Edelweis Merbabu yang Merindu Kumpulan Cerpen
Hapuslah air mata yang
menggenangi hatimu. Ingatlah pada bunga Edelweis, yakni kuntum yang tumbuh
menjadi semai ketika ia gugur. Aku. Tokoh rekaan dalam kisah ini. Namun,
sejatinya akulah yang nyata. Tulus rinduku menggumam; terangi cintamu dengan
cahaya nurani, sebab cinta tanpa nurani akan berubah menjadi perbudakan,
perbudakan yang menyesakkan. Dan aku. Mincintaimu. Jauh. Di dalam lubuk nurani
ini, mendalam takterperikan. Secara garis besar kumpulan cerpen ini berkisah
tentang cinta, baik dalam sudut pandang, feminis/keperempuanan, maupun dalam
sudut pandang feminis/kelaki-lakian. Pembaca disuguhkan pada realitas interaksi
hubungan cinta antara laki-laki dan perempuan sebagaimana adanya, tentunya
dengan sentuhan drama, imajinasi, dan fantasi, sejiwa dengan karya fiksi pada
umumnya. //ir
Tidak tersedia versi lain