Buku

Teknik Penataan Suara pada Program Dokumenter Televisi Kearifan Bumi Banyuwangi

Kearifan Bumi Banyuwangi merupakan sebuah program dokumenter televisi yang menghibur. Menyajikan petualangan seorang remaja yang menjelajahi nusantara. Tujuan utamanya untuk menghasilkan karya dokumenter televisi yang informatif, didukung dengan audio visual yang memenuhi standar penyiaran. Sebagai penata suara harus bertanggungjawab atas segala hal yang berhubungan dengan audio. Apabila tidak menerapkan teknik penataan suara yang baik dan benar, maka hasil akhir karya dokumenter terasa kurang nyaman untuk dinikmati. Materi audio yang terkandung di dalam karya ini terdiri dari wawancara, atmosfer, dan backsound musik,. Penata suara merencanakan konsep produksi audio setelah melakukan observasi, membaca buku literatur, dan pendekatan pada karya lain yang serupa. Konsep produksi audio yang digunakan berupa penerapan teknik audio, yaitu teknik balancing, teknik dry recording, dan teknik mixing. Teknik balancing mencangkup meyeimbangkan suara, teknik dry recording me,njelaskan bagaimana penata suara melakukan setting alat untuk mendapatkan rekaman kering yang baik, dan teknik mixing untuk menghasilkan paket audio pada karya dokumenter yang balance dan nyaman didengar. Perekaman audio pada karya ini menggunakan alat perekam khusus audio yang terpisah dari kamera, yaitu Zoom H1N. Dengan berbagai fitur yang dimiliki Zoom H1N, membuat hasil rekaman audio terdengar lebih baik. Setelah mengaplikasikan teknik-teknik produksi tersebut, hasil akhir audio pada karya dokumenter “Kearifan Bumi Banyuwangi” sudah sesuai dengan rencana. //ir

Oleh Bima Agung Pratama

Komparasi Lensa Fix dan Zoom dalam Program Music Show : "Showchestra"

Music Show merupakan salah satu program hiburan yang ditayangkan televisi, salah satu jenis musik yang ditampilkan adalah Music Show Orkestra yang dibawakan oleh 30-100 pemain alat musik. Dalam penciptaan karya music show SHOWCHESTRA menampilkan Smada Light Orchestra dengan penyanyi Monita Tahalea dan Richard Simanjuntak. Dalam karya Music Show ini penata kamera membandingkan penggunaan lensa fix dan zoom agar mengetahui perbedaan kedua jenis lensa dalam menghasilkan sebuah gambar. Metode yang lakukan untuk mendapatkan hasilnya yaitu dengan menerapkan teknik pengambilan gambar simple, complex, dan developing shot dan dibantu dengan peralatan pendukung kamera. Penulis juga mengambil dasar teori dari beberapa sumber seperti buku grammar of the shot, Bikin Video dengan Kamera DSLR, Teknik Dasar Videografi. Analisis yang dilakukan adalah dengan cara melihat hasil gambar dari kedua jenis lensa yang digunakan. Penulis menggunakan lensa fix 50mm, lensa zoom wide 16- 35mm, lensa zoom tele 70-200mm, dan menggunakan lima kamera dengan sistem single camera dengan resolusi gambar 1920x1080 dengan frame rate 25fps dan aspec ratio 16:9. Dengan penggunaan teknik dan metode tersebut, maka dibuatlah karya produksi yang sesuai dengan judul sehingga penata kamera menciptakan gambar yang menarik dengan cara melihat hasil komparasi kedua jenis lensa yaitu lensa fix dan zoom dengan dibantu teknik pengambilan gambar simple, complex, dan developing shot serta peralatan pendukung kemera yang dapat membantu penata kamera dalam menghasilkan sebuah gambar yang menarik. //ir

Oleh Firas Naufal Priantama

Penerapan Variasi Shot dalam Program Feature "Saras on Trip"

