Buku

Kekuatan Musik dalam Penyutradaraan Drama Musikal Radio "Hiraeth"

Perkembangan komunikasi, pendengar radio selalu ada dari semua kalangan. Meskipun banyak orang berpikir bahwa radio kalah saing dengan televisi dan media lainnya yang menawarkan audio dan visual. Tetapi radio memiliki daya imajinatif (Theatre of mind) sebagai unggulan yang dapat didengar saat melakukan aktivitas lain, seperti: memasak, belajar, mengerjakan laporan, menyetir mobil, dan lain-lain. Radio memiliki 3 element Voice, Music dan Sound Effect menjadi unsur utama sekaligus memberikan daya tarik pendengar. Drama atau sandiwara yang artinya ajaran tersamar dalam hidup. Unsur musik yang ada di dalam cerita menjadi kekuatan dalam menarik perhatian audience, dimana musik dapat membuat audience merasakan perasaan dan suasana yang terjadi dalam cerita tersebut. Media radio hanya dapat menyampaikan pesan melalui suara menjadi sebuah tantangan bagi penulis. Sebagai sutradara penulis mampu membentuk drama musikal radio yang menghanyutkan pendengar ke dalam cerita. Penulis berkeinginan menciptakan Kekuatan Musik dalam Penyutradaraan Drama Musikal Radio diciptakan dengan ornamen musik pendukung, akan membangun dan menggambarkan karakter tokoh tersebut agar pendengar tidak bosan saat mendengarkan drama radio, pesan moral kehidupan dari cerita yang disajikan pun juga tersampaikan dengan baik kepada audience. dengan perkembangan dunia radio yang mulai menurun karena mulai bermunculan media informasi dan hiburan seperti televisi, youtube dan sosial media lainya. Media mulai menerapkan konsep radio dengan informasi yang di kemas menarik yaitu dalam bentuk podcast. penulis menggabungkan antara musik dan drama radio yang menjadi Drama Musikal Radio. Menggabungkan antara informasi, musik dan hiburan. Sehingga penulis ingin berinovasi membuat Drama Musikal RadioProposal Skripsi dengan judul “Kekuatan Musik dalam Penyutradaraan Drama Musikal Radio “Hiraeth” ini dapat disetujui dan segera dilaksanakan dengan hasil yang baik dan memuaskan sesuai dengan tujuan dan manfaat, serta memberikan dampak positif bagi banyak pihak. //ir

Oleh Niken Puspasari Nurul Qolbi Farman

Penerapan Tangga Dramatik dalam Penulisan Naskah Drama Televisi "Ephemeral"

Penciptaan karya drama televisi “Ephemeral” mengangkat tentang penyakit langka bernama Fatal Familial Insomnia, yaitu salah satu penyakit gangguan tidur yang terjadi karena adanya protein prion berbentuk abnormal, menumpuk pada salah satu bagian otak tengah (Thalamus), yang memiliki peran dalam mengatur siklus tidur manusia. Penyakit ini mengakibatkan pengidap Fatal Familial Insomnia tidak dapat tidur dan mengalami kerusakan baik fisik maupun mental. Drama “Ephemeral” menceritakan tentang hubungan anak dan ayah yang sedang mengidap penyakit Fatal Familial Insomnia. Sang ayah harus menanggung rasa sakitnya sendiri karena tidak ingin membuat anak semata wayangnya khawatir. Namun pada akhirnya sang anak harus mengetahui kenyataan bahwa ayahnya tidak memiliki sisa waktu yang banyak. Untuk menjadikan kisah ini menarik, penulis yang berperan sebagai penulis naskah menerapkan teori tangga dramatik versi Aristoteles yang terdiri dari beberapa bagian, yaitu Protasis, Epitasio, Catastasis, Catastrophe untuk menciptakan sebuah drama yang layak ditonton dan dapat membawa emosi penonton saatmenyaksikan adegan yang disuguhkan, hingga mencapai puncak adegan. //ir

Oleh Renaldi Indra Gunawan

Penerapan Gaya Bahasa Informal dalam Penulisan Naskah Program Variety Radio "Cemara" Episode Kanebo

