Dokumenter televisi “Mata Luka Sengkon Karta”
bercerita tentang sebuah kasus salah tangkap yang berjumlah 2 orang dan
perjuangannya dalam melawan ketidakadilan. Penata kamera mengambil cerita dan
judul ini karena belum adanya dokumentasi audio visual tentang cerita Sengkon
dan Karta. Maka dari itu penata kamera, mengambil judul ”Penerapan Variasi Shot
Dalam Program Dokumenter Mata Luka Sengkon Karta”. Tujuan dari penciptaan karya
dokumenter “ Mata Luka Sengkon Karta” adalah untuk menerapkan variasi shot
untuk menciptakan gambar yang bervariasi, menarik, dan informatif. Dalam
produksi program dokumenter ini akan menerapkan Teknik pengambilan gambar
simple shot merupakan teknik pengambilan gambar yang paling dasar dalam
sinematografi berupa pergerakan subjek tanpa pergerakan kamera, pergerakan
hanya pada lensa. Adapun objek yang direkam boleh bergerak atau diam. Complex
shot merupakan sebuah teknik pengambilan gambar yang tidak ada pergerakan lensa
kamera, ada pergerakan kamera, tidak ada pergerakan badan kamera, dan adanya
pergerakan dari objek. Selain pergerakan kamera, perubahan fokus, dan perubahan
focal length juga dapat diterapkan pada shot ini. Developing shot merupakan
sebuah teknik pengambilan gambar yang memperlihatkan seluruh pergerakan kamera
dari sebuah sudut pandang ke sudut pandang yang lain. Hal ini akan
memperlihatkan hubungan yang terdapat dalam gambar. Untuk mengikuti gambar
memerlukan penanganan kamera yang baik, karena hasilnya akan sangat efektif. Pergerakan
kamera yang berkesinambungan akan menjelaskan suatu scene. //ir
Oleh Morazi Zaki Baihaqi