Buku

Struktur Kronologis pada Narasi Dokumenter Televisi "Historia Episode Banyusumurup : Makam Para Pendosa Kerajaan Mataram"

Penciptaan karya produksi dokumenter televisi dengan judul “Historia episode Banyusumurup : Makam Para Pendosa Kerajaan Mataram bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kehadiran Makam Banyusumurup. Makam Banyusumurup merupakan sebuah bangunan cagar budaya yang terletak di Kelurahan Girirejo, Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tujuan penciptaan karya ini adalah untuk menceritakan kembali sejarah yang pernah terjadi pada saat pemerintahan Kerajaan Mataram, khususnya Mataram Islam. Makam Banyusumurup didirikan atas dasar perintah raja Mataram Islam saat itu, Sunan Amangkurat I. Tokoh yang dimakamkan pada makam ini antara lain Pangeran Pekik beserta kerabatnya. Penyusunan naskah struktur kronologis karya dokumenter televisi ini menggunakan metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara bersama narasumber terkait, dan mengumpulkan arsip yang tersimpan di Balai Pelestarian Cagar Budaya DIY dan Dinas Kebudayaan DIY. Hal tersebut dilakukan oleh seorang penulis naskah dengan tujuan membuat sebuah naskah dengan informasi yang lengkap serta menjaga validitas informasi sehingga tidak merugikan pihak-pihak tertentu. //ir

Oleh Nandhira Sekar Tyasmara

Kontinuitas dalam Penyutradaraan Program Dokumenter Televisi "Historia Episode Banyusumurup: Makam Para Pendosa Kerajaan Mataram"

Skripsi penciptaan karya produksi ini bertujuan untuk memproduksi dokumenter televisi Historia yang informatif dengan mengangkat topik sejarah yang ada di Nusantara. Episode “Banyusumurup : Makam Para Pendosa Kerajaan Mataram” merupakan dokumenter sejarah mengenai Makam Banyusumurup yang disebutsebut sebagai makam “pendosa” Kerajaan Mataram Islam era pemerintahan Amangkurat I. Makam ini juga merupakan cagar budaya yang ada di Yogyakarta. Sebagai generasi muda yang memiliki rasa cinta terhadap budaya hal ini menjadi menarik untuk diangkat ke dalam karya dokumenter televisi karena belum banyak yang mengetahui akan peristiwa sejarah tersebut. Penciptaan karya dokumenter televisi membutuhkan arahan sutradara yang memfokuskan kepada kontinuitas agar rangkaian cerita yang terbangun dapat berkesinambungan antara shot satu dengan shot lainnya. Kontinuitas diperlukan untuk mempertahankan alur visual yang sudah terjalin dan terarah diantara pengambilan gambar dan adegan-adegan, disertai penunjang motion graphic dan animasi sebagai variasi visualnya. Sehingga penonton diharapkan mendapat informasi yang jelas serta memiliki gambaran akan peristiwa yang terjadi pada masa lampau. //ir

Oleh Hasna Karimah

Fungsi Warna dan Setting Tata Artistik Membangun Suasana Serta Karakter Drama Televisi "Rekasa"

