Buku

Pendalaman Karakter dalam Penyutradaraan Drama Televisi "Rasa dan Karsa"

Skripsi penciptaan karya produksi dengan judul Pendalaman Karakter dalam Penyutradaraan Drama Televisi “Rasa & Karsa” bertujuan menciptakan menciptakan pendalaman karakter melalui type shot yang tepat. Penulis menggunakan teori karakter menurut Awangga yang terdapat 4 macam tipe karakter, yaitu Sanguinis, Melankolis, Korelis dan Plegmantis. Tahap produksi drama televisi diawali dengan riset melalui studi pustaka dengan melihat referensi-referensi audio visual, observasi pada beberapa café dan karya acuan yang mengacu pada drama “Rasa & Karsa”. Melalui tahapan ini penulis menghasilkan sebuah karya audio visual dengan menyampaikan pesan dengan mudah. Setiap shot dalam adegan ini memiliki makna dan penyampaian karakter masing- masing aktor, sehingga dapat menyampaikan pesan dan emosi dari cerita yang telah dibangun kepada penonton dengan mudah. Drama ini tidak hanya menghibur namun juga mengandung pesan moral. Penciptaan karya produksi “Rasa & Karsa” menceritakan tentang persahabatan Barista Café, Nica dan Bintang yang saling jatuh cinta tetapi mereka tidak saling mengetahui karena takut akan merusak persahabatannya. Penerapan karakter Sanguinis, Melankolis, Korelis dan Plegmantis pada tokoh karakter “Rasa & Karsa” berhasil sesuai dengan skenario dalam pengembangan dari tokoh karakternya, sehingga pemeran dapat menguasi karakternya masing-masing. //ir

Oleh Benedicta Stella Erlica Dea

Penerapan Element of The Shot Terhadap Visual Art dalam Dokumenter Reka Adegan Televisi "Captured" Episode Sore

Peran dari seorang sutradara dalam sebuah proses kreatif merupakan bagian penting terutama saat proses produksi. Sebagai salah satu dari kepala utama yang mengarahkan sebuah produksi, tentunya berbagai bentuk perancanaan dan koordinasi dilakukan dengan semua bagian yang terlibat dalam proses produksi untuk menghasilkan karya yang baik. Bagian terpenting dari kemampuan pengarahan seorang sutradara terletak pada aspek visual. Visual memegang peranan penting dalam sebuah proses kreatif. Menggunakan prinsip dari element of the shot untuk menghasilkan visual art yang dapat dinikmati oleh penonton. Element of the shot memiliki 6 prinsip didalamnya yang terdiri atas motivasi, informasi, komposisi, sound, camera angle, dan komposisi. Berpedoman pada enam prinsip ini, sutradara dapat menghasilkan suatu karya produksi yang seimbang tidak hanya secara visual namun juga audio juga dapat memudahkan proses kerja agar lebih efektif. Dalam proses produksi, segala bentuk perencanaan pada pra-production diolah menjadi bentuk sebenarnya. Perencanaan dengan berdasar pada element of the shot memebentuk prinsip yang selaras antara semua bidang yan bekerjasama, juga memberikan gambaran terhadap visual sesuai estetika yang diharapkan. Apalagi poin yang diutamakan oleh penulis pada produksi ini adalah visual arts, yaitu bagaimana gambar yang baik bias dihasilkan dengan menekankan pada camera angle dan komposisi gambar. Pada tahapan post-production, penerapan prinsip element of the shot ini berhasil menghasilkan gambar yang cinematic dan tetap dapat menyampaikan motivasi dan informasi dari pengambilannya pada dokumenter reka adegan episode Sore. Sehingga menghasilkan penyajian yang lebih variatif. //ir

Oleh Baiq Nabila Tazkya

Penulisan Naskah Dokumenter Potret Kehidupan Suku Kutai Adat Lawas "Behuma"

