Buku

Variasi Shot dalam Penyutradaraan Magazine Show Televisi "Funcation" Episode "The Interesting Side of Gunungkidul"

Penciptaan karya ini bertujuan untuk memproduksi program dengan sutradara menerapakan variasi shot yang menarik untuk menghasilkan program yang bisa membuat penonton betah dengan visual dan mendapatkan pengalaman yang baru. Program ini berjudul FUNCATION, episode The Interesting Side of Gunungkidul, bertema wisata dan membahas berbagai destinasi wisata di Kabupaten Gunungkidul, berdurasi 24 menit, segmentasi penonton berusia 17-35 dan SES B. Program ini memiliki acuan program serupa yaitu My Trip My Adventure, Weekend List, dan Ragam Indonesia. Program ini telah selesai diproduksi melalui tahapan produksi dari pra hingga pasca produksi. Penulis sebagai sutradara melakukan pendekatan dengan menerapkan type shot, camera movement dan camera angle dalam pengambilan gambar untuk mendukung variasi shot pada produksi program magazine show Funcation Variasi Shot merupakan berbagai tindakan untuk menghasilkan gambar yang disusun sehingga menjadi satu kesatuan dan membentuk sebuah makna agar bisa menciptakan gambar yang menarik dan indah untuk dinikmati. //ir

Oleh Risma Vallen Gammatius

Komposisi Visual dalam Penyutradaraan dalam Program Dokumenter Televisi Ragam Rupa Episode Wanita Pemaes

Seperti yang kita ketahui bahwa paes merupakan budaya yang ada dijawa khususnya diYogyakarta. Pengangkatan paes sebagai tema utama dalam karya dokumenter ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada penonton tentang paes yang ada diYogyakarta khusunya. Ibu Siti yang menjadi narasumber utama dalam dokumenter ini merupakan seorang pemaes senior yang sudah menekuni dunia paes sejak lama. Selain masih membuka salon dirumahnya dan menerima make up paes untuk pernikahan, Ibu Siti juga dipercaya oleh keluarga Bupati Sleman untuk menjadi perias keluarga dari Bupati Sleman. Banyaknya penghargaan dan kejuaraan yang telah ia ikuti semakin meyakinkan bahwa Ibu siti bukanlah pemaes sembarangan. Ia juga aktif dalam komunitas HARPI (Himpunan Ahli Rias Pengantin Indonesia) yang ada diSleman, dalam komunitas itu Ibu Siti juga memegang jabatan yang tidak sembarangan, ia adalah bendahara umum pada komunitas HARPI. Tanpa mengesampingkan profesinya sebagai pemaes Ibu Siti juga manusia biasa yang memiliki keluarga bahagia, pada kehidupan sehari-harinya ia adalah istri, ibu, dan juga seorang nenek. Dalam program dokumenter ini menekankan pada komposisi visual yang ada didalamnya untuk menunjang informasi yang diberikan oleh narasumber agar informasi dapat lebih mudah diterima oleh penonton. Komposisi visual yang dimaksud terdapat camera movemet, type shot, dan camera angles didalamnya. //ir

Oleh Naufal Prasida Purwanto

Penulisan Naskah Drama Fantasi Televisi "Queen of Bad Luck"

Program drama berjudul “Queen of Bad Luck” mempunyai tujuan untuk menghibur masyarakat dengan cerita yang fresh dan latar modern sesuai dengan era saat ini. Seorang penulis naskah melalui beberapa tahapan dalam penulisan alur cerita drama. Pertama adalah menentukan ide, kemudian membuat presmis, sinopsis, treatment dan diakhiri dengan pembuatan fullscript atau skenario. Salah satu teknik yang penulis gunakan untuk menyusun alur adalah dengan menggunakan metode “Three Act Rules” yang membagi cerita menjadi 3 babak utama, yaitu pembukaan, pengembangan, dan penutupan. Fantasi merupakan salah satu genre drama dan film yang populer. Genre ini menceritakan hal ghaib diluar akal pikiran manusia. Fantasi dapat berupa kekuatan sihir, dunia lain ataupun hal supranatural. Drama “Queen of Bad Luck” menceritakan seorang wanita yang mengalami kesialan secara beruntun dan dihantui dengan sosok pria misterius yang sering muncul pada mimpinya. Identitas sosok misterius tersebut terungkap seiring dengan selesainya konflik yang dialami sang wanita. Penonton akan dibawa menuju dunia lain melalui mimpimimpi yang dialami oleh tokoh utama. Serangkaian kejadian akan terungkap pada akhir cerita. Melalui drama tersebut, penonton dapat memetik pesan yang bijak sekaligus terhibur dengan cerita yang ringan. //ir

