Buku

Peran Technical Director pada Produksi Drama TV "Angpao"

Drama TV “Angpao” adalah sebuah program drama televisi yang menceritakan tentang seorang anak bernama Michael berumur 8 tahun keturunan cina yang sedang menghafalkan nama – nama saudaranya karena besok adalah hari Imlek dan banyak saudaranya yang datang ke rumahnya untuk merayakan hari Imlek. Namun karena masih banyaknya technical director yang belum menjalankan tugas dan tanggung jawab dengan baik, sehingga mempengaruhi kualitas audio visual dari hasil produksi. Tujuan penciptaan karya audio visual ini adalah untuk mewujudkan kualitas audio visual melalui peran seorang technical director yang menjalankan tugas dan tanggungjawab nya dengan baik, sebagai pengarah teknik baik itu gambar, suara dan cahaya, serta dapat menjadi jembatan penghubung bagi tim produksi dan tim teknik untuk mencapai kualitas audio visual yang diharapkan. Dengan acuan tersebut technical director dari segi manajemen teknik diwujudkan dengan menjalankan tugas dan tanggung jawab technical director untuk mewujudkan kualitas audio visual yang baik serta ditambah dengan menerapkan 6 unsur – unsur manajemen (6M) untuk melengkapinya. Dengan diterapkannya beberapa teknik tersebut, maka dapat dihasilkan sebuah karya audio visual dengan kualitas audio visual yang baik pada produksi drama TV. Dalam proses produksi sebaiknya seorang technical director memahami apa yang menjadi tanggung jawabnya, membangun komunikasi yang baik dengan sesama kru, membuat rancangan budgeting dengan matang, membuat backup plan, dan membangun mood kru agar ritme kinerjanya tetap terjaga sehingga dapat selesai sesuai target waktu yang ditentukan. Sehingga technical director mampu menjaga kualitas audio visual dalam produksi drama tv angpao sesuai dengan target pasar yang dituju yaitu kompetisi ACFFEST dan kompetisi – kompetisi film mendatang. //ir

Oleh Nanda Galih Wiranata

Penerapan Variasi Shot dalam Produksi Dokumenter "Knalpot Purbalingga Takkan Bungkam"

Hobi otomotif menjadi salah satu hobi yang digemari di Indonesia, modifikasi sepeda motor termasuk dalam komponen penghobi otomotif. Salah satu parts yang paling mudah untuk dimodifikasi adalah knalpot. Tujuan dari produksi karya ini adalah menciptakan sebuah program dokumenter yang dapat menerapkan variasi shot untuk mendukung kualitas program itu sendiri. Apabila suatu karya tidak menerapkan variasi shot, maka karya yang dihasilkan akan menjadi mononton, berdasarkan permasalahan tersebut, penata kamera melakukan penerapan teknik variasi shot pada karya dokumenter “Knalpot Purbalingga Takkan Bungkam”. Program yang telah di produksi berhasil menerapkan teknik variasi shot dengan teknik pengambilan gambar seperti teknik simple shot yang bertujuan untuk memberikan informasi dengan pemilihan komposisi yang tepat, complex shot adalah teknik pengambilan gambar dengan pergerakan panning dan tilting dengan tujuan memperjelas informasi, sedangkan developing shot adalah teknik pengambilan gambar dengan pergerakan tracking, crabbing, dan memberikan kesan dinamis pada gambar. Pengambilan gambar juga dibantu dengan peralatan pendukung seperti tripod, monopod dan stabilizer serta menggunakan beberapa jenis lensa. Penerapan teknik variasi shot dalam program dokumenter ini menciptakan visual yang dinamis dengan gambar yang beragam dari segi pengambilan gambar, size of shot, dan komposisi. Sehingga informasi dan alur cerita dapat tersampaikan secara utuh melalui visual yang dinamis dan penuh kreativitas. //ir

Oleh Risang Bimo Bagasworo

Penerapan Network Device Intervace dalam Produksi Siaran Langsung Audio Visual

Network Device Interface adalah solusi penyiar amatir sampai profesional untuk mendapatkan kualitas standar broadcast tanpa mengeluarkan biaya yang sangat tinggi. Mengurangi biaya capture card, audio interface, dan kamera akan membuat pekerja penyiaran lebih mendapatkan profit dan benefit daripada harus menginvestasikan uangnya untuk membeli alat-alat penyiaran radio dan televisi, kita tahu bahwa peralatan siaran radio dan televisi harganya sangat mahal. Dengan kemajuan teknologi saat ini, Perangkat seperti smartphone dapat menjadi kamera yang memenuhi standart untuk skala menengah kebawah, kemudian laptop pribadi dapat menjadi capture card yang dapat digunakan sewaktu-waktu. Tidak terbatas pada kualitas 1080p, tetapi dengan NDI dapat dimaksimalkan sampai kualitas 4K, jika bandwidth memadai. Diaplikasikannya sistem NDI, maka dapat membuat pekerja siaran radio dan televisi dapat membuat siarannya sendiri dengan kualitas tinggi. //ir

Oleh Saka Nur Alfiansyah

Penataan Suara dengan Konsep Diegetic Sound pada Program Feature Televisi "Poles"

Program feature televisi “Poles” ini merupakan sebuah karya yang membahas suatu topik tentang desain interior dan arsitektur yang penyampaiannya dikemas dengan interaktif. Informasi yang ingin disampaikan melalui karya tersebut direpresentasikan dengan penataan suara menggunakan konsep diegetic sound. Tata suara dalam karya ini merespons detail-detail elemen suara yang muncul secara alami (diegetic sound), kemudian menjadikannya sebagai unsur sinematik dalam karya yang menjadikan adanya dimensi suara dalam ruang. Metode yang digunakan penata suara untuk mencapai hasil penataan suara sesuai konsep diegetic sound adalah teknik miking, teknik recording, dan balancing audio. Pemilihan dan penempatan mikrofon disesuaikan agar mendapat hasil rekaman yang maksimal, lalu proses perekaman yang menggunakan mode multitrack sehingga akan mempermudah proses editing, kemudian editing dengan menerapkan beberapa elemen dari 6 elements of mixing. Dengan tercapainya penerapan teknik-teknik tersebut maka karya feature televisi “Poles” yang dihasilkan akan menjadi lebih variatif dan dapat menyampaikan nilai informasi dengan baik kepada penonton. //ir

Oleh Fauziah Assholihah

Penerapan Continuity Editing pada Drama Televisi "Debur"

“Debur” merupakan program Drama Televisi dimana program tersebut merupakan program dengan format hiburan yang diproduksi melalui kreatifitas dengan menyajikan cerita pertunjukan peran dengan melibatkan konflik juga emosi sebagai pranata sosial dan media komunikasi massa yang mempengaruhi cara pandang kemudian membentuk karakter pada penonton. Hal penting yang tidak bisa dipisahkan dari program ini adalah kontinuitas pada editing yang dapat menyokong kontinuitas lain di dalamnya. Untuk dapat menerapkan kontinuitas pada editing, dibutuhkan beberapa teknik di dalamnya antara lain Cutting by Narration yang digunakan untuk memberikan kesinambungan dialog atau cerita sesuai narasi yang telah ditentukan di naskah, Cutting by Rhythm yang diterapkan pada perpindahan gambar yang memiliki backsound atau soundrack yang mengiringi, dan Color Correction yang diterapkan untuk memperbaiki aspek warna pada gambar. Semuanya diterapkan dengan tujuan untuk menjaga kontinuitas sehingga informasi yang disampaikan dapat tersampaikan dengan baik kepada penonton. //ir

Oleh Naufal Thomy Utama

Berita Terbaru