Buku

Dinamisasi Visual dalam Editing Program Magazine Show Televisi "Picnic Holic"

Dalam pengemasan visual sebuah program televisi, terdapat berbagai macam teknik editing yang diterapkan, salah satunya yaitu dinamisasi visual. Dengan dinamisasi visual, akan tercipta penyesuaian antara konsep editing dan konsep program acara yang dapat menggambarkan proses dinamis. Apabila unsur dinamisasi tersebut tidak diterapkan pada program Magazine Show ini, maka dapat menyebabkan terjadinya ketidakselarasan antar shot atau sering disebut dengan jumping. Tugas akhir penciptaan karya produksi Magazine Show televisi “Picnic Holic” ini dibuat dengan tujuan menerapkan dinamisasi visual melalui proses editing dengan menerapkan tiga teknik editing, yaitu cutting by narration, color grading, dan motion graphic. Teknik cutting by narration merupakan sebuah teknik perpindahan gambar yang didasarkan pada narasi yang dibacakan oleh narator. Teknik color grading diterapkan dengan tujuan untuk mengubah nada visual dari video agar memiliki kesinambungan warna antar shot. Sedangkan motion graphic merupakan salah satu elemen desain yang memberi kesan karya yang dinamis. Hasil dari dinamisasi visual ini terletak pada tiga sequence dalam program Magazine Show televisi “Picnic Holic”. Penerapan Teknik cutting by narration, color grading, dan motion graphic berhasil menampilkan visual yang dinamis, variatif, dan tanpa mengurangi informasi yang disampaikan. //ir

Oleh Katon Prayogi

Penerapan Teknik Motion Graphic pada Program Indept Reporting "EKSPOS"

Pada produksi karya audio visual terutama indepth reporting kerap kali mengalami kebuntuan karena kurangnya bahan tayangan. Hal tersebut diperparah dengan penggunaan sumber gambar berulang ataupun pembatalan penayangan. Oleh sebab itu, permasalahan tersebut penulis angkat ke dalam tayangan audio visual dengan format indepth reporting serta menggunakan metode motion graphic sebagai sarana penyelesaian. Dalam proses produksi, penulis berperan sebagai editor grafis yang bertanggung jawab untuk mengerjakan motion graphic sebagai pendukung hasil rekaman kamera. Motion graphics merupakan grafis yang menggunakan rekaman video atau teknologi animasi untuk menciptakan ilusi gerak atau rotasi. Metode ini memiliki keunggulan di mana penerapannya memiliki kemungkinan tak terbatas. Beberapa teknik motion graphic yang penulis terapkan yakni teknik 3D layer dan masking. Kedua teknik ini memiliki fleksibilitas dalam penerapannya, sehingga dapat berasimilasi pada kondisi apa saja. Teknik 3D layer dapat menciptakan kedalam bidang pada sebuah objek sehingga objek tersebut dapat di animasikan dengan lebih banyak opsi pergerakan. Teknik ini dapat memudahkan dalam proses animasi objek dengan ukuran besar. Teknik masking yaitu teknik untuk menutupi objek dengan objek lain, namun, objek yang menutupi terlihat transparan sehingga fungsinya lebih seperti memberikan bingkat pada objek yang ditutupi. Teknik ini dapat memudahkan dalam seleksi objek yang ingin di visualkan. Berdasarkan hasil analisa yang dipaparkan, penerapan teknik motion graphic 3D layer dan masking pada indepth reporting “EKSPOS” berhasil memberikan manfaat dan mendukung tayangan, di antaranya untuk menciptakan grafis teks, peta, infografis yang membantu menjelaskan informasi yang disampaikan. Selain itu, penerapan teknik motion graphic masking kompatibel untuk diterapkan dengan teknik 3D layer hingga mampu memberikan dukungann selama proses produksi motion graphic. //ir

Oleh Syafri Andika Luhung

Penerapan Color Grading pada Program Dokumenter "Telusur Indonesia : Domba Batur"

Color grading merupakan aspek penting yang harus diterapkan untuk mengubah visual tone sebuah karya. Tujuan dari penerapan teknik color grading pada editing adalah untuk menciptakan kedinamisan warna antar gambar dan juga mengatur suasana yang sesuai dengan alur, tema dan isi dari karya tersebut. Metode yang dilakukan untuk menciptakan color grading yang baik adalah dengan menerapkan teknik Basic Correction, Hue Saturation Curve dan Color Wheel yang merupakan tools dari Adobe Premiere Pro CC 2018. Dengan diterapkannya ketiga teknik color grading dalam proses editing sebuah karya akan tercipta keselarasan warna pada gambar dan menciptakan tone serta mood yang sesuai dengan naskah, sehingga tercipta tayangan yang informatif dan juga menarik. //ir

