Buku

Strategi Kreatif Produser dalam Produksi Program Magazine Show Cip Icip Episode "Enaknya Jogja"

Penciptaan program acara magazine show Cip Icip episode “Enaknya Jogja” ini dilatarbelakangi oleh keanekaragaman dan keunikan ciri khas makanan yang dimiliki oleh Indonesia, banyak masyarakat yang sering menghabiskan waktunya berpergian dan mencicipi makanan di dalam daerah ataupun di luar daerah. Salah satu daerah yang mempunyai destinasi wisata kuliner yang populer bagi wisatawan baik lokal maupun internasional adalah Yogyakarta. Penciptaan program acara ini bertujuan untuk mempromosikan wisata kuliner kepada masyarakat agar lebih dikenal secara luas. Televisi sebagai media yang dapat digunakan menarik minat masyarakat di Indonesia untuk mengeksplor tempat-tempat yang memiliki keunikan makanan yang belum diketahui. Program ini tidak hanya menekankan pada informasi semata namun juga dengan hiburan agar penonton tertarik untuk menonton. Penulis dalam mengembangkan gagasan menggunakan metode pengumpulan data melalui studi pustaka, observasi, wawancara, dan karya acuan. Program magazine show ini disusun diawali dari proses menentukan ide dan tema kemudian proses produksi hingga proses akhir yaitu pasca produksi. Penulis sebagai produser menggunakan strategi kreatif dalam perencanaan dan menerapkan teknik berfikir kreatif SCAMPER (Subtitute, Combine, Adapt, Modify, Put to Other Use, Eliminate, Reverse) dan berpedoman pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bidang pekerjaan produser dalam memproduksi sebuah program magazine show bertema kuliner. penulis dengan menggunakan teknik berfikir kreatif SCAMPER dapat mengembangkan gagasan ide yang sudah ada sebelumnya dan menghasilkan inovasi baru dalam menciptakan sebuah karya baru untuk ditayangkan kepada penonton. //ir

Oleh Dinov Efnasembi

Perencanaan Visual Program Dokumenter "Di Balik Lensa" Episode "Tepas Tandha Yekti"

Penciptaan dokumenter televisi ini  bertujuan untuk menyusun program dokumenter televisi dalam penyampaian melalui arsip audiovisual. Dokumenter televisi ini mengangkat cerita tentang awal terbentuknya Tepas Tandha Yekti serta bagaimana divisi itu melestarikan kebudyaan Keraton Yogyakarta dengan mengabadikan acara budaya tersebut dan menyebarkannya secara informatif dan kreatif di tengah perubahan zaman. Beberapa visi Tepas Tandha Yekti itu sendiri adalah menghadirkan budaya Jawa di Keraton ke publik dengan lebih baik serta semua arsip dan dokumentasi Keraton mempunyai backup digital. Berbagai budaya Keraton Yogyakarta yang berbentuk upacara atau benda masih terjaga kelestariannya hingga sekarang. Tepas Tandha Yekti juga menjadi salah satu divisi di Keraton Yogyakarta yang ikut serta melestarikan kebudayaan Keraton Yogyakarta dan mengemasnya dengan edukatif. Beberapa kebudayaan Keraton Yogyakarta tersebut berupa Wayang Wong lakon Jayapusaka, Garabeg Mulud atau Sekaten, serta Labuhan Merapi. Tepas Tandha Yekti mendokumentasikan berbagai acara kebudayaan Keraton Yogyakarta dengan mengemasnya secara informatif dan edukatif. Tepas Tandha Yekti terus bekerja mendokumentasikan peristiwa dan budaya keraton, sekaligus mengolahnya sehingga mampu menjadi bahan edukasi bagi kalangan keraton sendiri maupun bagi masyarakat luas. Tepas Tandha Yekti menyebarkan wawasan mengenai budaya Keraton Yogyakarta ke masyarakat luas melalui internet dan media sosial yang berkembang di zaman ini. Penulis sebagai sutradara menerapkan penyampaian arsip audiovisual dari hasil dokumentasi Tepas Tandha Yekti. Penerapan ini bertujuan untuk memberikan penonton informasi lebih jelas, memperkuat jalan cerita program, serta mendukung visualisasi dalam narasi dokumenter ini sehingga informasi yang didapatkan bisa tersampaikan dengan baik kepada penonton, serta menerapkan variasi type shot untuk memberikan tayangan yang menarik dan tidak membosankan kepada penonton. //ir

Oleh Jihan Munifah Arifin

Pendalaman Karakter dalam Penyutradaraan Drama Televisi "Rasa dan Karsa"

