Pencahayaan menjadi element
yang penting dalam sebuah produksi video. Akan tetapi sering mendapat kendala
baik dari keterbatasan jumlah alat, ketersediaan sumber listrik, lokasi
produksi, dan personil kru. Keterbatasan-keterbatasan tersebut menjadi
tantanagn pada produksi feature warisan budaya “Tari Topeng Panca Wanda Penuh
Makna”. Ide dan tujuan yang digunakan pada program feature warisan budaya “Tari
Topeng Panca Wanda Penuh Makna” memanfaatkan cahaya alami yang dapat memberikan
hasil pencahayaan yang baik dengan menggunakan alat yang terbatas, dan
mendapatkan dimensi yang tepat. Program feature warisan budaya “Tari Topeng
Panca Wanda Penuh Makna” bertujuan dalam menciptakan karya yang memiliki
pencahayaan yang baik di setiap scene agar dimensi ruang dapat tercipta dengan
menerapkan three point of lighting. Karya pada program feature warisan budaya,
sebagai seorang penata cahaya dapat menciptakan suatu dimensi terhadap objek
yang terkena cahaya. Pencahayaan yang digunakan pada saat produksi tari topeng
Cirebon, menggunakan teknik three point of lighting terdiri dari key light,
fill light, dan back light. Cahaya yang dihasilkan oleh three point of lighting
dapat menghasilkan kesan tiga dimensi, sehingga gambar tersebut terkesan
memiliki ruang dan mampu menampilkan detail objek yang terkena cahaya. Apabila
teknik three point of lighting dan backdrop hitam disatukan, maka cahaya yang
mengenai objek akan terlihat misterius. //ir
Oleh Chintya Intan Permata Sari