Buku

Pengembangan Ide Kreatif Produser Dalam Dokumenter Televisi Jejak Realita Edisi “Suara Dan Asa: Egrang Dan Generasi Bangsa”

Yudi Karyono, sosok isnpiratif asal Yogyakarta yang dikenal sebagai Raja Egrang. Kecintaannya terhadap egrang, membuatnya berani melakukan hal yang tidak biasa. Ia pernah berjalan dari Yogyakarta menuju Jakarta dan Surabaya dengan egrang besi buatannya. Tujuan utamanya melestarikan egrang dan permainan tradisional ialah agar masyarakat khususnya generasi muda tidak melupakan salah satu warisan budaya yaitu permainan tradisional. Keikhlasannya membuat egrang untuk dipinjamkan tanpa memungut biaya, menjadikan penulis berkeinginan untuk membagi cerita kepada penonton dengan kemasan tayangan program Dokumenter Televisi Jejak Realita. Penulis selaku produser memilih Jejak Realita sebagai nama program, untuk mengisyaratkan tayangan yang akan kami sajikan seputar jejak atau pengalaman kisah dari sosok inspiratif. Dengan menerapkan pengembangan ide produser dalam penyajian produksi kali ini, penulis berharap penonton terhibur dan terinspirasi. Melalui dokudrama, grafis, serta narasi yang disajikan akan menjadi penunjang tayangan edukatif, inspiratif, serta menarik untuk penonton dengan pengemasan berkualitas yang tidak boleh terlewatkan.

Oleh Sirait, Mei Sada BR

Pengembangan Kreatifitas Produser Dalam Produksi Program Dokumenter Televisi “Potret Negeri” Edisi “Kampung Peneleh”

Penulis mengangkat topik Kampung Peneleh yang berada di Surabaya, Jawa Timur. Selain untuk menambah wawasan penonton, diharapkan melalui dokumenter ini bisa menambah animo masyarakat untuk melestarikan budaya. Tujuan Penelitian dalam karya konseptual ini agar dapat menciptakan program dokumenter dengan pengembangan kreatifitas produser yang dapat menyempurnakan jalannya produksi dan berfokus pada pemahaman peran Produser pada proses pra-produksi, produksi, dan pasca-produksi pada dokumenter Televisi “Potret Negeri Edisi Kampung Peneleh”. Metode Penelitian yang digunakan adalah analisis yang diperkuat dengan metode wawancara dan observasi. Penulis melakukan wawancara bersama informan pendukung dan narasumber terpercaya serta observasi agar dapat mengetahui dan menemukan penemuan baru yang bisa digunakan oleh produser dalam sebuah karya dokumenter televisi. Hasil yang dicapai menunjukkan bahwa karya penciptaan “Kampung Peneleh” diciptakan untuk membuka mata masyarakat tentang hal-hal kecil yang berdampak bagi kehidupan dan lingkungan dengan pembawaan program yang ringan dan memberikan gambaran tentang pemanfaatan kreatifitas yang baik pada sebuah program dokumenter. Semua aspek tersebut dikombinasikan dengan beberapa sub-format seperti voxpop, statement dan narasi yang mendukung informasi serta visual.

Oleh Rahmadhanang Ario Soedjarwo

Pendekatan Subjek Produser Dalam Program Dokumenter Televisi “Baswara Negeri” Edisi “Memori Pilu Di Merapi”

Gunung Merapi pada tahun 2010 mengalami letusan yang sangat dahsyat. Endah Fri Utami adalah salah satu korban dari letusan Gunung Merapi tahun 2010. Endah terpapar awan panas yang mengenai sekujur tangan dan kakinya. Kala itu Endah yang masih berumur 16 tahun harus berjuang untuk tetap bertahan hidup dalam trauma yang mendalam. Dari kisah ini penulis ingin memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya mitigasi bencana Gunung Merapi berangkat dari kisah hidup Endah yang dituangkan dalam karya produksi dokumenter televisi “Baswara Negeri” edisi “Memori Pilu di Merapi. Metode yang digunakan dalam proses penciptaan karya produksi dari pra produksi, produksi, hingga pasca produksi adalah kualitatif berfokus pada observasi dan wawancara langsung kepada subjek untuk mendapatkan data dan informasi secara faktual dan lengkap. Penulis sebagai produser membuat karya dokumenter televisi dengan menerapkan pendekatan subjek kepada narasumber. Pendekatan subjek dilakukan menggunakan komunikasi interpersonal dan komunikasi persuasif agar penerapan pendekatan subjek kepada narasumber berlangsung baik.

