Text
Komunikasi Pemasaran Terpadu dalam Industri Pariwisata
Industri Pariwisata saat ini merupakan salah satu industri yang mampu tumbuh dan berkembang dengan pesat, bahkan tatkala kondisi ekonomi dan pertumbuhan industri lain sedang sulit, industri pariwisata mampu tumbuh dan berkembang. Kontribusi industri pariwisata nampak melalui produk domestik bruto (PDB) sebesar 15%; kontibusi terhadap devisa negara mencapai Rp. 280 triliun, kontribusi melalui 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara serta 275 juta perjalanan wisatawan nusantara; bahkan diprediksi mampu menyerap 13 juta tenaga kerja pada 2019. Hal tersebut menggambarkan bahwa kontribusi dan pertumbuhan industri pariwisata tidak hanya dinikmati oleh pebisnis besar, namun juga sektor usaha kecil dan menengah, bahkan sektor tenaga kerja musiman. Pemerintah menetapkan pariwisata sebagai sektor unggulan dengan dukungan anggaran yang terus meningkat, bahkan branding "Wonderful Indonesia" bergaung di berbagai forum formal maupun informal mancanegara, bahkan di berbagai kegiatan MICE dunia. Lebih spesifik lagi, bahkan pemerintah melalui Kementerian Pariwisata telah merilis sepuluh destinasi branding untuk 10 destinasi wisata unggulan di Indonesia. Kesepuluh destinasi tersebut antara lain adalah Bandung, Bali, Jakarta, Kepri, Joglosemar (Jogja-Solo-Semarang), Coral Wonders (Wakatobi-Bunaken-Raja Ampat), Medan, Makassar, Lombok, dan Banyuwangi. Nama-nama brand yang diluncurkan antara lain: Colorful Medan, Wponderful Riau Island, Enjoy Jakarta, Stunning Bandung, Java Cultural Wonders, Majestic Banyuwangi, Bali the Island of Gods, Friendly Lombok, Explore Makassar, serta Coral Wonders untuk Bunaken, Wakatobi, dan Raja Ampat. Seiring dengan kondisi tersebut, dunia akademik ditantang untuk melahirkan berbagai macam konsep, teori, bahkan implementasi keilmuan dalam rangka berkontribusi bagi peningkatan kualitas kepariwisataan di Indonesia. salah satu bidang keilmuan yang berkembang adalah komunikasi pemasaran terpadu dalam industri pariwisata.
Tidak tersedia versi lain