Buku

Pemrograman pada Game "Misi dalam Pandemi!" Menggunakan Sistem Random untuk Mengacak Kemunculan Objek

Menurut data yang dipublikasikan oleh Satuan Tugas Penanganan COVID-19, kasus terjangkitnya penyakit ini masih terus meningkat dan kepatuhan masyarakat dalam mengikuti protokol kesehatan juga masih cukup rendah. Game dapat dibuat untuk mengedukasi masyarakat tentang protokol kesehatan, tetapi artikel yang membahas tentang pemrograman game yang terkait dengan imunitas sekaligus protokol kesehatan masih belum ada. Hal ini mendorong dibahasnya hal tersebut pada skripsi ini, yaitu pada game “Misi dalam Pandemi!” yang dibuat sehingga memiliki genre runner. Pada gameplay-nya, karakter harus berlari mencapai sebuah toko (minimarket), sekaligus mengambil beberapa item atau menghindari beberapa hal yang berhubungan dengan kebersihan. Hal-hal tersebut dilakukan untuk mengikuti protokol kesehatan, mempertahankan tingkat imunitas pada batas yang telah ditentukan, dan untuk menaikkan tingkat imunitas yang telah turun. Proses pembuatan “Misi dalam Pandemi!” terbagi dalam 3 tahap, yaitu praproduksi, produksi, dan pasca produksi. Pada tahap praproduksi, tim melakukan brainstorming mengenai tema yang diangkat, melakukan riset dan analisis data tentang hal-hal yang diperlukan. Setelah diperoleh kesepakatan, programmer membuat game prototype. Pada tahap produksi, programmer melanjutkan memprogram berbagai mekanik dan memasukkan aset-aset game ke dalam Unity engine. Visual Studio digunakan sebagai IDE. Pada tahap pasca produksi, tim melakukan testing, revisi, hingga publish. Pada game ini dibuat 9 program inti untuk mengontrol hal-hal yang berkaitan dengan user interface, karakter, kontrol swipe, interaksi dan pengendali permainan, kamera, random wilayah, rumah, dan item, serta penyimpanan progres. Agar permainan tidak terasa repetitif, digunakan simple random sampling untuk mengacak kemunculan rumah pada wilayah, systematic random sampling untuk mengacak kemunculan wilayah dan random number untuk mengacak kemunculan item pada wilayah. Pemrograman & uji coba telah menghasilkan game “Misi dalam Pandemi!” yang mengacak environtmentnya sehingga game tidak repetitif. //ir

Oleh Juan Sheva Biagi

Pembuatan Game "Digital Crash"

Game “Digital Crash” adalah game dengan genre casual dan puzzle, dengan latar cerita kerusakan dunia digital dan memiliki tampilan game labirin. Penciptaan game didasarkan oleh perkembangan dunia digital yang sangat pesat terutama pada saat terjadinya Covid-19 dan banyaknya orang yang terlalu menikmati dunia digital, serta tidak memiliki pengetahuan tentang bahaya yang ada di dunia digital. Pemilihan game dengan genre casual adalah agar player yang memiliki waktu sedikit tetap mendapat manfaat dari game ini. Pemilihan genre puzzle adalah karena genre ini adalah yang paling umum dan banyak digunakan untuk melatih otak dalam menyelesaikan masalah. Pembuatan game ini melalui 3 tahap, yaitu praproduksi, produksi, dan pascaproduksi. Produksi game ini dilakukan dengan engine Unity dan visualnya dengan Corel Draw. Skripsi ini telah menghasilkan game yang bisa mengedukasi player untuk mengetahui bahaya yang ada di dunia digital. Berdasarkan penilaian 10 orang yaitu 5 orang pada umur 13-18 tahun dan 5 orang pada usia 18 tahun keatas yang mencoba game ini, gameplay, visual, environment, dan level game ini yang berhasil melatih melatih orang dalam memecahkan masalah. Hasilnya adalah umur 13-18 tahun adalah 72,5%, 18 tahun keatas adalah 85% dan jika rata-rata maka hasilnya adalah 78,75%. Berdasarkan hasil tersebut maka game telah layak digunakan ke dalam masyarakat. //ir

Oleh Faqih Syeikhudin Jiyad

Quiz Game "Hafidz Junior"

