Buku

Kepemimpinan Demokratis Produser dalam Produksi Program Dokumenter Televisi di Balik Budaya Episode "Wayang Kila"

Penciptaan program Dokumenter televisi “Di Balik Budaya” episode “Wayang Kila” ini dilatarbelakangi oleh banyaknya kebudayaan yang ada di Indonesia. Kebudayaan-kebudayaan tersebut banyak yang belum diketahui sehingga masyarakat kurang mengenal kebudayaan Indonesia tersebut. Penciptaan program ini dibuat untuk mengulik tentang apa yang ada di balik sebuah budaya tersebut, atau dalam kata lain mencari tahu asal-usul atau latar belakang dari terbentuknya sebuah budaya. Program ini tidak hanya memberikan informasi atau edukasi tetapi juga hiburan. Penyusunan program dokumenter ini dimulai dari perencanaan mengenai ide awal, pengembangan ide dan konsep hingga proses produksi dan pasca produksi. Penulis menggunakan metode riset, observasi dan wawancara dengan beberapa narasumber yang terkait dalam pagelaran Wayang Kila. Penulis sebagai produser juga menggunakan metode kepemimpinan demokratis yang dapat menjadikan lingkunan produksi yang nyaman, berkemanusiaan, dan kreatif yang pada akhirnya menghasilkan suatu program dokumenter yang bagus dan berkualitas. Sehingga penonton yang menyaksikan acara Dibalik Budaya ini dapat terhibur dan juga mendapat informasi serta edukasi yang lebih mendalam sehingga masyarakat lebih mengenal tentang budaya-budaya yang ada di Indonesia. //ir

Oleh Muhammad Alif Haikal Putra Widayanto

Struktur Penuturan Tematis dalam Penulisan Naskah Dokumenter "Di Balik Budaya Episode Wayang Kila"

Produksi karya dokumenter “Di Balik Budaya Episode Wayang Kila” ini meceritakan tentang kesenian baru bernama Wayang Kila hasil keresahan seorang warga Kecamatan Lakbok, Kabupaten Ciamis karena belum ada kesenian asli sebagai ciri khas Lakbok. Penulis mengambil pendekatan struktur penuturan tematis sebagai pembentuk struktur cerita dari hasil wawancara dan susunan visual. Tujuan produksi karya ini adalah untuk memproduksi naskah dokumenter “Di Balik Budaya Episode Wayang Kila” dengan menggunakan struktur penuturan tematis agar informasi dapat dikelompokkan sesuai tema pada tiap sequence sehingga penonton dapat lebih mudah memahami cerita. Proses penulisan naskah dilakukan melalui empat tahapan, yaitu tahap perencanaan, tahap prapenulisan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi dan penulisan kembali. Analisis naskah dilakukan dengan dasar teori struktur penuturan tematis oleh Gerzon Ron Ayawaila, yakni menyusun cerita atau informasi menjadi beberapa kelompok tema yang menempatkan sebab dan akibat digabungkan dalam tiap sequence-nya. Berdasarkan hasil analisis struktur penuturan tematis berhasil penulis terapkan dalam naskah dokumenter sesuai dengan teori yang digunakan. //ir

Oleh Ikhwan Fathoni

Kreativitas Visual dalam Penyutradaraan Program Magazine Show Televisi The Femms Episode "Zero Waste Is The New Taste"

Penyutradaraan program televisi ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar, yaitu banyaknya sampah. Bukan hanya di Indonesia, namun seluruh dunia. Penulis memberikan informasi sekaligus edukasi masyarakat mengenai cara mengurangi produksi sampah, melalui media massa yaitu televisi. Program televisi yang dijadikan object produksi adalah format magazine show dengan mengambil tema besar yang berhubungan dengan gaya hidup zero waste. Pada program ini berisi informasi-informasi yang disampaikan melalui enam rubrik utama yaitu lifestyle, DIY, fashion, travelling, tips and trick, kuliner dengan menerapkan kreativitas visual dalam penyutradaraannya. Kreativitas visual yang dimaksud ini ialah menggunakan elemen berupa teknik pengambilan gambar meliputi type of shot, camera angle, camera movement, juga desain motion grafis pada proses visual editing sebagai pendukung. Penulis sebagai seorang sutradara berusaha mengatur visual semenarik mungkin agar program magazine yang disajikan tidak monoton dan membuat penonton mudah bosan. Program dengan format magazine ini bertujuan agar pesan yang disampaikan mudah dimengerti namun tetap menarik. //ir

