Buku

Penyutradaraan Program Feature Radio "Tahu Walik" Episode Cuddle Care"

Karya produksi penyutradaraan program feature radio ini membahas fenomena sosial yang terjadi pada generasi Z yaitu Cuddle Care. Memberikan berbagai pandangan yang lebih luas kepada pendengar dari para ahli dan narasumber yang berkaitan dengan layanan jasa Cuddle Care. Penulis berperan sebagai sutradara dalam karya produksi program feature radio Tahu Walik episode Cuddle Care. Skripsi penciptaan karya produksi ini bertujuan menciptakan program feature radio “Tahu Walik” episode “Cuddle Care” menggunakan pendekatan elemenelemen produksi siaran yakni musik, sound effect dan kata-kata yang dapat membantu pendengar dalam menciptakan theatre of mind. Penggunaan musik sebagai backsound menambahkan warna dan suasana pada narasi dan statement yang dihadirkan. Sound effect berguna menambahkan kesan nyata dan menarik pada suasana yang ingin dibangun. Dan kata-kata yang meliputi beberapa aspek yakni intonasi, diksi, phrasering, artikulasi, dan speed yang harus diperhatikan dalam pengucapan kata atau kalimat. Melalui elemen-elemen produksi siaran tersebut dapat menjadi aspek utama penulis sebagai sutradara dalam membangun theatre of mind pendengar. Ketepatan dalam memilih dan menyusun elemenelemen tersebut akan menghasilkan sebuah program audio yang informatif dan perpaduan setiap unsur dalam proses produksi ini menghasilkan sebuah karya feature yang bisa menjadi media untuk mengedukasi masyarakat tentang Cuddle Care. //ir

Oleh Ainu Anggita Putri

Metode Brainstorming dalam Pengembangan Ide pada Program Dokumenter Televisi Earthly Frame Eps. Pertanian Modern VS Konvensional

Laju pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi, disandingkan dengan meningkatnya kebutuhan pangan, dapat mempengaruhi ancaman krisis pangan. Indikator terbesar ancaman krisis pangan adalah penurunan produksi pangan akibat faktor cuaca, modal, lahan, dan regenerasi. Faktor penghambat perlu dipecahkan dengan menerapkan pertanian modern. Perbandingan serta keunikan dari pertanian modern dan konvensional yang belum banyak diketahui masyarakat sangat potensial untuk digarap dalam bentuk dokumenter. Penyusunan program dokumenter ini menggunakan dua metode pengumpulan data yaitu wawancara dan observasi kepada narasumber yang terkait dalam karya. Skripsi penciptaan karya produksi dokumenter televisi Earthly Frame “Pertanian Modern VS Konvensional” bertujuan untuk mengembangkan dan merealisasikan ide atau gagasan menjadi sebuah program dokumenter informatif dan menarik yang dapat diterima oleh sasaran program melalui metode brainstorming. Sebagai produser, penulis berfokus menerapkan metode brainstorming pada proses perencanaan program dokumenter yang melibatkan tim dalam mewujudkan ide ini, sehingga menghasilkan pengembangan ide pada konsep atau tema, penyajian program, dan hasil karya. Berdasarkan hasil penyusunan skripsi ini, penerapan metode brainstorming dapat menghasilkan kebebasan untuk berpikir dan memecahkan masalah bersama dengan menciptakan ide serta solusi inovatif dalam waktu singkat. //ir

Oleh Veronika Larasati Widya

Variasi Shot dalam Penyutradaraan Dokumenter "Earthly Frame EPS Pertanian Modern VS Konvensional"

Indonesia merupakan negara agraris yang penduduknya sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani, namun masih banyak kesulitan yang dihadapi oleh para petani di Indonesia. Permasalahan tersebut meliputi perubahan iklim, degradasi lingkungan, persaingan yang semakin ketat, dan tentunya peningkatan kebutuhan pangan dan bisa berdampak langsung ke masyarakat sendiri. Hal ini dapat dicegah dengan inovasi metode pertanian modern, namun sayangnya metode tersebut masih belum banyak diketahui. Skripsi penciptaan karya produksi ini bertujuan menghasilkan sebuah program dokumenter yang menarik dan mengedukasi masyarakat melalui penerapan teknik variasi shot dalam pengambilan gambar. Program dokumenter harus memiliki riset yang kuat untuk dapat menampilkan kejadian tersebut senyata mungkin di mata penonton. Dalam pembuatan program dokumenter, diperlukan keterampilan seorang sutradara untuk dapat menyampaikan cerita dengan baik lewat audio dan visual. Dalam pembuatan program dokumenter ini, penulis berfokus pada metode penerapan variasi shot agar pesan dapat disampaikan dengan jelas melalui visual kepada penonton. Variasi shot tersebut meliputi penggunaan simple shot, complex shot, dan developing shot dalam proses directing. Simple shot adalah metode pengambilan gambar statis dimana gambar diambil menggunakan tripod tanpa ada pergerakan apapun dari kamera, complex shot adalah metode pengambilan gambar yang mengkombinasikan antara posisi kamera statis dan pergerakan hanya ada pada kepala kamera, dan developing shot adalah metode pengambilan gambar yang mengkombinasikan pergerakan kepala dan badan kamera. Hasil dari pembuatan skripsi dan karya produksi program Dokumenter Pertanian Modern VS Konvensional ini menunjukkan bahwa variasi shot, baik dari segi teknis maupun psikologis berperan penting untuk membantu penonton memahami informasi apa yang terkandung dalam sebuah film. //ir

Oleh Azzahra Nuraini Alfat

Berita Terbaru