Suku Kutai dikenal sebagai salah satu suku di Indonesia yang memiliki tradisi dan budaya sangat kental yakni berladang berpindah atau Behuma, dan sekarang hanya dapat ditemui di Desa Kedang Ipil, Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara. Behuma berperan penting bagi keberlangsungan masyarakat Desa Kedang Ipil selain sebagai sumber makanan pokok dalam setahun namun juga sebagai media penghubung spiritual masyarakat dengan leluhurnya di masa lampau Skripsi Penciptaan Karya produksi ini bertujuan menciptakan naskah dokumenter televisi yang menerapkan gaya observasional dan pendekatan interaktif kepada subyek. Gaya observasional dan pendekatan interaktif dalam naskah merupakan salah satu metode untuk memproduksi dokumenter televisi agar penonton medapat tayangan secara obyektif dan faktual dari subyek yang diangkat sebagai tema cerita. Program dokumenter televisi Behuma bertujuan memberi informasi lebih mendalam kepada masyarakat untuk melihat kehidupan masyarakat Desa Kedang Ipil sebagai petani padi gunung ladang berpindah. Dalam penulisan naskah cerita, penulis berposisi sebagai periset dengan cara riset pustaka, obsevasi dan wawancara langsung kepada subyek untuk mendpatkan data dalam menulis naskah. Melalui gaya observasional dan interaktif program dokumenter Behuma menghasilkan sebuah program yang memiliki alur cerita yang lebih obyektif dan informatif sehingga menciptakan kedekatan penonton dengan subjek cerita. //ir

Oleh Alfin Azzumar

Pengembangan Ide dengan Metode Scamper dalam Produksi Program Musik Televisi "Rumah Musik"

Program musik adalah salah satu program hiburan yang menampilkan pertunjukkan musik yang ditampilkan secara langsung maupun tidak langsung dari dalam maupun di luar studio. Produksi karya ini bertujuan untuk menciptakan program musik televisi “Rumah Musik” melalui penerapan metode SCAMPER oleh Alex F. Osborn dalam pengembangan ide kreatif pada tahap pra produksi sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP). “Rumah Musik” merupakan ruang untuk musisi dari berbagai genre untuk berbagi perspektif melalui musik kepada khalayak seperti dirumah sendiri. Pada episode kali ini “Rumah Musik” dibintangi oleh Band Rumbia asal Yogyakarta dengan genre Pop Folk Jazz. Program ini diproduksi melalui tahapan produksi yang sesuai dengan SOP yaitu Pra Produksi, Set Up dan Rehearsal, Produksi, Pasca Produksi. Penulis sebagai produser telah selesai melakukan tahapan pra produksi dalam pengembangan ide menggunakan metode SCAMPER yaitu Adapt dan Eliminate sebagai pendukung pengembanga ide kreatif dengan menonton beberapa tayangan dan riset pada tayangan program musik televisi sejenis untuk kemudian dapat menghilangkan dan mengembangkan ide yang sudah ada sebelumnya sebagai upaya mendapatkan efisiensi pada rangkaian produksi untuk menghasilkan tontonan yang menarik. //ir

Oleh Marsya kamilia Nursabrina

Penyutradaraan Dokumenter Televisi "Bingkai Inspirasi Episode Kisah Mantan Atlet Tinju"

Penciptaan program Dokumenter televisi “Bingkai Inspirasi” Episode “Kisah Mantan Atlet Tinju” ini dilatarbelakangi oleh keberadaan seorang atlet tinju yang pernah mengharumkan nama Indonesia di kancah Nasional. Sosok Supriyono adalah mantan atlet tinju terbaik harus beralih menjadi juru parkir karena cidera yang dialami saat pertandingan. Supriyono merupakan salah satu permasalahan mantan atlet di Indonesia yang kurang diperhatikan nasib kesejahteraanya. Walaupun begitu kecintaanya terhadap tinju dan Indonesia ia buktikan dengan melatih penerus atlet tinju. penulis sebagai sutradara menyajikan program documenter televise mengenai kisah dan perjuangan seorang mantan atlet di Indonesia. Karya dokumenter tersebut penulis menggunakan dokumenter genre potret/biografi. Produksi dokumenter televisi tidak terlepas dari penerapan type of shot penulis sebagai sutradara menerapkan type of shot yang baik.Hal tersebut sesuai dengan tujuan penulis menyajikan cerita yang menarik dengan gambar yang bervariasi. Melalui gambar yang bervariasi maka dapat menyampaikan pesan atau informasi secara logis dan mampu memberi emosi dramatik serta dinamis. Dalam melakukan proses produksi penulis sebagai sutradara bertanggung jawab memimpin produksi. Kreatifitas penulis menerapkan komposisi visual dalam memaksimalkan dan menerapkan penggunaan type shot. Selain itu tugas seorang sutaradara juga bertanggung jawab atas keseluruhan hasil akhir. Sehingga dokumenter yang dihasilkan dapat menarik, dan mampu meberikan pesan moral kepada penonton. //ir

Oleh Abdul Hakam Umar

Berita Terbaru