Buku

Pasang Surut Runtuhnya Kerajaan Hindu-Buddha dan Bangkitnya Kerajaan Islam di Nusantara

Kerajaan bercorak Islam pertama yang muncul di Nusantara bukanlah Kesultanan Samudera Pasai, melainkan Kerajaan Perlak. Melalui buku ini, Anda akan mengungkap sisi sejarah dari kerajaan-kerajaan di Nusantara, terutama perihal penyebab keruntuhan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha dan kelahiran kerajaan-kerajaan Islam. Diantaranya menyajikan faktor-faktor penyebab keruntuhan Kerajaan Hindu-Buddha dan munculnya pelbagai Kerajaan Islam. Buku ini dilengkapi dengan penyajian sejarah yang detail dan komprehensif, mulai dari sejarah masuknya Hindu-Buddha dan Islam ke Nusantara, sejarah lahir hingga kejayaan setiap kerajaan-kerajaan termasuk daftar raja-raja yang pernah memerintah, dan sisa-sisa peninggalan kerajaan-kerajaan tersebut. Anda pun dapat mempelajari alur keruntuhan kerajaan Hindu-Buddha dan kelahiran Kerajaan Islam di Nusantara.//yn

Oleh Rizem Aizid

Perancangan Game "Misi dalam Pandemi !" untuk Pengenalan Pentingnya Penggunaan Masker

Di Indonesia saat ini kondisi COVID-19 sudah membaik tetapi penambahan kasus positif terus terjadi. Penambahan kasus positif yang masih hingga saat ini dikarenakan adanya masyarakat yang masih belum menaati protokol kesehatan yang telah ditetapkan. Maka dari itu dibuatlah game “Misi dalam pandemi!” dengan alur cerita anak kecil yang disuruh ibunya untuk membelikan barang ke toko terdekat. Game ini mengambil genre runner yang pada tiap levelnya pemain berlari dan menghindari berbagai macam halangan dalam game yang akan memengaruhi imunitas untuk mencapai tujuan akhir setiap level yang levelnya sudah dirancang sedimikian rupa hingga pemain dapat tertantang dan juga tidak mengalami pengalaman yang repetitif dan mekanik item penambah imunitas seperti hand sanitizer dan juga sabun yang ditujukan untuk mengedukasi pemain supaya menjaga kebersihan dirinya dengan item tersebut. Hasil yang didapat dari data 29 responden yang bermain game “Misi dalam Pandemi” adalah banyak responden yang menyatakan bahwa mereka tidak mengalami kesulitan dalam memainkan dan memahami cara memainkan game ini dan menambah wawasan tentang protokol kesehatan seperti menjaga jarak dan juga menjaga kebersihan diri dengan hand sanitizer dan juga sabun. //ir

Oleh Bagas Azril Krisna Utama

Perancangan Visual 2D pada Game "Elepant in Rescue"

Visual merupakan bagian pertama yang diliat oleh pemain pada saat memainkan sebuah game, karena dapat memikat dari bagian indera penglihatan. Selain itu, penggunaan desain visual yang efektif dan efisien juga dapat membuat pengalaman bermain menjadi lebih menyenangkan. Tujuan perncangan desain visual pada game diperlukan untuk meningkatkan daya tarik estetika di dalamnya, sehingga menghasilkan rancangan visual sebagai daya tarik pada game edukasi mengenai konservasi Gajah Sumatera. Hal ini penting untuk menyesuaikan visual game dengan genre puzzle dan target pemain berusia 12 tahun ke atas. Pada proses pembuatan / perancangan desain visual pada game “Elephant in Rescue”, seperti logo, karakter, environment, dan user interface.game melalui beberapa tahapan yakni proses pra produksi, produksi dan paska produksi. Kesimpulan dan hasil yang dapat diberikan yaitu bahwa perancangan visual mendapat respon yang bagus dari pemain baik dari sisi logo, karakter, user interface maupun environment. Sebagian besar pengguna setuju bahwa visual yang diberikan pada game ini sesuai dengan target usia pemain, yaitu 12 tahun ke atas. Selain itu dalam impelementasi visualnya, tidak boleh ada unsur kekerasan. //ir

Oleh Elyzabeth Cipra Manurung

Perancangan Game Edukasi "Eat to Grow" Sebagai Media Pembelajaran Ekosistem Laut"

Keberadaan laut memiliki arti yang amat penting bagi kehidupan termasuk manusia. Bagi seluruh kehidupan di muka bumi termasuk manusia, laut merupakan sumber air yang amat besar. Ekosistem laut juga memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Dari makhluk kecil hingga hewanyang sangat besar, mereka hidup di lautan. Game Eat to Grow menyajikan bentuk permainan simulasi bergenre action. Pemain harus memakan organisme yang lebih kecil satu tingkat di bawahnya atau yang setara dengannya, untuk bisa tumbuh lebih besar. Game “Eat to Grow” ini hanya menyediakan 1 karakter yang dapat dijalankan. Pemain harus menghindari organisme yang lebih besar darinya atau yang satu tingkat lebih besar darinya. Game berplatform mobile (Android) dengan grafis 2D dengan target pemain usia 12 – 26 tahun. tujuan game ini dibuat adalah untuk mengenalkan ekosistem laut dan apa yang hidup didalam nya. karena kita harus menjaga organisme yang hidup di laut dengan cara tidak membuang sampah sembarangan di laut untuk mengenalkan ekosistem laut pada berbagai kalangan. Penulis menggunakan ekosistem laut sebagai tema pada game bergenre simulasi ini. dimana nanti nya pemain harus menjalankan satu karakter dan harus menjadi organisme yang paling besar di game "Eat to Grow" untuk memenangkan permainan. Dilihat dari validasi karya, bahwa game ini dapat digunakan sebagai media edukasi pengenalan ekosistem laut yang dapat diterima oleh berbagai kalangan. //ir

Oleh Naufal Anis Shofwan

Perancangan Game "Learning Languages" Sebagai Media Pembelajaran Bahasa Inggris Menggunakan Voice Recognize

Bahasa merupakan alat untuk bersosial, dengan berbahasa menjadikan manusia lebih mudah dalam memahami lawan bicara nya, di dunia ini memiliki berbagai macam bahasa yang di gunakan di berbagai daerah namun bahasa yang sering digunakan di berbagai dunia merupakan bahasa inggris. Oleh karena itu pembelajaran tentang berbahasa inggris harus dilakukan sedini mungkin agar Indonesia dapat bersaing dengan dunia. Game yang mengangkat tentang edukasi berbahasa inggris masih jarang ditemukan khususnya yang diminati oleh anak-anak. Oleh karena itu pembuatan game “Learning Language” di tunjukan sebagai media edukasi untuk pembelajaran bahasa inggris khusus nya bagi anak-anak agar anak-anak dapat bermain dan belajar. Proses pembuatan game ini dilakukan Melalui 3 tahap, yaitu praproduksi, produksi, dan pasca produksi. game ini dibuat dengan style gambar 2D kartun dan memiliki genre casual. pada game ini pemain disuguhi permainan mengeja huruf dalam bentuk bahasa inggris, dengan cara menggunakan teknologi voice recognition yaitu teknologi yang dapat mengubah suara menjadi suatu huruf, kata, ataupun kalimat. Game ini sendiri menggunakan perangkat smartphone sebagai media bermainnya. Dari tahap validasi karya, diketahui bahwa game ini dapat digunakan sebagai media edukasi untuk pembelajaran bahasa inggris dan dapat di terima oleh kalangan anak-anak. //ir

Oleh Muchamad Rizki Chaidir

Berita Terbaru