Tujuan skripsi penciptaan karya ini adalah memproduksi program variety radio melalui naskah dengan menggunakan bahasa informal. Program variety radio “Cemara” Episode Kanebo mempunyai tujuan untuk menghibur dan memberikan informasi kepada para pendengarnya. Penulis melakukan penelitian mengenai penerapan gaya bahasa informal dalam Program Variety radio. Penciptaan karya variety radio “Cemara” Episode Kanebo menjadi media observasi dalam menganalisis penerapan gaya bahasa informal dalam variety radio. Rumusan masalah dalam penelitian adalah bagaimana penerapan gaya bahasa informal dalam penulisan naskah variety radio “Cemara” Episode Kanebo. Proses penulisan naskah terdiri dari empat tahapan, yaitu tahap perencanaan, tahap pra penulisan, tahap pelaksanaan penulisan, dan tahap evaluasi dan penulisan kembali. Analisis naskah menggunakana gaya bahasa informal menurut Gorys Keraf adalah cara menggunakan Bahasa dan dapat dibatasi sebagai cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis. Berdasarkan hasil analisis, Penerapan gaya bahasa informal dalam variety radio “Cemara Episode Kanebo” sehingga pendengar dapat terhibur dan mendapatkan informasi dengan keadaan akraban. //ir

Oleh Danis Yanugraha Mahardika

Strategi Penerapan Tangga Dramatik dalam Penulisan Naskah Drama Radio "Petualangan Piko"

Program drama radio “Petualangan Piko” mempunyai tujuan untuk menghibur para pendengarnya, melatih daya imajinasi anak sekaligus menyampaikan pesan moral bagi anak. Penulis melakukan penelitian mengenai strategi penerapan tangga dramatik dalam drama radio “Petualangan Piko”. Perancangan karya drama radio “Petualangan Piko” menjadi media observasi dalam menganalisis penerapan tangga dramatik dalam drama radio. Rumusan masalah dalam penelitian adalah bagaimana strategi penerapan tangga dramatik dalam penulisan naskah drama radio “Petualangan Piko”. Proses penulisan naskah terdiri dari empat tahapan, yaitu tahap perencanaan, tahap pra penulisan, tahap pelaksanaan penulisan, dan tahap evaluasi dan penulisan kembali. Analisis naskah dilakukan dengan dasar teori tangga dramatik Aristoteles menurut Harymawan yaitu protasis, epitasio, catastasis, dan catastrophe. Serta teori unsur tangga dramatik oleh Elizabeth Lutters meliputi konflik, suspense, curiosity, dan surprise. Berdasarkan hasil analisis, tangga dramatik dalam drama radio “Petualangan Piko” terbentuk dari penerapan unsur tangga dramatik yang menyebabkan alur cerita menjadi beragam sehingga alur cerita dapat memainkan emosi pendengar. //ir

Oleh Raka Guardian

Estetika Media dalam Penyutradaraan Dokumenter Televisi "Arunika" Episode Suara Tak Bertuan

Penciptaan program dokumenter Arunika episode Suara Tak Bertuan dilatarbelakangi oleh banyaknya perlakuan diskriminatif yang diterima penderita Skizofrenia. Penyakit mental khususnya Skizofrenia saat ini telah menjadi sorotan dan memerlukan upaya untuk memberikan pemahaman masyarakat, salah satunya melalui televisi. Program dokumenter dianggap dapat menjembatani antara masyarakat dan penderita Skizofrenia. Program Arunika merupakan program dokumenter rekonstruksi berdurasi 15 menit yang menyasar penonton dengan rentang usia 15 ? 30 tahun. Program ini menerapkan teori Applied Media Aestetic oleh Herbert Zettl yang berisi konsep estetika untuk menganalisis karya seni audio visual. Penulis sebagai sutradara melakukan pendekatan melalui type shot, camera angle, dan framing. Type shot yang digunakan yaitu long shot tetangga menyapu, full shot berlari meninggalkan kamar mandi, knee shot membalikkan badan, medium shot membuka gorden, medium closeup bernyanyi, closeup menangis, big closeup ketakutan melihat tetangga dan extreme closeup tersenyum. Camera angle yang diterapkan yaitu high angle melihat obat di tangan, eye level membuka gorden dan low angle memegang botol obat. Framing yaitu rule of third berdiri memegang kotak, headroom membuka pintu, looking room belajar dan over shoulder shot merekam video. Penciptaan karya produksi Arunika telah melalui tahapan pra produksi, produksi hingga pasca produksi. Dengan adanya karya dokumenter ini, penulis berharap pesan yang ingin disampaikan dapat tersampaikan dengan baik. //ir

Oleh Nabila Zakira

Berita Terbaru