Buku

Kesinambungan Gambar pada Program Parama Karya Dokumenter TV "Nyiwer"

Kesinambungan gambar dalam editing merupakan unsur yang sangat penting pada program dokumenter untuk menjaga alur cerita dan penyampaian informasi. Tugas Akhir penciptaan karya dokumenter “Parama Karya - Nyiwer” ini menyajikan dokumenter dengan genre bergaya drama yang mengangkat kisah dari seseorang untuk menciptakan alur sebuah cerita. Kesinambungan pada program ini bertujuan untuk menselaraskan antara narasi dengan gambar guna mempermudah penonton dalam memahami informasi yang ingin disampaikan. Karya ini menerapkan beberapa teknik editing untuk membangun kesinambungan gambar, seperti teknik cutting by narration, cutting by scene, serta color correction. Dengan memperhatikan teknik tersebut, kesinambungan gambar dalam karya ini dapat terbangun, baik kesinambungan gambar dengan suara maupun kesinambungan warna antar shot. Harapan dari penciptaan karya ini yaitu dapat digunakan sebagai referensi untuk penciptaan karya audio visual yang baru dengan hasil yang lebih baik. //ir

Oleh Alifia Adila Hutima

Implementasi Kontinuitas Editing pada Film Televisi "Red Night"

“Red Night” adalah sebuah karya film televisi bergenre crime-misteri yang menceritakan tentang lika liku penyelidikan terhadap kasus kematian seorang gadis. Sebagai editor, penulis sadar tentang pentingnya menerapkan kontinuitas editing dalam proses editing karya film televisi ini sehingga menciptakan keselarasan dalam perpindahan gambar dan karya yang dihasilkan memiliki nilai estetika. Pada karya film televisi ini menggunakan kontinuitas editing melalui teknik cutting by narration, cutting by rhythm, dan color grading. Teknik cutting by narration diterapkan agar perpindahan gambar teratur dengan baik untuk mewujudkan gambaran yang selaras dan sesuai dengan narasi yang dituturkan pada film televisi. Kemudian teknik cutting by rhythm diterapkan agar perpindahan gambar sesuai ketukan dan irama dari musik yang digunakan. Untuk mendapatkan keselarasan menggunakan teknik ini, diperlukan pengamatan mengenai ketukan dari musik yang digunakan sebagai titik perpindahan gambar. Selanjutnya Teknik color grading diterapkan untuk memberikan mood pada gambar dan menciptakan kontinuitas warna antar gambar. Tujuan dari penerapan cutting by narration, cutting by rhythm, dan color grading yaitu untuk menciptakan kontinuitas antar gambar dan audio pada film televisi “Red Night”. Secara keseluruhan, karya film televisi “Red Night” telah diproduksi dan disunting menggunakan penerapan kontinuitas editing dengan perpindahan gambar yang sesuai dengan isi naskah dan musik yang digunakan serta memiliki keselarasan warna pada tiap gambar yang digunakan. Kontinuitas editing dapat diciptakan dengan memperhatikan beberapa aspek seperti narasi, ketukan musik, dan tone color pada gambar. //ir

Oleh Early Sukma Seoganandhy

Optimalisasi Penataan Cahaya pada Program Dokumenter "Banyusumurup. Makam Para Pendosa Kerajaan Mataram"

Media televisi adalah media komunikasi yang bersifat audio visual yang menyalurkan sumber informasi, hiburan, maupun pendidikan dengan cakupan yang sangat luas serta dapat dinikmati oleh berbagai kalangan dalam bentuk suara dan gambar. Salah satu program televisi yaitu program dokumenter, akan tetapi pada kenyataannya, beberapa program dokumenter yang ditayangkan belum memperhatikan penataan cahaya. Pada produksi program dokumenter ini, penata cahaya melakukan optimalisasi terhadap penataan cahaya. Hal tersebut bertujuan supaya hasil gambar sesuai dengan prinsip pencahayaan dan juga menambah unsur estetika dalam gambar yang ditangkap kamera. Teknik yang digunakan dalam penata cahaya dalam karya ini yaitu teknik three point of light, low key light, dan natural light. Teknik three point of light diterapkan sebagai pencahayaan utama agar objek terlihat jelas sehingga informasi yang akan disampaikan sesuai dengan naskah yang ada. Teknik low key light diterapkan untuk memberikan aspek dramatisasi guna mendukung suasana sesuai penjelasan dari narasumber. Teknik natural light diterapkan untuk mendukung pencahayaan pada adegan di luar ruangan guna menjelaskan latar waktu. Ketiga teknik penataan cahaya tersebut dioptimalisasikan untuk memberikan hasil gambar yang dinamis dan memiliki dimensi serta motivasi sehingga tercipta program dokumenter yang informatif, tidak monoton, dan mendukung penyampaian informasi kepada penonton. //ir

Oleh Akhmad Handoko

Berita Terbaru