Komposisi Visual dalam Penyutradaraan Dokumenter Televisi "Sudut Nusantara" Episode "Kampung Adat Kesepuhan Ciptagelar"
Masyarakat
Kesepuhan Ciptagelar hidup dalam kesahajaan dan lingkungan tradisional yang
lekat, mereka juga masih melestarikan tradisi dan adat istiadat leluhurnya.
Bahkan, masyarakat ini mampu melakukan kegiatan kebudayaan dan tradisi dengan
cara tradisional serta menerapkan nilai-nilai sosial secara gotong royong.
Keterbukaan mereka terhadap teknologi tidak membuat masyarakat Ciptagelar
bergantung pada teknologi sebagai pegangan hidup. Meski teknologi ada dalam
kehidupan warga Ciptagelar, urusan yang terkait dengan tradisi sama sekali
tidak boleh melibatkan teknologi. Teknologi yang ada hanya digunakan untuk
memenuhi kebutuhan listrik, media komunikasi dan informasi. Keadaan tersebut
menginspirasi penulis menciptakan sebuah karya dokumenter “Sudut Nusantara”
episode “Kampung Adat Kesepuhan Ciptagelar”. Menggunakan format dokumenter
jenis potret dengan melalui tiga tahapan produksi yaitu pra produksi, meliputi
penentuan ide, riset, observasi, wawancara, dan pembuatan treatment. Produksi
meliputi shooting dan take voice, dan paska produksi meliputi editing.
Penciptaan karya produksi dokumenter televisi “Sudut Nusantara” penulis sebagai
Sutradara telah menyelesaikan produksi sesuai perencanaan. Program tersebut
menerapkan teori komposisi visual yaitu framing dan illusion of depth. Framing
yang digunakan meliputi unsur sebagai berikut the rule of third, looking room,
walking room, head room. Menciptakan teori illusion of depth yang dengan
menggunakan foreground, middleground dan background. Teori tersebut penulis gunakan
untuk menciptakan visual yang dinamis, berdimensi, seimbang serta menghasilkan
keindahan gambar, sehingga karya produksi tersebut dapat menghibur dan
memberikan informasi kepada masyarakat dengan baik
IN" >. //ir
IN" >
Tidak tersedia versi lain