Centhini Tambangraras Amongraga Jilid 11
background:white" >Serat Centhini yang ditulis dalam kurun waktu 1814-1823 dan
oleh penyadurnya disebut sebagai “Ensiklopedi Budaya Jawa” merupakan buku yang
sangat berharga mengingat buku ini membicarakan banyak perkara. Ia begitu kaya
dengan perincian situasi dan peristiwa. Ceritanya selalu mengandung maksna yang
bisa diamalkan dalam kehidupan riil.Pada jilid ini menceritakan, k
mso-themecolor:text1" >arena kesedihannya, Niken Tambangraras meninggalkan
Wanamarta disertai abdi Centhini dan mengganti namanya menjadi Ni Rubiyah
Selabranta. Ia kemudian sampai di Dukuh Wanataka dan bertemu dengan Santri
Monthel. Santri Monthel kemudian dinikahkan dengan Centhini. Ki Bayi Panurta
meminta Jayengresmi dan Jayengraga untuk mencari Niken Tambangraras. Nyi
Malarsih dan Ki Bayi Panurta sedih ditinggal pergi anak-anaknya. Kemudian,
datang surat dari Santri Montel mengabarkan bahwa Seh Amongraga masih hidup dan
berada di Wanataka. Keduanya pun pergi ke Wanataka. Akhirnya, Nyi Malarsi dan
Ki Bayi Panurta dapat bertemu dengan Seh Amongraga dan istrinya, serta
adik-adiknya juga beserta istrinya. Nyi Malarsi dan Ki Bayi Panurta pulang ke
Wanamarta. Jayengresmi dan Jayengraga tinggal di Wanataka. Kemudian setelah
sekian lama di Wanataka, Jayengresmi dan Jayengraga kembali ke Wanamarta. Ki
Bayi Panurta dalam keadaan sakit. //ir
Tidak tersedia versi lain