Skripsi penciptaan karya produksi dengan judul Pendalaman Karakter dalam Penyutradaraan Drama Televisi “Rasa & Karsa” bertujuan menciptakan menciptakan pendalaman karakter melalui type shot yang tepat. Penulis menggunakan teori karakter menurut Awangga yang terdapat 4 macam tipe karakter, yaitu Sanguinis, Melankolis, Korelis dan Plegmantis. Tahap produksi drama televisi diawali dengan riset melalui studi pustaka dengan melihat referensi-referensi audio visual, observasi pada beberapa café dan karya acuan yang mengacu pada drama “Rasa & Karsa”. Melalui tahapan ini penulis menghasilkan sebuah karya audio visual dengan menyampaikan pesan dengan mudah. Setiap shot dalam adegan ini memiliki makna dan penyampaian karakter masing- masing aktor, sehingga dapat menyampaikan pesan dan emosi dari cerita yang telah dibangun kepada penonton dengan mudah. Drama ini tidak hanya menghibur namun juga mengandung pesan moral. Penciptaan karya produksi “Rasa & Karsa” menceritakan tentang persahabatan Barista Café, Nica dan Bintang yang saling jatuh cinta tetapi mereka tidak saling mengetahui karena takut akan merusak persahabatannya. Penerapan karakter Sanguinis, Melankolis, Korelis dan Plegmantis pada tokoh karakter “Rasa & Karsa” berhasil sesuai dengan skenario dalam pengembangan dari tokoh karakternya, sehingga pemeran dapat menguasi karakternya masing-masing. //ir

Oleh Benedicta Stella Erlica Dea

Penerapan Element of The Shot Terhadap Visual Art dalam Dokumenter Reka Adegan Televisi "Captured" Episode Sore

Peran dari seorang sutradara dalam sebuah proses kreatif merupakan bagian penting terutama saat proses produksi. Sebagai salah satu dari kepala utama yang mengarahkan sebuah produksi, tentunya berbagai bentuk perancanaan dan koordinasi dilakukan dengan semua bagian yang terlibat dalam proses produksi untuk menghasilkan karya yang baik. Bagian terpenting dari kemampuan pengarahan seorang sutradara terletak pada aspek visual. Visual memegang peranan penting dalam sebuah proses kreatif. Menggunakan prinsip dari element of the shot untuk menghasilkan visual art yang dapat dinikmati oleh penonton. Element of the shot memiliki 6 prinsip didalamnya yang terdiri atas motivasi, informasi, komposisi, sound, camera angle, dan komposisi. Berpedoman pada enam prinsip ini, sutradara dapat menghasilkan suatu karya produksi yang seimbang tidak hanya secara visual namun juga audio juga dapat memudahkan proses kerja agar lebih efektif. Dalam proses produksi, segala bentuk perencanaan pada pra-production diolah menjadi bentuk sebenarnya. Perencanaan dengan berdasar pada element of the shot memebentuk prinsip yang selaras antara semua bidang yan bekerjasama, juga memberikan gambaran terhadap visual sesuai estetika yang diharapkan. Apalagi poin yang diutamakan oleh penulis pada produksi ini adalah visual arts, yaitu bagaimana gambar yang baik bias dihasilkan dengan menekankan pada camera angle dan komposisi gambar. Pada tahapan post-production, penerapan prinsip element of the shot ini berhasil menghasilkan gambar yang cinematic dan tetap dapat menyampaikan motivasi dan informasi dari pengambilannya pada dokumenter reka adegan episode Sore. Sehingga menghasilkan penyajian yang lebih variatif. //ir

Oleh Baiq Nabila Tazkya

Penulisan Naskah Dokumenter Potret Kehidupan Suku Kutai Adat Lawas "Behuma"

Suku Kutai dikenal sebagai salah satu suku di Indonesia yang memiliki tradisi dan budaya sangat kental yakni berladang berpindah atau Behuma, dan sekarang hanya dapat ditemui di Desa Kedang Ipil, Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara. Behuma berperan penting bagi keberlangsungan masyarakat Desa Kedang Ipil selain sebagai sumber makanan pokok dalam setahun namun juga sebagai media penghubung spiritual masyarakat dengan leluhurnya di masa lampau Skripsi Penciptaan Karya produksi ini bertujuan menciptakan naskah dokumenter televisi yang menerapkan gaya observasional dan pendekatan interaktif kepada subyek. Gaya observasional dan pendekatan interaktif dalam naskah merupakan salah satu metode untuk memproduksi dokumenter televisi agar penonton medapat tayangan secara obyektif dan faktual dari subyek yang diangkat sebagai tema cerita. Program dokumenter televisi Behuma bertujuan memberi informasi lebih mendalam kepada masyarakat untuk melihat kehidupan masyarakat Desa Kedang Ipil sebagai petani padi gunung ladang berpindah. Dalam penulisan naskah cerita, penulis berposisi sebagai periset dengan cara riset pustaka, obsevasi dan wawancara langsung kepada subyek untuk mendpatkan data dalam menulis naskah. Melalui gaya observasional dan interaktif program dokumenter Behuma menghasilkan sebuah program yang memiliki alur cerita yang lebih obyektif dan informatif sehingga menciptakan kedekatan penonton dengan subjek cerita. //ir

Oleh Alfin Azzumar

Berita Terbaru