Buku

Komposisi Dan Variasi Type Of Shot Dalam Naskah Dokumenter Televisi “Warisan Negeriku” Edisi “Wayang Layar Lebar Modifikasi Wayang Kulit”

Wayang kulit merupakan budaya asli Indonesia yang berkembang di Pulau Jawa. Seiring berjalannya waktu, wayang kulit juga ikut berevolusi sebagai salah satu cara agar tetap lestari. Salah satu bentuk dari evolusi wayang kulit adalah wayang cinema. Wayang cinema merupakan pertunjukan wayang kulit yang dikemas layaknya film di bioskop. Hal tersebut dikarenakan menggunakan latar pendukung saat pentas dan disertai suara yang menambah dramatisasi tiap adegan pertunjukan wayang. Penciptaan karya produksi ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu pra produksi, produksi,serta pasca produksi. Selain itu, didukung dengan pencarian data menggunakan riset, observasi, dan wawancara. Pengarah acara bertangungjawab terhadap proses produksi serta hasil dari karya audio visual dalam produksi dokumenter perbandingan ini. Penciptaan karya produksi ini berdasarkan kepada komposisi dan variasi type of shot. Hal tersebut untuk menampilkan gambar yang bervariasi serta mendetail. Hasil penciptaan karya produksi tersebut kesimpulan yang diperoleh sebagai pengarah acara, penulis dapat menerapkan komposisi dan variasi type of shot ke dalam program dokumenter sehingga gambar yang dihasilkan dapat mendetail serta bervariasi. Dengan hal tersebut karya yang dihasilkan dapat menjelaskan secara mendetail perbandingan antara wayang kulit klasik dengan wayang cinema.

Oleh Gregorius Devanda Hutama

Kreativitas Produser Dalam Pengembangan Ide Feature Televisi “Eksotik” Episode “Pesona Batik Shibori”

Batik Shibori merupakan salah satu kerajinan batik yang menggunakan cara berbeda dibandingkan dengan teknik membatik pada umumnya. Batik biasanya dibuat dengan cara menorehkan cairan malam kemudian dicat atau dicap. Sedangkan dalam batik Shibori ini dilakukan dengan cara dilipat, diikat, dijahit ataupun diserut, kemudian dicelupkan ke dalam air pewarna. Teknik ini dikenal mempunyai efek kejutan yang tinggi, sebab tidak ada yang tahu motif apa yang akan dihasilkan. Konsep program acara feature televisi ini telah matang dan siap diproduksi. Adapun nilai-nilai yang dikembangkan dipersiapakan sedemikian menarik, inspiratif, dan edukatif, sehingga lebih dapat diterima masyarakat dengan mudah dan menyenangkan. Peran produser dalam membuat ide karya ini sangatlah penting. Pengembangan ide dilakukan Produser dengan maksud memberikan informasi kepada masyarakat tentang batik Shibori sekaligus mengajak untuk melestarikannya. Program ini dibangun lewat tahap observasi, wawancara, dan dokumentasi, yang diimplementasikan melalui tiga tahap proses produksi yakni pra produksi, produksi, dan paska produksi. Pengemasan program Feature Televisi yang mengulas tentang sejarah dan keunikan Batik Shibori ini berhasil menarik minat pemirsa. Melalui tayangan ini dapat memberikan sajian yang mendidik serta menghibur agar masyarakat dapat ikut melestarikannya.

Oleh Korie Sukma Widyaningsih

Kreatifitas Produser Dalam Dokumenter Televisi “Menelisik” Edisi ‘Noise & Eksperimental Musik Di Yogyakarta”

