Kaki kuda memiliki arti penting dalam sejarah film dokumenter dunia. Seperti apa perannya, buku ini gamblang menjawabnya, selain juga membentangkan di era-era berikutnya yang mempersempit film dokumenter sebagai semata untuk kepentingan propaganda politik penguasa, termasuk di era rezim Orde Baru di Indonesia. Terbukti, sesungguhnya, dokumenter bukan sekedar untuk propaganda, dokumenter bahkan juga menjadi wadah dan wahana bagi ekspresi pribadi, termasuk ekspresi idealistik yang gagap dengan anasir estetik dan artistik. Dari sana terlahir pendekatan cinema verite, direct cinema, dan free cinema. Juga jurnalistik televisi, dokudrama, dan lain-lainnya. Penulis buku ini selain seorang dosen adalah juga sekaligus praktisi film dokumenter. Karena itu, selain penuh dengan rujukan teori dan metodologi yang terhitung rinci, buku ini juga dilengkapi dengan pemaparan pengalaman ketika yang bersangkutan memproduksi dokumenter, termasuk juga pemaparan perihal langkah-langkah yang hendak dan harus dilakukan ketika memproduksi dokumenter. Buku ini, jadinya, tak hanya khusus untuk mahasiswa fakultas atau jurusan perfilman, khususnya untuk spesialisasi dokumenter, melainkan juga untuk masyarakat dokumentaris serta masyarakat umum yang berminat pada produksi dokumenter.
Oleh Gerzon R. Ayawaila