Buku

Penulisan Gaya Ironi Dan Klimaks Dalam Penulisan Naskah Produksi Dokumenter Televisi “Ecopedia” Episode “Visual Trash”

Karya produksi feature televisi “Texas Van Java” menceritakan perjalanan berlibur ke desa Wonocolo yang merupakan salah satu desa di Kabupaten Bojonegoro yang memilik potensi pariwisata berbasis geologi yang sedang dikembangkan yaitu Geopark Wonocolo atau biasa dikenal dengan nama teksas Wonocolo. Melalui metode implementasi camera angle dan kesinambungan gambar, penulis sebagai pengarah acara ingin memberikan tayangan informasi dikemas dalam format feature televisi. Bersama dengan tim penulis ingin menciptakan harmonisasi agar tidak terjadi salah paham dalam pengambilan gambar dan penuangan ide didalamnya. Penulis tidak lain ingin menciptakan sajian program dengan kekuatan gambar yang menghibur menggunakan berbagai camera angle dalam pengambilan dan kesinambungan gambar. Penulis menjadi pengarah acara sekaligus editor manager agar mempermudah proses penyuntingan gambar oleh editor. Kemasan program Feature Televisi ini menjadi bagian dari sub edisi program acara bernama “Lanskap Indonesia”, yang ditayangkan seminggu sekali dengan durasi sekitar dua puluh menit. Akhirnya penulis berharap hasil program ini dapat menimbulkan kesan asik dan menghibur melalui penyajian audio visual yang dinamis dan tidak membosankan. Kemasan program Feature Televisi yang mengulas tentang aspek sosial dan perjalanan ini berhasil dalam menarik mata penonton dari pengimplementasian camera angle dan kesinambungan di setiap susunan gambarnya. Melalui tayangan ini penulis juga bertanggung jawab untuk memberikan sajian tayangan lebih luas dari beragam aspek feature yang menarik, agar lebih mudah dipahami dan menghibur khalayak luas.

Oleh Aprilia Eka Pratiwi

Dinamisasi Visual Dalam Produksi Dokumenter Televisi “Ecopedia” Episode “Visual Trash”

“Ecopedia” episode “Visual Trash” adalah sebuah dokumenter televisi ilmu pengetahuaan tentang sampah visual di Daerah Istimewa Yogyakarta yang terabaikan dari sisi masyarakat maupun pemerintah. Sampah Visual adalah iklan yang mengganggu tatanan kota dan merusak pandangan mata, yang terdiri dari berbagai iklan luar ruang yang berbentuk baliho, spanduk, poster, stiker yang didalamnya berisi iklan produk dagang dan promosi partai politik, yang ditempatkan ditempat-tempat yang ramai dan tidak memiliki izin resmi dari pemerintah. Metode yang digunakan pada skripsi ini yaitu penerapan Dinamisasi Visual yang artinya kesinambungan antara gambar satu dengan lainnya dan sinkronisasi terhadap naskah yang dibuat, sebagai seorang pengarah acara ingin menciptakan sajian program dengan kekuatan fakta gambar secara continuity. Hasil dari skripsi ini, menerangkan Dinamisasi Visual yang dapat mengulas tentang aspek sampah visual yang menarik mata penonton dengan penyajian audio visual yang dinamis dan tidak membosankan.

Oleh Devi Rahma Syafira

Pendekatan Jurnalisme Lingkungan Dalam Produksi Dokumenter Televisi “Ecopedia” Episode “Visual Trash”

Sampah visual diartikan sebagai aktivitas pemasangan iklan luar ruang yang berjenis komersial, sosial, maupun iklan politik yang penempatannya tidak sesuai dengan regulasi. “Sampah visual” yang tidak secepat mungkin diatasi dapat mengganggu keteraturan dan kenyamanan masyarakat dan juga dapat menurunkan nilai estetika yang dimiliki oleh kota tersebut. Berdasar fakta yang ada, penulis mengaplikasikannya ke dalam sebuah karya produksi dokumenter televisi. Penulis sebagai produser fokus pada pendekatan secara jurnalisme lingkungan. Pendekatan jurnalisme yang dilakukan berupa proses-proses untuk menyajikan informasi mengenai sampah visual dalam bentuk dokumenter televisi. Penulis dan tim produksi mengambil format dokumenter televisi karena peristiwa yang terjadi diambil dari kejadian-kejadian faktual dan opini dari fenomena alam maupun fenomena sosial-budaya, yang dikemas secara audiovisual dan ditayangkan dalam format jurnalistik televisi. Produser juga menggunakan gaya ekspositori dalam mengemas dokumenter ini. Karya Produksi ini diharapkan mampu memaparkan informasi sekaligus mengedukasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam penanganan permasalahan sampah visual demi menjaga lingkungan dan keindahan kota.

Oleh Nurul Ashari

Dinamisasi Visual Dalam Karya Dokumenter Televisi “Baswara Negeri” Edisi “Memori Pilu Di Merapi”

Tahun 2010 menjadi tahun yang meninggalkan memori kelam bagi para penghuni sekitar lereng Gunung Merapi. Letusan dahsyat Gunung Merapi meluluhlantakkan beberapa desa di sekitar lerengnya serta memakan banyak korban. Salah satu korban tersebut bernama Endah Fri Utami yang menjadi narasumber utama dalam dokumenter ini. Endah menceritakan bagaimana dia bisa selamat pada bencana tersebut hingga rasa trauma yang dialaminya 11 tahun silam sampai sekarang. Tujuan dari pembuatan dokumenter ini adalah untuk memberi informasi dan edukasi masyarakat untuk selalu waspada dengan bencana alam yang dapat sewaktu-waktu terjadi. “Baswara Negeri” Edisi “Memori Pilu di Merapi” adalah sebuah dokumenter televisi yang menerapkan Dinamisasi Visual dengan mengaplikasikan teori–teori pendukung yaitu type of shot dan elements of the shot ke dalam karya audio visual. Dengan durasi 20 menit yang terbagi menjadi tiga sequences dan satu opening. Dokumenter berjenis dokumenter biograf dengan gaya naratif.

Oleh Deivor Ismanto

Penerapan Gaya Naratif Dan Tangga Dramatik Dalam Naskah Program Dokumenter Televisi “Baswara Negeri” Edisi “Memori Pilu Di Merapi”

Wayang kulit merupakan salah satu kesenian tradisional Indonesia. Pertunjukan wayang kulit menyajikan kisah yang erat dengan budaya Jawa, serta memiliki nilai-nilai khusus didalamnya. Perkembangan yang terus terjadi melahirkan inovasi baru di dunia perwayangan yaitu wayang cinema. Wayang cinema merupakan pertunjukan wayang kulit dengan mengusung konsep layaknya film di bioskop didukung dengan sound dan animasi. Penciptaan karya produksi audio visual ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu pra produksi, produksi, dan pasca produksi, dilengkapi dengan teknik pengumpulan data seperti riset, observasi dan wawancara. Penulis naskah bertugas untuk membangun suatu cerita dengan menentukan gaya penulisan yang akan digunakan. Dalam karya dokumenter televisi ini penulis menerapkan gaya penulisan jurnalisme naratif. Hal ini bertujuan untuk mempermudah penonton dalam memahami pesan yang ditayangkan. Berdasarkan hasil yang penulis jabarkan, diperoleh kesimpulan bahwa penulis telah menerapkan penggunaan gaya jurnalisme naratif dalam penulisan naskah karya audio visual sehingga dapat menyajikan informasi secara terstruktur dan membangun kedekatan dengan penonton.

Oleh Hamzah Abdullah

Berita Terbaru