Oleh Auvitania Deva Adline

Pendekatan Kronologi pada Naskah Dokumenter Televisi "Ragam Rupa" Episode "Wanita Pemaes"

Produksi karya yang berbentuk dokumenter televisi “Ragam Rupa Episode Wanita Pemaes” membahas tentang satu sosok wanita pelaku seni tata rias tradisional paes ageng yang tangguh yaitu Ibu Siti Indrati dari Kampung kecil di pinggiran kota sleman yaitu Kampung Cabakan, Sumberadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta. Penulis mengambil pendekatan kronologis pada naskah program dokumenter “Ragam Rupa Episode Wanita Pemaes” dari hasil wawancara yang dilakukan. Penggambaran cerita kehidupan seharihari dari subjek mengisi dokumenter ini dari awal sampai akhir dengan berfokus terhadap pengalaman-pengalaman yang subjek lalui. Tujuan produksi karya ini adalah untuk memproduksi naskah program dokumenter televisi “Ragam Rupa Episode Wanita Pemaes” dengan menggunakan pendekatan kronologi agar penonton turut merasakan alur yang jelas dan mudah diterima oleh penonton. Jenis produksi karya ini adalah deskriptif kualitatif sehingga data yangdiperoleh dari hasil observasi, dan wawancara. Proses penulisan naskah diproduksi melalui empat tahapan, yaitu tahap perencanaan, tahap prapenulisan, tahap pelaksanaan penulisan, dan tahap evaluasi dan penulisan kembali. Analisis naskah dilakukan dengan dasar teori metode pendekatan kronologis, yakni, dari pembukaan, body/uraian, dan penutup. Berdasarkan hasil analisis, penulisan pada dokumenter ini terbangun berkat hasil wawancara dari subjek dan visual yang menguatkan statement subjek, sehingga penonton banyak mendapat inspirasi, kekaguman, dan pelajaran dari ketangguhan subjek. //ir

Oleh Robby Yudistira

Strategi Penempatan Suspence dan Curiosity dalam Penulisan Naskah Program Feature Televisi "Iftar" Episode "Santri Rehabilitasi"

Tujuan penciptaan karya ini adalah memproduksi program feature televisi yang membahas tentang rehabilitasi pengguna narkoba melalui metode islami. Tidak hanya berdasarkan metode medis, saat ini, rehabilitasi pada penyalahguna narkoba dapat dilakukan dengan menggunakan metode islami yang dilakukan di dalam pondok pesantren. Santri rehabilitasi harus mengikuti serangkaian tahapan, yakni Ruqyah, Takhassus, Riyadhoh, dan lainnya. Berdasarkan informasi yang diperoleh melalui kajian pustaka dan observasi, seiring dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat akan informasi, banyak bermunculan program-program televisi yang menarik dan bermutu. Salah satu format program yang menjadi andalan adalah feature, karena memiliki ciri khas, yakni keberagaman sub format di dalamnya. Setiap produksi program televisi membutuhkan penulis naskah sebagai penerjemah ide dan gagasan serta mengolah data dan materi menjadi sebuah naskah yang digunakan sebagai pedoman kerja. Program feature televisi “IFTAR” Episode “Santri Rehabilitasi” menyuguhkan informasi menarik mengenai proses rehabilitasi narkoba dengan metode islami. Naskah ditulis dengan menerapkan dua dari empat unsur dramatik, yakni suspence dan curiosity sebagai strategi dalam menyampaikan informasi dan pesan kepada penonton dengan melibatkan penonton itu sendiri. Program IFTAR terbagi menjadi empat sequence yang berisi tentang dampak penyelahgunaan narkoba hingga larangan menggunakan narkoba dalam Al-Qur’an dan Hadits. Naskah program feature televisi ini telah diselesaikan melalui tahapan perencanaan, pra produksi, produksi, dan pasca produksi. //ir

Oleh Saras Choirunnisa

Berita Terbaru