Oleh Nabila Amalia Khumaida

Penerapan Kamera Angle dalam Produksi Karya Indepth Reporting "Ekspos" Mengeruk Emas Menimbun Cemas

Produksi karya indepth reporting berjudul “ekspos” mengeruk emas menimbun cemas merupakan suatu karya yang membahas mengenai Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) yang mana Pertambangan Emas Tanpa Izin ini menimbulkan dampak lingkungan dan sosial. Oleh karena itu penulis ingin mengangkat ke dalam suatu karya indepth reporting. Indepth reporting merupakan suatu laporan yang mendalam tentang suatu objek mengenai kepentingan khalayak dan layak diketahui umum. Dalam produksi karya indepth repoting ini teknik kamera angle yang digunakan oleh penulis dalam karya indepth reporting ini menggunakan teknik kamera angle high angle, eye level, dan low angle. Teknik kamera angle high angle merupakan teknik kamera angle yang menggambarkan sudut pengambilan gambar dari ketinggian dari objek yang direkam. Motivasi sudut pengambilan ini, memperlihatkan lingkungan yang luas dari atas ketinggian. Pada teknik kamera angle high angle ini menggunakan drone untuk bisa memperlihatkan lingkungan yang luas dari atas ketinggian. Teknik kamera angle eye level merupakan teknik kamera angle yang sudut pengambilan gambarnya yang normal, Posisi kamera sejajar dengan objek dan menunjukkan terlihat wajar dan apa adanya. Teknik kamera angle low angle merupakan teknik kamera angle yang kameranya ditempatkan lebih rendah dari objek atau orang. Hasil gambarnya menunjukkan lebih tinggi, kuat, dominan. Tujuan dalam pembuatan karya indepth reporting ini adalah untuk menciptakan sesuatu yang informatif dan menerapkan berbagai sudut pandang kamera (kamera angle) seperti teknik kamera angle high angle, eye level, dan low angle. Melalui proses produksi tugas akhir pembuatan karya indepth reporting ini penulis dapat menambah wawasan dan pengalaman lebih, terutama dalam hal pengambilan suatu gambar dari hal - hal yang tidak terduga ataupun harus adanya improvisasi dalam setiap produksi yang berlangsung, serta mendapat pengalaman pembuatan suatu karya produksi yang sedikit sensitif. Dalam produksi indepth reporting ini dibuat harapannya dapat memberikan manfaat kepada pembaca. //ir

Oleh Yosi Cahyaningtyas

Penerapan Natural Lighting dan Motivated Lighting pada Program Feature Televisi "Youth-Special School Headmaster"

Peranan pencahayaan sangatlah penting, karena dapat membantu menggambarkan sebuah feel dan atmosfer yang ada di dalam sebuah produksi video. Namun sering mendapat kendala baik dari keterbatasan alat, lokasi produksi, keterbatasan sumber listrik, dan personil kru. Keterbatasan tersebut tidak menjadikan sebuah halangan, namun menjadikan sebuah tantangan pada produksi program feature televisi “youth – special school headmaster”. Ide dan tujuan yang digunakan pada program feature televisi “youth – special school headmaster” ini memanfaatkan natural lighting dan motivated lighting yang dapat memberikan hasil pencahayaan yang baik dengan menggunakan alat yang terbatas, dan mendapatkan dimensi serta menciptakan suasana yang tepat. Program feature televisi “youth-Special School Headmaster” bertujuan menciptakan karya program yang memiliki pencahayaan yang baik sehingga setiap scene tercipta suasana dan dimensi yang baik dengan menerapkan natural lighting dan motivated lighting. Sebagai seorang penata cahaya dapat menciptakan suatu dimensi terhadap objek yang terkena cahaya. Pencahayaan yang digunakan pada saat produksi karya ini menggunakan teknik three point of lighting dengan menerapkan pencahayaan natural lighting dan motivated lighting. Three point of lighting terdiri dari key lighting, fill lighting, dan back lighting cahaya yang dihasilkan dapat memberikan kesan three-dimensional, sehingga objek memiliki kesan dimensi dan suasana yang dihasilkan dari objek yang terkena cahaya. Melalui produksi tugas akhir pembuatan karya program feature ini dat menambah wawasan lebih terutama dalam penataan cahaya dari hal-hal yang tidak terduga. Dalam produksi program feature ini harapannya dapat memberikan manfaat dan motiovasi kepada penonton. //ir

Oleh Nevita Putri Pradikba

Berita Terbaru