Desain game Hafidz Junior didasarkan pada pengaruh globalisasi terhadap generasi muda saat ini, terutama pada pembelajaran pendidikan al quran sejak dini. Tujuan utama dari game ini adalah untuk memperkenalkan pemain pada kitab suci Al Qur’an khususnya juz 30 dari al qur’an dan doa harian. Selain tujuan utama memperkenalkan surah dan doa harian, pemain diharapkan menyadari pentingnya pendidikan agama islam. Dalam pembuatan game ini, tahapan dilakukan seperti praproduksi, produksi, pascaproduksi. Game ini menggunakan genre game casual, quiz game. Pemain harus menjawab quiz pada arena quiz untuk mendapat high score dengan menekan tombol jawab di arena permainan. kesulitan quiz dimaksudkan untuk memperlambat menuju akhir game. Platform yang digunakan untuk game ini adalah smartphone dengan sistem operasi Android. Platform ini dipilih karena mudah dimainkan di mana saja kapan saja dan pada usia 7 - 13 tahun bisa menggunakan smartphone. //ir

Oleh Ridharahman Ibrahim

Perancangan Game Borobudur Legacy untuk Edukasi Relief Candi Borobudur

Teknologi Permainan Indonesia memiliki sangat banyak warisan budaya yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Diantaranya adalah Candi Borobudur yang merupakan salah satu warisan budaya yang terkenal sampai diakui oleh organisasi budaya internasional yaitu UNESCO. Setiap candi memiliki relief, tetapi tidak banyak yang mengetahui maknanya, termasuk makna relief-relief Candi Borobudur. Skripsi ini bertujuan untuk merancang dan membuat aset-aset game yang dapat memberikan kesempatan kepada semua orang untuk dapat mempelajari relief candi ini. Game ini dinamakan “Borobudur Legacy”. Skripsi ini dilakukan dalam 3 tahap: praproduksi, produksi, dan pasca produksi. Pada tahap praproduksi, dilakukan riset dan analisis data untuk mengetahui pentingnya game ini dibuat, kemudian membuat konsep game dengan berdiskusi pada tim. Pada tahap produksi dilakukan pembuatan visual mulai dari karakter, environment, obstacle, dan audio yang berupa SFX dan BGM. Software yang digunakan dalam pembuatan aset ini adalah Adobe Photoshop, Adobe Illustrator, dan FL Studio. Tahap pasca produksi berisi tahapan completing, testing, revisi, hingga publish. Game yang dirancang ini bergenre casual adventure dan berbasis PC. Karakternya adalah seorang arkeolog. Pemain diminta untuk mengumpulkan 4 potongan relief. Setelah terkumpul, game menampilkan 1 relief yang utuh beserta deskripsinya. Hasil survey validasi karya menunjukkan bahwa Game “Borobudur Legacy” dapat memberikan edukasi mengenai relief pada Candi Borobudur kepada masyarakat yang belum mengetahuinya. //ir

Oleh Calyptra Achmad Muchlas

Pemrograman Game Adventure Platformer "Borobudur Legacy"

Candi Borobudur merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang diakui oleh UNESCO. Setiap penerus bangsa perlu mempelajari informasi dari relief candi untuk melestarikan warisan budaya, termasuk relief dari Candi Borobudur. Sayangnya, tidak banyak orang yang mengetahui atau ingin mencari tahu tentang maksud dari relief-relief itu. Hal ini bisa dibuatkan alternatif solusi dengan penggunaan teknologi, khususnya game. Belum ada artikel yang membahas tentang pemrograman game tentang relief candi Borobudur, padahal dapat menjadi referensi yang sangat penting dalam pengembangan game. Skripsi ini melakukan hal tersebut, khususnya pada Game “Borobudur Legacy”, dalam 3 tahap: praproduksi, produksi, dan pasca produksi. Pada tahap praproduksi – bersama dengan game designer – dilakukan riset dan analisis data untuk mengetahui pentingnya game ini dibuat, mengkaji teori-teori yang berhubungan dalam pembuatan game, dan mendiskusikan konsep game. Pada tahap produksi, programmer meng-import aset-aset ke dalam game engine untuk selanjutnya dilakukan pemrograman. Pemrograman pada game ini menggunakan metode looping function. Software yang digunakan adalah Unity Game Engine dan Visual Studio. Tahap pasca produksi meliputi editing, mixing, program, testing, revisi, hingga publish. Game ini bergenre adventure platformer, membawakan latar belakang Candi Borobudur dari segi visual dan cerita, serta memiliki 3 stage. Karakternya merupakan seorang arkeolog. Pemain diminta untuk mengumpulkan 4 potongan relief dan setelah keempat potongan ini terkumpul, tampil 1 relief yang utuh beserta deskripsi dari relief tersebut. Terdapat 22 file program untuk membuat game ini selesai dan dapat dimainkan. Suasana di dalam gua dibuat dengan dukungan efek pencahayaan. Game “Borobudur Legacy” dapat dimainkan dengan baik dan memberikan edukasi mengenai relief di Candi Borobudur. //ir

Oleh Abdullah

Berita Terbaru