Calon Arang: Kisah Perempuan Korban Patriarki
Dalam
karya ini, suara pengarangnya tetap seperti dahulu: mengajak bercengkerama,
terkadang mengajak tersenyum, tetapi selalu mengajak berpikir. Pembaca boleh
penasaran untuk mengikuti, bagaimana prosa lirik ini akan ditulis oleh seorang
penyair, yang mencoba memahami manusia semenjak tubuhnya, sampai tingkat
sarjana muda kedokteran; lantas jiwanya, sampai lulus sarjana psikologi;
diteruskan dengan refleksi radikal melalui filsafat, sampai tingkat doktor yang
telah dikukuhkan sebagai guru besar; namun mengaku baru mengenalnya secara utuh
dalam ekspresi puisi. Sejak Sajak-sajak 33 (1967) sampai Unta (2005), Toeti
terus-menerus menyibakkan pengalaman perempuan dalam relasi-relasi patriarchal.
Dia menyajikan symbol-simbol yang menguakkan berbagai matra pengalaman
perempuan yang lama terkubur sebagai amarah. //ir
Tidak tersedia versi lain