta. Mengusung tema dokumenter biografi dengan
pengemasan visual yang menerapkan framing dan camera angle. Konsep visual yang tersebut akan menerjemahkan ide pokok
dokumenter yang menggunakan cerita dan ide orisinil, pemanfaatan statement sebagai penguat cerita, serta karakteristik nuansa seni budaya Jawa.
Strategi visual tersebut diharapkan bisa menyajikan
dokumentertelevisi dengan rangkaian
gambar yang baik serta memperkaya pengetahuan kebudayaan bagi pemirsa.//ir
Tidak tersedia versi lain