Sebuah karya tentunya harus memiliki daya tarik tersendiri untuk memikat para penontonnya. Penciptaan karya ini bertujuan untuk membangun suasana dan karakter melalui pendekatan setting dan warnapada drama televisi “REKASA”. Warna merupakan salah satu komponen penting yang harus diperhatikan dalam pembuatan karya seni seperti dalam pembuatan film/drama, karena warna dapat menarik perhatian penonton saat menonton untuk pertama kalinya. Warna memiliki kemampuan yang dapat menciptakan rasa dan suasana, penggabungan warna warna tertentu juga dapat menimbulkan kesan yang berbeda beda.?Seorang penata artistik harus bisa menyalurkan ide sebuah naskah kedalam konsep penataan set dan mengaplikasikannya pada lokasi yang cocok untuk pengambilan gambar.?Semua informasi dan data yang mendukung proses pembuatan karya ini di dapatkan melalui studi pustaka dan observasi yang dilkakukan penulis. Penataan tata artistik dalam drama televisi ini melibatkan teori warna serta setting sebagai landasan teori agar warna yang disusun dapat mendeskripsikan suasana serta karakter yang dimiliki oleh tokoh sebuah drama serta menjelaskan ruang dan waktu terjadinya cerita. Penggunaan teori warna ini membantu penulis dalam penyusunan warna, selain itu penulis juga dapat menghasilkan konsep sesuai dengan apa yang diinginkan dan diaplikasikan kedalam sebuah setting. Selanjutnya karya ini diproduksi melalui tahapan pra produksi dengan pembuatan konsep serta perencanaan, produksi dilakukan dengan pembuatan properti serta melakukan setting, dan pada saat pasca produksi dilakukan pengembalian. Produksi karya ini dilakukan sesuai dengan konsep dan rencana setting tata artistik yang diharapkan dapat mendukung proses produksi program drama secara menyeluruh. //ir

Oleh Wildhania Ayu Safira

Penyutradaraan Program Dokumenter Televisi "Unique" Episode "Warung Makanan Roh Halus"

Program dokumenter televisi “Unique” merupakan program yang memberikan informasi serta hiburan mengenai keunikan yang terdapat di Kota Yogyakarta disertai dengan fakta dari narasumber. Program “Unique” episode Warung Makanan Roh Halus menjelaskan tentang keunikan nama warung. Warung ini menyediakan makanan bukan untuk manusia melainkan untuk roh halus. Dalan penciptaan karya produksi dokumenter televisi “Unique” penulis sebagai sutradara telah menyelesaikan produksi sesuai perencanaan. Program tersebut menerapkan camera angle, type shot, dan framing. Camera angle yang digunakan adalah high angle, frog eye, eye level, dan low angle. Penulis menggunakan variasi shot seperti close up, big close up, extreme close up, medium close up, medium shot, medium long shot, long shot dan extreme long shot. Penulis juga memperhatikan penempatan objek pada layar atau framing seperti mematuhi rule of third, walking room, looking room, head room, dan over shoulder. Implementasi tersebut bertujuan agar gambar yang disajikan bervariasi dan menghasilkan keindahan gambar, sehingga karya produksi tersebut dapat menghibur dan memberikan informasi kepada masyarakat dengan baik. //ir

Oleh Devinda Rahma Caesa

Contingency Planning Produser dalam Produksi Drama Televisi "Rekasa"

Skripsi penciptaan karya ini bertujuan untuk memproduksi program drama televisi dengan mengoptimalkan strategi produser dalam menyusun contingency planning. Produser adalah orang yang berada di puncak sebuah produksi. Perannya sangat penting dalam mengontrol segala aspek produksi, dari pra hingga pasca produksi. Namun seringkali produser tidak menyadari adanya hambatan tak terduga yang bisa terjadi kapan saja sehingga mempengaruhi proses produksi. Oleh karena itu, seorang produser haruslah menyiapkan rencana cadangan atau contingency planning. Contingency planning bertujuan untuk melindungi perencanaan yang sudah dibuat agar dapat tetap terlaksana walaupun dengan sedikit penyesuaian. Terlebih dalam produksi sebuah program drama televisi yang proses pembuatannya lebih rumit daripada program televisi lainnya. Hal ini membuat drama televisi harus direncanakan dengan sangat matang. Semua data dan informasi yang mendukung proses pembuatan karya ini diperoleh dari studi pustaka dan observasi dari beberapa karya serupa. Karya ini telah selesai diproduksi dengan mengaplikasikan contingency planning pada setiap tahap pembuatannya yaitu pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Penerapan contingency planning tersebut sangat membantu produser dalam menangani hal-hal tidak terduga yang terjadi selama pembuatan karya. //ir

Oleh Ayunda Bilqish A

Berita Terbaru