Buku

Implementasi Critical Path Method dalam Produksi Feature Radio "Sudut Pandang" Episode "Mengenal Stunting"

Tingginya kasus stunting di Indonesia mendorong penulis untuk menciptakan sebuah karya produksi feature radio “Sudut Pandang” Episode “Mengenal Stunting” yang bertujuan untuk memberikan informasi dan edukasi mengenai stunting kepada masyarakat agar masyarakat dapat lebih waspada terhadap kasus stunting. Feature radio merupakan salah satu format program siaran yang membahas suatu topik berdasarkan fakta dan diungkap secara kritis dan mendalam dari beberapa sudut pandang berbeda. Pada produksi feature radio “Sudut Pandang” Episode “Mengenal Stunting” penulis mengimplementasikan metode Critical Path Method yang bertujuan untuk memetakan semua langkah yang perlu dilakukan agar dapat menyelesaikan dan mengidentifikasi kegiatan secara prioritas dan urutan kegiatan yang perlu diselesaikan terlebih dahulu atau dalam waktu yang bersamaan. Pada implementasinya, produser menetukan terlebih dahulu jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan prioritaas jalur pengerjaan secara kritis, dan menganalisa hubungan antara kebutuhan program serta sumber daya manusia yang digunakan dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan produksi. Hasil dari mengimplementasikan metode ini ialah berupa jadwal analisa jaringan kerja yang berhasil mengoptimalkan biaya total produksi melakui pengurangan atau percepatan waktu penyelesaian kegiatankegiatan produksi dalam penciptaan karya produksi feature radio “Sudut Pandang” Episode “Mengenal Stunting”. //ir

Oleh Renjani Eka Sulistiyawati

Pendalaman Karakter dalam Penyutradaraan Sandiwara Radio "Nyekar"

Skripsi penciptaan karya produksi pendalaman karakter dalam penyutradaraan sandiwara radio “Nyekar” bertujuan menciptakan sandiwara radio melalui kekuatan karakter dari tokoh-tokohnya. Sandiwara radio Nyekar menceritakan seorang gadis bersama kakanya merantau ke Jakarta dan terjebak karena pandemik Covid-19. Penulis sebagai sutradara membentuk pemain untuk mendalami karakternya, kekuatan karakter tokoh dibangun melalui tipe tipologi berdasarkan psikologinya. Selain tipologi karakter juga dibangun dengan melihat watak-watak tokoh cerita, seperti watak introvert perasa dan ekstrovert perasa. Karakter berdasar tipologi tersebut penulis bangun menggunakan teknik memberi isi (the technique of phrasing) yakni teknik menonjolkan pikiran dan perasaan, melalui kata, kelompok kata, atau kalimat yang diucapkan pemain. Melalui metode ini pendalaman karakter dapat tercermin dalam setiap dialog yang diucapkan pemain sehingga sandiwara radio Nyekar, dapat membangun imajinasi pendengar seolah masuk ke dalam cerita yang dibawakan dan ikut merasakan apa yang dialami tokoh di dalam cerita. //ir

Oleh Adhika Prabowo Yakti

Manajemen Kompetensi Sumber Daya Manusia oleh Produser dalam Produksi Film Televisi "Red Night"

Media televisi adalah sarana hiburan dengan jangkauan paling luas karena tidak memerlukan keahlian khusus untuk mengoperasikannya. Sehubungan dengan mudahnya akses konten televisi oleh siapapun termasuk anak-anak, penggunaan media televisi harus berdasarkan kepentingan publik. Fungsi penyiaran menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 yaitu meliputi informasi, pendidikan, hiburan sehat, kontrol dan perekat sosial. Dibutuhkan pelaku penyiaran kompeten untuk memenuhi fungsi penyiaran dan membentuk tim produksi merupakan tanggung jawab produser. Penulis mengambil peran produser dengan tujuan menciptakan karya produksi film televisi dengan manajemen kompetensi sumber daya manusia untuk tontonan mengandung pesan moral kepada masyarakat. Kompetensi dikaji berdasarkan Standar Kerja Nasional Indonesia diterbitkan oleh Kementrian Kenetagakerjaan. Bidang kerja yang dikaji yaitu produser, sutradara, director of photography, penata suara dan editor. Dalam produksi film televisi Red Night, penulis telah menerapkan manajemen kompetensi sumber daya manusia. Berdasarkan pengkajian penulis, sumber daya manusia pengisi bidang kerja tersebut memenuhi standar kompetensi dalam SKKNI. Penulis bersama tim telah memproduksi film televisi dengan pesan moral untuk masyarakat. //ir

Oleh Aulia Putri Kusumawardhani

Narasi Ekspositoris dalam Naskah Feature Radio "Sudut Pandang" Episode "Mengenal Stunting"

Tingginya kasus stunting di Indonesia mendorong penulis untuk menciptakan sebuah karya produksi feature radio “Sudut Pandang” Episode “Mengenal Stunting” yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai stunting kepada masyarakat agar masyarakat dapat lebih waspada terhadap kasus stunting. Feature radio merupakan salah satu format program siaran yang membahas suatu topik berdasarkan fakta dan diungkap secara kritis dan mendalam dari beberapa sudut pandang berbeda. Pada penulisan naskah feature radio “Sudut Pandang” Episode “Mengenal Stunting” penulis menerapkan narasi ekspositoris untuk memaparkan informasi berdasarkan fakta yang ada di lapangan guna memperluas pengetahuan pendengar dan memperkuat pernyataan yang telah disampaikan narasumber. Data dan informasi yang diolah ke dalam bentuk naskah diperoleh dari hasil studi kepustakaan, studi dokumentasi, dan wawancara. Ada empat tahapan yang dilakukan penulis naskah untuk menghasilkan naskah yang siap diproduksi, yaitu tahap perencanaan, tahap pra penulisan, pelaksanaan penulisan, serta evaluasi dan penulisan kembali. Hasil dari penulisan naskah adalah sinopsis, treatment, dan full script yang kemudian dijadikan sebagai pedoman kerja bagi kru produksi dalam penciptaan karya produksi feature radio “Sudut Pandang” Episode “Mengenal Stunting”. //ir

Oleh Bhedari Damastuti Yulianto

Pemilihan Type Shot Close Up dalam Memperkuat Karakter pada Film Televisi Red Night

Skripsi penciptaan karya produksi dengan judul Pemilihan karakter dalam Memperkuat Karakter pada Film Televisi Red Night bertujuan menciptakan pendalaman karakter emosi dasar manusia melalui type shot close up yang tepat. Tahap produksi film televisi diawali dengan riset melalui studi pustaka dengan melihat beberapa referensi audio visual, observasi pada beberapa platform film dan karya acuan yang mengacu pada film Red Night. Melalui tahapan ini penulis menghasilkan sebuah karya audio visual dengan menyampaikan pesan dengan mudah. Setiap shot dalam adegan ini memiliki makna dan penyampaian karakter dari masing-masing pemain, sehingga tersampaikannya emosi mendalam dari cerita kepada penonton dengan mudah. Selain menghibur, film ini juga mengandung pesan moral. Penciptaan karya produksi Red Night menceritakan tentang kasus misteri pembunuhan seorang remaja dengan 3 orang tersangka yang ada di tempat lokasi kejadian. Penerapan emosi marah, jijik, takut, bahagia, dan terkejut pada tokoh karakter Red Night berhasil sesuai dengan skenario dalam pengembangan dari tokoh karakternya dan pemilihan dalam type shot close up, sehingga pemeran dapat menguasai emosi masing-masing situasi. //ir

Oleh Shafa Noor Rahmayani

Berita Terbaru