Buku

Gaya Performatif Pada Dokumenter Televisi “Pelita Indonesia Edisi "Kisah Guru Honorer”

Guru merupakan elemen penting bagi Indonesia, peran guru dalam pendidikan menentukan model manusia yang akan dihasilkannya. Namun hingga saat ini di Indonesia mengenai guru honorer masih menjadi permasalahan yang sulit di pecahkan, salah satunya kisah guru honorer yang beradi di kota pelajar Yogyakarta lebih tepatnya di MI Guppi Legundi Gunung Kidul. Sosok guru honorer suprapti dan zainudin merupakan salah satu guru honorer yang ada di Indonesia jauh dari kesejahteraan, penulis sebagai produser menyajikan program documenter televise mengenai kisah dan perjuangan seorang guru honorer. Dengan permasalah tersebut, menggunakan dokumenter genre potret/biografi tidak lepas dari acuan gaya performatif, pemilihan Gaya Performatif agar sesuai dengan tujuan penulis yang ingin menyajikan cerita secara nyata dengan menekankan nilai performatif yaitu bersifat paradoksal (seolah-olah bertentangan dengan pendapat umum dan kebenaran, tetapi kenyataannya mengandung kebenaran). Kemasan harus semenarik mungkin, alur penuturan (plot) lebih diperhatikan. Penulis sebagai produser dalam melakukan proses produksi melalui 3 tahap. Pra produksi yaitu riset, observasi, lalu dalam tahapan produksi penulis mengawasi dan bertanggu jawab dalam proses produksi hingga pasca produksi. Sehingga terciptalah Dokumenter Televisi Pelita Indonesia Edisi Guru Honorer yang dapat menginpirasi dan mengedukasi.//yn

Oleh Fachrina Salsabilla

Pengarah Acara Dalam Implementasi Komposisi Visual “Developing Shot” Dalam Program Dokumenter Televisi “Ragam Budaya” Edisi “Matahari Dari Lereng Bromo”

Matahari dari Lereng Bromo merupakan sebuah karya dokumenter televisi yang menceritakan tentang pentingnya peran dukun adat dalam menjaga kebudayaan. Penulis menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat naratif. Karya dokumenter ini terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu pra poduksi, produksi, dan paska produksi hingga mengahasilkan tayangan menarik yang mengangkat pentingnya melestarikan budaya asli Indonesia serta memperkenalkan pada anak sejak usia dini. Penulis sebagai pengarah acara menerapkan teknik developing shot dalam proses produksi pengambilan gambar yang dinamis, fleksibel, dan membutuhkan kreativitas. Tujuan penulis menggunakan teknik developing shot dalam karya ini ialah untuk memberikan sajian yang edukatif dan informatif, sehingga penonton dapat lebih mudah memahami apa isi dan maksud dari tayangan dokumenter ini. Penulis mengemas paket sajian audio visual dengan cara memberikan tampilan keindahan visual yang dapat menarik minat penonton.//yn

Oleh Risma Ayu Anggraini Anantasari

Alur Campuran Pada Penulisan Naskah Program Dokumenter Televisi “Potret Negeri” Edisi “Keharmonisan Masyarakat Di Pesisir Utara Jawa”

Indonesia merupakan negara multietnik yang memiliki beragam perbedaan adat, budaya, etnis, suku, dan agama. Perbedaan yang ada di Indonesia bukan tidak mungkin dapat menimbulkan konflik seperti diskriminasi dan intoleransi. Sesuai data dari Tirto.id tahun 2018 bahwa kota paling intoleran di Indonesia mayoritas berada di pulau Jawa. Sedangkan data CNN Indonesia tahun 2019 menunjukkan terdapat 31 kasus tindakan pelanggaran hak kebebasan beragama dan berkeyakinan. Untuk itu, perlu adanya penanaman sikap dan nilai-nilai toleransi mulai dari lingkup terkecil seperti lingkungan. Lasem adalah salah satu daerah multikultur dan kental dengan nilai-nilai toleransi budaya dan agama. Kesadaran untuk menanamkan sikap toleransi dan pendidikan multikultural membuat masyarakat Lasem hidup dalam suasana saling mengakomodasi budaya antara masyarakat pribumi dan keturunan Tionghoa. Penulis menggunakan alur campuran dengan tujuan untuk mengeksplorasi fakta percampuran budaya antar etnis dan agama di Lasem. Hasil analisa menunjukkan ada empat teknik plotting yang berpengaruh untuk membangun sebuah cerita menggunakan alur campuran yaitu ketegangan, latar depan, kejadian masa lampau, dan akhir yang tidak disangka-sangka. Selain itu, untuk membuat sebuah naskah dokumenter yang baik perlu memahami konsep elemen-elemen telling story seperti visual, audio, dan cerita.//yn

