Penelitian ini membahas mengenai Semiotika pada Instagram Gejayan Memanggil dalam konten "Seruan Aksi Damai". Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui makna semiotika dengan mendeskripsikan pemaknaan denotasi, konotasi, dan mitos pada akun instagram Gejayan Memanggil dalam konten "Seruan Akdi Damai". Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode analisis data menggunakan analisis semiotika Roland Barthes. Hasil penelitian semiotika ini menunjukkan makna tanda denotasi, konotasi dan mitos pada Instagram Gejayan Memanggil konten Seruan Aksi Damai dengan menganalisis dari segi tipografi dan warna. Makna denotasi pada instagram Gejayan Memanggil pada konten "Seruan Aksi Damai" menjelaskan mengenai konsep undangan terbuka untuk ditujukan kepada publik khususnya mahasiswa. Pada gambar yang bertuliskan "Mosi Tidak Percaya" merupakan sebuah makna sebuah penolakan atau ketidakpercayaan rakyat terhadap pemerintahan dan negara. Undangan terbuka selanjutnya dijelaskan pada gambar yang bertuliskan "Kosongkan kelas-kelas turun ke jalan kita bertemu di Gejalan" Kemudian pemaknaan konotasi menjelaskan bahwa adanya ketidakseriusan pemerintah dan terus memojokkan rakyat. Sehingga muncul ketidakpercayaan rakyat yang akan disuarakan melalui aksi demonstrasi yang disebut dengan "Seruan Aksi Damai". Kemudian mitos yang dapat disimpulkan adalah penggunaan dominasi warna hitam dan putih, warna tersebut melambangkan sebuah kesedihan, belasungkawa, misteri, kegelapan dan kesucian. Sebuah wujud kesedihan rakyat terhadap ketidakseriusan pemerintah sehingga rakyat mengutarakan rasa belasungkawa terhadap negara yang dianggap sedang tidak baik-baik saja. Selain itu terdapat warna merah tersebut melambangkan sebuah semangat rakyat yang berapi-api untuk menyuarakan dan membela keadilan.//yn

Tidak tersedia versi lain

Tidak Ada Data