Oleh Irfandi Hafizh

Strategi Kreatif Produser dalam Pengemasan Program Dokumenter Televisi "Ragam Rupa" Episode "Wanita Pemaes"

Penciptaan program dokumenter televisi “Ragam Rupa” episode “Wanita Pemaes” melatarbelakangi pelaku seni yang masih mempertahankan tradisi pada perkembangan zaman yang sudah modern. Penciptaan program “Ragam Rupa” episode “Wanita Pemaes” bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai pelaku seni yang ada di Indonesia terutama daerah Yogyakarta. Program “Ragam Rupa” tidak hanya memberikan informasi namun juga dikemas dengan menarik dan menghibur yang membuat penonton betah dalam menonton program “Ragam Rupa”. Penyusunan program dokumenter “Ragam Rupa” dimulai dari perencanaan mengenai ide awal, pengembangan ide dan konsep hingga proses produksi dan pasca produksi. Penulis menggunakan metode riset, observasi dan wawancara dengan beberapa narasumber yang berkompeten dalam memaes. Penulis sebagai produser menggunakan elemen-elemen kreatif dalam buku Manajemen Media Penyiaran untuk mengimplementasikan untuk menerapkan pada program “Ragam Rupa”. Sehingga mampu mengembangkan ide dan konsep yang sudah ada dan berinovasi untuk menghasilkan karya baru yang menarik untuk ditayangkan kepada penonton. Karya dokumenter televisi “ragam Rupa” diharapkan dapat menjadi karya refrensi dan pilihan masyarakat mengenai tentang pelaku seni yang ada di Indonesia. //ir

Oleh Gaudentio Oriensu Dioktokusuma

Tangga Dramatik dalam Penulisan Naskah Dokumenter Televisi "Sudut Nusantara Episode Wanita-wanita Tangguh di Antara Jurang"

Produksi karya yang berbentuk dokumenter televisi nondrama ini membahas tentang tiga sosok wanita yang tangguh yaitu Mbah Yoso, Bu Warni, dan Bu Ngatiyem dari Kampung kecil di lereng Gunung Merapi yaitu Kampung Gir Pasang. Penulis mengambil pendekatan alur tangga dramatik yang terjadi dari hasil wawancara dan susunan visual. Penggambaran cerita kehidupan sehari-hari dari ketiga subjek mengisi dokumenter ini dari awal sampai akhir dengan berfokus terhadap ketangguhan yang ketiga subjek miliki. Tujuan produksi karya ini adalah untuk memproduksi naskah program dokumenter televisi “Sudut Nusantara Episode Wanita-Wanita Tangguh di Antara Jurang” dengan menggunakantangga dramatik agar penonton turut merasakan alur dan emosi. Jenis produksi karya ini adalah deskriptif kualitatif sehingga data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan korenponden pada google form. Proses penulisan naskah diproduksi melalui empat tahapan, yaitu tahap perencanaan, tahap prapenulisan, tahap pelaksanaan penulisan, dan tahap evaluasi dan penulisan kembali. Analisis naskah dilakukan dengan dasar teori tangga dramatik nondrama oleh Antonius Darmanto, yakni, dari pemaparan, agak menarik, lebih menarik, paling menarik, dan penutup. Berdasarkan hasil analisis, tangga dramatik dokumenter ini terbangun berkat hasil wawancara dari ketiga subjek dan visual yang menguatkan statement subjek, sehingga penonton banyak mendapat inspirasi, kekaguman, dan pelajaran dari ketangguhan ketiga subjek. //ir

Oleh Titah Ulfiani Cholil

Berita Terbaru