Oleh Melati Sulistiyo Ningrum

Teks Ekspositoris Dalam Penulisan Naskah Dokumenter Televisi Telusur Nusantara Edisi “Aliran Kepercayaan Sumarah”

“Telusur Nusantara” edisi “Aliran Kepercayaan Sumarah”, merupakan sebuah karya dokumenter televisi ilmu pengetahuan yang menerapkan teks ekspositoris dalam penulisan naskah dengan tujuan untuk menceritakan suatu runtutan peristiwa sehingga dapat tersampaikannya sebuah informasi serta dapat memperluas pengetahuan dan menggugah pikiran para penonton. Terutama mengenai aliran kepercayaan di kota Yogyakarta. Teks ekspositoris dirasa efektif untuk menarik perhatian penonton. Proses penulisan dilandasi oleh data riset mendalam selama pra-produksi, pasca produksi hingga penyempurnaan dan revisi tugas akhir ini. Hasil dari penulisan naskah teks ekspositoris adalah sebuah informasi atau pengetahuan baru yang disusun dengan kalimat se-indah mungkin agar dialog narasumber serta narasi saling berkesinambungan sehingga bisa memunculkan unsur dramatisme dalam karya dokumenter televisi ”Telusur Nusantara” edisi “Aliran Kepercayaan Sumarah”. Keberhasilan dalam penerapan teks ekspositoris akan tampak pada tambahan pengetahuan serta kepekaan rasa para pemirsa.

Oleh Namira Yunia Lestanti

Implementasi Camera Angle Dan Kesinambungan Gambar Dalam Produksi Feature Televisi “Lanskap Indonesia” Edisi “Texas van Java”

Karya produksi feature televisi “Texas Van Java” menceritakan perjalanan berlibur ke desa Wonocolo yang merupakan salah satu desa di Kabupaten Bojonegoro yang memilik potensi pariwisata berbasis geologi yang sedang dikembangkan yaitu Geopark Wonocolo atau biasa dikenal dengan nama teksas Wonocolo. Melalui metode implementasi camera angle dan kesinambungan gambar, penulis sebagai pengarah acara ingin memberikan tayangan informasi dikemas dalam format feature televisi. Bersama dengan tim penulis ingin menciptakan harmonisasi agar tidak terjadi salah paham dalam pengambilan gambar dan penuangan ide didalamnya. Penulis tidak lain ingin menciptakan sajian program dengan kekuatan gambar yang menghibur menggunakan berbagai camera angle dalam pengambilan dan kesinambungan gambar. Penulis menjadi pengarah acara sekaligus editor manager agar mempermudah proses penyuntingan gambar oleh editor. Kemasan program Feature Televisi ini menjadi bagian dari sub edisi program acara bernama “Lanskap Indonesia”, yang ditayangkan seminggu sekali dengan durasi sekitar dua puluh menit. Akhirnya penulis berharap hasil program ini dapat menimbulkan kesan asik dan menghibur melalui penyajian audio visual yang dinamis dan tidak membosankan. Kemasan program Feature Televisi yang mengulas tentang aspek sosial dan perjalanan ini berhasil dalam menarik mata penonton dari pengimplementasian camera angle dan kesinambungan di setiap susunan gambarnya. Melalui tayangan ini penulis juga bertanggung jawab untuk memberikan sajian tayangan lebih luas dari beragam aspek feature yang menarik, agar lebih mudah dipahami dan menghibur khalayak luas.

Oleh Muhammad Samsul Huda

Berita Terbaru