Buku

Penerapan Variasi Tipe Shot Dalam Dokumenter Televisi “Warisan Budaya” Edisi “Problematika Sang Maestro Canting”

Canting batik tulis merupakan salah satu alat yang digunakan dalam pembuatan batik. Saat ini usaha canting khususnya canting tulis sudah mulai sedikit dan menurun dikarenakan banyaknya produsen batik yang beralih ke canting cap atau printing agar tetap dapat memenuhi permintaan pasar terhadap kain baik yang meningkat. Nama Canting sendiri berasal dari Jawa yang berarti alat untuk melukis Batik Tulis. Canting digunakan oleh pembatik sebagai media seperti kuas untuk menempelkan “malam” mengikuti pola motif yang diinginkan. Nama “Canting” sendiri sudah ada sejak abad ke-10. Keberadaan Canting muncul bersamaan dengan kemunculan Batik. Skripsi ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang canting batik tulis secara spesifik serta menjadi pengingat bagi masyarakat Indonesia tentang pentingnya menjaga dan melestarikan kebudayaan khas Indonesia yang sudah ada. Metode yang digunakan pada skripsi ini yaitu penerapan dasar pengambilan gambar pada Komposisi Visual Penerapan Variasi Tipe Shot. Sebagai seorang pengarah acara ingin menciptakan sajian program dengan kekuatan fakta gambar yang menggunakan berbagai angle pengambilan gambar dan pergerakan kamera. Dokumenter ini terbagi atas 3 sequence. Pada sequence 1, memberikan informasi tentang sejarah canting. Pada sequence 2, menjelaskan masalah yang dihadapi pengrajin canting batik tulis yakni kurangnya apresiasi dari pemerintah daerah dan masyarakat. Serta sequence 3, menjelaskan tentang upaya regenerasi yang dilakukan oleh pengrajin canting itu sendiri. Hasil dari skripsi ini, menerangkan penerapan variasi tipe shot yang dapat menimbulkan kesan yang tidak monoton melalui penyajian audio visual yang dinamis dan tidak membosankan, serta dapat mengulas tentang aspek budaya ini berhasil menarik mata penonton.

Oleh Aisya Aulia Latifah

Gaya Naratif Dalam Naskah Program Dokumenter Televisi “Inspirasi Negeriku” Edisi “Makan Yang Ditanam, Tanam Yang Dimakan"

Sejak Pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia pada Maret 2020 lalu, situasi menjadi serba sulit, namun sektor pertanian justru tumbuh positif, dapat diandalkan dalam pertumbuhan perekonomian. sayangnya hal ini tidak secara langsung dapat menarik minat masyarakat dalam dunia pertanian. Anggapan kurang baik tentang profesi petani masih menjadi faktor utama masyarakat enggan untuk bertani. Padahal urban farming, masyarakat dapat mandiri pangan, bisa menjadi peluang bisnis seperti yang dilakukan salah satu pelaku urban farming asal Yogyakarta T.O. Suprapto. dari ide tersebut terciptalah karya dokumenter televisi “Inspirasi Negeriku” Edisi “Makan Yang Ditanam, Tanam Yang Dimakan", dengan menerapkan gaya penulisan naratif dalam naskahnya. Dengan menggunakan gaya naratif, penulis naskah bisa menjabarkan peristiwa secara lebih runtut dengan tetap memperhatikan setiap fakta dalam cerita di setiap segmen. Dokumenter ini terbagi dalam 3 sequence. Pada Sequence 1, memberikan informasi mengenai dampak Pandemi Covid-19 di Indonesia pada biaya kebutuhan pangan masyarakat di kota. Dilanjutkan dengan definisi dari pertanian dan kemandirian pangan. Sequence 2, cerita pada pengalaman T.O. Suprapto sebagai pelaku urban farming asal Sleman. Sequence 3, menjelaskan tentang program hasil inisiasi T.O. Suprapto "lupa maskot" (Lumbung Pangan Masyarakat Kota). Hasil dari skripsi ini, menerangkan bahwa penerapan gaya naratif tidak hanya melaporkan fakta saja, tetapi juga berusaha untuk melaporkan fakta yang ada menjadi sebuah cerita yang mampu menimbulkan kesan dramatis dan melibatkan emosi penonton melalui narasi yang disusun secara runtut.