Dokumenter televisi “Menelisik” edisi “Noise & Eksperimental Musik Di Yogyakarta” dilatarbelakangi dengan menjadinya Yogyakarta sebagai Ibukota Kebudayaan yang bisa menyerap nilai seni budaya dari luar maupun menjaga tradisi lokalnya. Musik salah satu seni yang sering dijumpai di Yogyakarta mulai dari tradisional sampai modern. Seiring perkembangannya, banyak genre musik di Yogyakarta yang menarik untuk dibicarakan. Salah satunya Noise dan Eksperimental. Kreatifitas produser dalam program dokumenter ini adalah cara mengembangkan dan pengemasan konten sehingga mampu menghasilkan konten audio visual yang menarik. Dalam memproduksi dokumenter, penulis membagi tahapan dalam proses penciptaannya yaitu pra produksi, produksi dan pasca produksi. Penulis sebagai produser membuat konsep dokumenter televisi yang dikemas sebagai dokumenter ilmu pengetahuan. Hasil dari penciptaan karya produksi dokumenter televisi ini telah sesuai tujuan yaitu mampu menyampaikan informasi dan mampu mengedukasi penonton untuk mengapresiasi segala jenis seni yang berada disekitar mereka.


Oleh Sasya Cipta Primigravida

Jurnalisme Naratif Dalam Naskah Dokumenter Televisi “Warisan Negeriku” Edisi “Wayang Layar Lebar Modifikasi Wayang Kulit”

Wayang kulit merupakan salah satu kesenian tradisional Indonesia. Pertunjukan wayang kulit menyajikan kisah yang erat dengan budaya Jawa, serta memiliki nilainilai khusus di dalamnya. Perkembangan yang terus terjadi melahirkan inovasi baru di dunia perwayangan yaitu wayang cinema. Wayang cinema merupakan pertunjukan wayang kulit dengan mengusung konsep layaknya film di bioskop didukung dengan sound dan animasi. Penciptaan karya produksi audio visual ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu pra produksi, produksi, dan pasca produksi,dilengkapi dengan teknik pengumpulan data seperti riset, observasi dan wawancara. Penulis naskah bertugas untuk membangun suatu cerita dengan menentukan gaya penulisan yang akan digunakan. Dalam karya dokumenter televisi ini penulis menerapkan gaya penulisan jurnalisme naratif. Hal ini bertujuan untuk mempermudah penonton dalam memahami pesan yang di tayangkan. Berdasarkan hasil yang penulis jabarkan, diperoleh kesimpulan bahwa penulis telah menerapkan penggunaan gaya jurnalisme naratif dalam penulisan naskah karya audio visual sehingga dapat menyajikan informasi secara terstruktur dan membangun kedekatan dengan penonton.

Oleh Agatha Tyrza Indrasmoro

Gaya Bahasa Paradoks Dalam Penulisa Naskah Program Dokumenter Televisi “Potret Pusaka” Edisi “Cina Benteng Bukan Cina Biasa”

Cina Benteng merupakan salah satu masyarakat yang bermukin di kota Tangerang. Mereka awalnya merupakan Etnis Tionghoa yang berakulturasi dengan warga setempat lalu mempunyai keturunan yang disebut Cina Benteng. Berbeda dengan Etnis Tionghoa pada umumnya, mereka memiliki ciri-ciri fisik seperti, bermata belo, berkulit sawo matang, dan memiliki kehidupan dibawah rata-rata. Mereka memilki stigma yang melekat di masyarakat tentang kehidupan mereka. Penulis sebagai penulis naskah berperan aktif dalam menerjemahkan ide produser ke dalam sebuah tulisan yang nantinya divisualisasikan ke dalam video dan audio oleh pengarah acara pada pembuatan program dokumenter potret ini. Dengan menggunakan metode nya PraProduksi, Produksi dan Pasca Produksi. Proses pembuatan naskah dilakukan dengan menggunakan gaya bahasa paradoksyaitu gaya bahasa yang mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta fakta yang ada sehingga dapat menarik semua perhatian karena kebenaran. Penulis memiliki tujuan untuk menegaskan sebuah fakta dibalik kenyataan agar menggugah kesdaran semua pihak yang bersangkutan sehingga pesan cerita yang dimaksud dapat tergambarkan jelas oleh audience melalui penegasan dari gaya bahasa tersebut.Kesimpulan yang dapat diperoleh sebagai penulis naskah, penulis telah menerapkan gaya bahasa paradoks dalam narasi sehingga dapat menumbuhkan rasa emosional dan rasa empati audience.

Oleh Viola Lintang HCA

Berita Terbaru