Program feature televisi “Saras On Trip” merupakan program feature televisi yang membahas dua tempat wisata di Yogyakarta, yaitu Kaliadem dan Chingu Cafe. Tujuan dari program produksi ini adalah mampu menerapkan karya feature yang dapat memberikan variasi shot sehingga menghasilkan karya yang berkualitas yang menarik untuk dinikmati. Berdasarkan dari beberapa karya yang penulis amati masih terdapat karya video yang pengambilan gambar masih terdapat shaking dan pengambilan gambar yang kurang variatif sehingga menjadi kurang menarik dan bosan untuk dinikmati. Oleh karena itu dari referensi-referensi tersebut penata kamera berkonsentrasi pada penggunaan teknik simple shot, complex shot, dan developing shot untuk mendapatkan pergerakan dan gambar yang bervariasi. Metodenya yaitu menggunakan lensa wide 16-35mm untuk mengambil detail dari suatu gambar dan lensa fix 50mm untuk mengambil kedalaman gambar dari tiap shot. Penggunaan simple shot untuk memberikan aspek information, complex shot untuk memberikan aspek composition, dan developing shot diterapkan dengan pengambilan gambar yang bergerak seperti crabbing dan tracking berguna untuk mewujudkan camera angle. Selain itu alat pendukung seperti tripod dan stabilizer dapat mendukung efektifitas dalam menerapkan variasi shot dapat menjadikan program feature yang tidak monoton dan membosankan, dengan pergerakan yang dinamis dan gambar yang bervariasi, sehingga pesan dan informasi yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik. //ir

Oleh Gagas Gumilang

Penerapan Lensa Fix dan Lensa Wide pada Program Dokumenter Televisi "Gaman Pusaka"

Program dokumenter Gaman Pusaka merupakan sebuah program yang bertemakan pusaka sejarah yaitu keris. Program dokumenter ini di bagi menjadi beberapa topik diantaranya sejarah keris, perkembangan keris, dan makna serta pesan dari sebuah keris itu sendiri sehingga menghasilkan kesinambungan informasi. Berdasarkan hasil analisis kesinambungan informasi dapat diwujudkan dengan menggunakan variasi shot dan penggabungan teknik pengambilan gambar seperti camera angle, komposisi, camera movement serta peralatan pendukung lainnya yang diimplementasikan kedalam setiap sequence yang terdapat kombinasi penerapan. Dalam dokumenter ini penerapan optimalisasi lensa fix dan lensa wide paling banyak digunakan pada sequence yang terdapat kombinasi penerapan variasi shot, komposisi dan camera angle. Sudut pengambilan gambar yang paling banyak digunakan adalah high angle yang bertujuan untuk menunjukkan  prosesi pembuatan keris tersebut secara detail. Pengoptimalisasian lensa fix dan wide dapat menghasilkan gambar bervariasi baik dari segi komposisi maupun developing shot sehingga menarik dan tidak membosankan bagi audience. //ir

Oleh Elrafiqa Bela Firdhaus

Teknik Penataan Kamera dalam Produksi Program Musik Televisi "Musicalist"

Musicalist merupakan progam musik televisi yang menghadirkan penampilan grup band dengan berbagai genre, dalam episode kali ini menghadirkan grup band LastBrick berasal dari Yogyakarta dengan genre blues. Progam Musicalist dikemas dengan tata properti minimalis namun tetap memperhatikan segi teknis. Dalam penyajiannya segi teknis berpengaruh untuk mewujudkan progam musik yang dapat memberikan hiburan serta informasi kepada penonton. Salah satu hal teknis yang sering terabaikan adalah penataan kamera, penata kamera perlu memperhatikan beberapa teknik pengambilan gambar berupa komposisi gambar, pemilihan beberapa lensa dan pemilihan peralatan penunjang kamera untuk mendapatkan gambar yang berkualitas, sehingga segala informasi dalam gambar dapat mudah tersampaikan kepada penonton. Untuk mewujudkan gambar yang berkualitas dalam produksi karya ini menerapkan teknik simple shot digunakan untuk menampilkan komposisi gambar secara keseluruhan sehingga memudahkan penonton untuk menerima informasi yang disajikan. Teknik complex shot digunakan untuk mengikuti pergerakan dari objek. Teknik developing shot digunakan untuk menciptakan dramatisasi visual melalui following shot, crabbing dan arching. Dengan diterapkannya teknik tipe shot yang digunakan pada progam musik televisi ini dapat disimpulkan bahwa penataan kamera dapat menciptakan shot yang bervariasi serta visual yang dinamis sehingga segala informasi dalam gambar mudah diterima oleh penonton. //ir

Oleh Galih Wisma Yulianto

Berita Terbaru