Oleh Nindy Amara Putri

Penerapan Komposisi Dan Variasi Type Of Shot Dalam Dokumenter Televisi “Magistra” Edisi “Merajut Jiwa”

Mental Health menjadi isu yang hangat diperbincangkan oleh masyarakat saat ini. Stigma negatif dan perlakuan yang tidak sepantasnya, seperti diacuhkan dan tidak dipedulikan kerap kali menargetkan para pengidap gangguan jiwa. Santren Jiwa Darusy Syifa Demak yang melakukan metode penyembuhan secara agamis, dan Kampung Karangpatihan Ponorogo yang melakukan metode penyembuhan dengan pemberdayaan, merupakan dua lokasi yang menjadi wadah bagi para pengidap gangguan jiwa untuk mereka dapat lebih diterima masyarakat. Melalui penerapan komposisi dan variasi type of shot, program dokumenter televisi yang mengulas aspek sosial ini diharapkan akan menarik perhatian penonton. Penulis sebagai pengarah acara ingin memberikan tayangan yang informatif, inovatif, inspiratif dan dapat memberi kesan dramatis melalui penyajian audio visual. Penulis juga bertanggungjawab untuk memberikan sajian tayangan paparan yang logis dari beragam aspek sosial agar mudah dipahami oleh khalayak. Melalui riset dan observasi penulis ingin menciptakan keindahan gambar agar mudah dinikmati dan dipahami.

Oleh Bayu Senoaji

Peranan Produser Dalam Program Dokumenter Televisi “Inspirasi Negeriku” Edisi “Makan Yang Ditanam, Tanam Yang Dimakan”

Pandemi Covid-19 yang mulai dirasakan Masyarakat Indonesia sejak bulan Maret 2020 berdampak pada banyak sektor. Ekonomi menjadi bidang yang terpuruk selama adanya pandemi Covid-19. Faktanya sektor pertanian menjadi salah satu sektor penggerak ekonomi di Indonesia selama pandemi Covid-19. Namun hal ini tidak disadari masyarakat karena saat ini sektor pertanian masih dipandang sebelah mata. Permasalahan tersebut menjadi sebuah ide untuk diangkat menjadi tayangan Dokumenter Televisi untuk memberikan informasi dan solusi terhadap permasalahan ekonomi yang sedang dihadapi oleh sebagian masyarakat akibat pandemi Covid-19. Dalam mengemas tayangan dokumenter televisi, sangat diperlukan peran seorang produser. Produser berperan dalam menetukan ide, mengawasi mulai dari awal produksi hingga hasil akhir atau sering disingkat dengan teori POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling). Dokumenter Televisi ini disajikan dalam 3 sequence, pada sequence 1 menceritakan permasalahan yang sedang dihadapi oleh sebagian masyarakat Indonesia sejak hadirnya Pandemi Covid-19 dan mengenalkan konsep mandiri pangan. Pada sequence 2, memperkenalkan narasumber sebagai pelaku urban farming yang berhasil meningkatkan perekonomian di lingkungan sekitarnya. Pada sequence 3, menghadirkan testimoni dari salah satu masyarakat urban yang sudah menerapkan urban farming. Hasil akhir menjelaskan mengenai peranan seorang produser dalam mengemas sebuah tayangan Dokumenter Televisi yang dapat menghadirkan sebuah wawasan baru bagi masyarakat.

Oleh Cahya Purwaningtyas S.

Pendekatan Jurnalisme Multikultural Dalam Produksi Dokumenter Televisi “Telusur Nusantara” Episode “Aliran Kepercayaan Sumarah”

Pada skripsi penciptaan karya produksi ini penulis akan mengambil topik mengenai aliran kepercayaan Sumarah. Sumarah memiliki konsep ajaran Ciptabirawa Ing Diri atau jika diterjemahkan berarti tidak mengedepankan nafsu dunia. Konsep ajaran ini yang menjadikan para penghayat Kepercayaan Sumarah dapat hidup berdampingan tanpa berselisih dengan masyarakat yang memiliki kepercayaan berbeda dengan mereka. Hal inilah yang menjadi proses multikulturalitas yang terjadi antara penghayat kepercayaan Sumarah dengan pemeluk agama atau kepercayaan lain. Dalam karya produksi ini penulis menerapkan jurnalisme multikultural. Jurnalisme multikultural memiliki peranan menghasilkan produk pembertitaan yang bersifat damai tanpa menyinggung sensitivitas multikultural sehingga mendorong masyarakat yang harmonis. Dalam karya ini penerapan jurnalisme multikultural terdapat pada visual-visual yang mewakili simbol-simbol multikultural, seperti kerukunan masyarakat sekitar Pendopo Agung Sumarah dengan Penghayat Sumarah. Program dokumenter televisi ini memberikan informasi kepada audience melalui tayangan yang bernilai edukatif, informatif dan juga inspiratif. Hasil dari skripsi penciptaan karya produksi ini, penulis dapat membuat sebuah dokumenter televisi dengan menerapkan jurnalisme multikultural sebagai produser. Penggunaan ini menghasilkan karya kemanusiaan mengajak audience untuk menghargai dan menghormati setiap perbedaan yang ada dalam masyarakat, termasuk perbedaan kepercayaan atau beragama.

Oleh Nur Febriana Trinugraheni

Berita Terbaru