Oleh Gayuh Sri Mulyani

Kreativitas Produser Dalam Pengembangan Ide Pada Program Dokumenter Televisi Potret Negeri Edisi “Keharmonisan Masyarakat Di Pesisir Utara Jawa”

Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak keberagaman seperti suku, ras, budaya, hingga agama. Namun, dari keberagaman tersebut dapat menimbulkan sebuah konflik yang saat ini sudah marak terjadi di Indonesia. Pentingnya menerapkan sikap toleransi dapat mengurangi perpecahan dan kesalahpahaman. Salah satu daerah yang memiliki keragaman budaya dan tumbuh dengan toleransi yang sudah melekat pada masyarakatnya adalah Lasem. Lasem yang dikenal sebagai kota Tiongkok kecil dan Kota Santri ini mampu berkembang dalam suasana saling mengakomodasi dengan kebudayaan yang lain. Penulis selaku produser mengembangkan ide menjadi sebuah kreativitas dengan menampilkan grafis dan animasi. Penggunaan grafis dan animasi ini didukung dengan narasi yang bertujuan memberikan informasi berdasarkan fakta sehingga dapat mengedukasi masyarakat melalui visual. Hasil dari analisa menunjukkan bahwa program dokumenter adalah program yang menyajikan suatu kenyataan berdasarkan pada fakta objektif yang memiliki nilai esensial dan  eksistensial, artinya menyangkut kehidupan, lingkungan hidup dan situasi nyata. Sehingga animasi dan grafis digunakan untuk menuangkan ide yang rumit ke dalam sebuah  ilustrasi.//yn

Oleh Adzkia Adiwidya Ningsih

Seni Visual Dengan Variasi Shot Dalam Dokumenter Televisi Potret Negeri Edisi “Keharmonisan Masyarakat Di Pesisir Utara Jawa”

Indonesia terdiri atas berbagai etnis, bahasa maupun agama. Berdasarkan bangsa yang lebih terperinci lagi, etnis Jawa merupakan kelompok etnis terbesar dengan populasi mencapai 41,7% dari seluruh penduduk Indonesia. Ditemukan 31 kasus intolerasi yang terjadi di Indonesia sejak November 2018 hingga November 2019. Mayoritas dalam kasus ini ialah pelarangan ibadah. Lasem adalah hasil akulturasi budaya Jawa pribumi, Cina, dan Islam secara harmonis dan menawan. Berlandaskan toleransi antar umat beragama, kehidupan berbagai suku di Lasem berlangsung dengan damai. Selain itu, akulturasi adalah suatu proses sosial dalam masyarakat dimana terjadi interaksi antara dua budaya yang berbeda sehingga mengakibatkan terbentuknya budaya baru, namun unsur dan sifat budaya yang asli masih tetap ada. Hal ini menjadi inspirasi untuk diangkat menjadi tayangan Dokumenter Televisi. Sebagai pengarah acara dalam membangun gambar, dan informasi dapat tersampaikan dengan jelas. Penulis menerapkan konsep seni visual dengan variasi shot melalui program “Potret Negeri” karya dokumenter televisi ini, telah memenuhi apa yang di inginkan pengarah acara yaitu menyajikan gambar yang menarik, variasi, dan dinamis sesuai dengan fakta.//yn

Oleh Jessica Allifia Jaya Hidayat

Berita Terbaru