Dari
segi konten yang diceritakan pada karya ini sangat menarik karena berisikan
tentang bagaimana jejak tari lengger di kota Wonosobo. Penempatan kamera yang
kurang baik membuat hasil gambar / obyek visual tidak masuk kedalam frame
dengan maksimal dalam sebuah karya dokumenter Jejak Tari Tengger, berbeda
dengan sebuah Dokumenter televisi “Sang Pengrajin Drumband” yang membahas
tentang pembuatan sebuah program dokumenter yaitu ada 3 proses tahapan focus
untuk di bidang perakitan alat musik, painting, hingga finishing dan packing.
Penulis menggunakan metode teknik Simple shot, Complex shot, Developing shot.
Setelah rangkaian produksi, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan variasi
shot dapat menghasilkan gambar yang bervariasi sehingga meminimalisir pengulangan
shot yang dapat membuat penonton jenuh dalam menonton. Variasi shot tersebut
dapat untuk menyampaikan aspek Information, menonjolkan komposisi, dan efektif
dapat digunakan untuk mendapatkan camera angel yang bervariasi untuk memanjakan
penonton untuk menikmati karya dokumenter. Penggunaan lensa sang penulis juga
fokus dengan lensa yang support dalam mendukung pembuatan sebuah karya akhir
ini, serta alat pendukung seperti, tripod, dan handheld stabilizer zhiyun crane
2 sangat mempengaruhi efektifitas dalam pengambilan gambar untuk menciptakan
shot yang di inginkan oleh penulis.//ir