Buku

Penggunaan Gaya Bahasa Percakapan dalam Penulisan Fragmen pada Naskah Fullscript Program Feature Radio "P.O.V" Episode "Minimal-Is-Me"

Produksi karya feature radio yang membahas mengenai gaya hidup minimalis atau minimalisme dengan sudut pandangan ahli agama, ekonomi, kejiwaan, dan pelaku gaya hidup minimalis. Penulis menyusun fullscript dengan pendekatan sub-format fragmen yang menggunakan gaya bahasa percakapan. Fragmen antar announcer sebagai kaum muda perkotaan dengan penghasilan menegah keatas memberikan gambaran bagaimana kondisi masyarakat saat ini yang terjebak dalam konsumsi berlebihan dapat memanfaatkan minimalisme sebagai gaya hidup yang baru. Tujuan produksi karya ini untuk memproduksi naskah fullscript program feature radio yang memuat fragmen yang menggunakan gaya bahasa percakapan agar pendengar dapat memahami konsep dari minimalisme. Jenis produksi karya ini dengan deskriptif kualitatif sehingga data yang diperoleh berasal dari fragmen. Proses penulisan naskah diproduksi melalui tiga tahapan yaitu tahapan pra produksi, tahapan produksi, dan tahapan pasca produksi. Analisis naskah fullscript program dilakukan dengan dasar teori gaya bahasa percakapan oleh Gorys Keraf, yakni bahasa percakapan mencakup penggunaan kata percakapan, kata populer, kata slang, dan konstruksi idiom. Berdasarkan hasil analisis, gaya bahasa percakapan yang menyesuaikan dengan realita percakapan sehari-hari membantu dalam penyampaian pesan program feature sesuai dengan target pendengar yang ingin dicapai. //ir

Oleh Yohana Octa Polina Simbolon

Penerapan Komposisi dalam Penyutradaraan Program Feature Televisi "Indiecation" Episode "Metal Music"

Penciptaan program Feature Televisi “Indiecation” episode “Metal Music” di latar belakangi oleh semakin berkembangnya musik di Indonesia dari tahun ke tahun memunculkan berbagai aliran musik. Keberagaman aliran musik tersebut, memiliki ciri khasnya masing-masing. Musik Indie memiliki segmentasi penonton yang berbeda pada setiap jenisnya. Keberagaman musik Indie dikemas dalam wujud program televisi mengingat televisi adalah media yang paling mudah untuk mempengaruhi audiens. Program ini berisi 5 rubrik yaitu : (1) Indie Challenge, (2) Indie History, (3) Indie Profile, (4) Indie Tech, dan (5) Indie Spot. Penulis sebbagai sutradara menerapkan komposisi dalam program ini menggunakan type shot dan shot angles pada tiap rubrik yang disajikan. Hasil penerapan komposisi pada setiap rubrik dianalisis dalam bentuk deskriptif. Penyajian program ini menggunakan gaya visual yang sesuai target audiens generasi muda hingga dewasa, antara lain komposisi gambar, pola grafis modern dengan warna cerah, musik yang memiliki nuansa berbeda di setiap rubriknya, dan dengan teknik penyambungan gambar cutting on beat untuk mendapatkan kesan enerjik dan dinamis, menambah daya tarik, namun tanpa mengabaikan pesan dan informasinya. //ir

Oleh Akhdiat Fernaldi Anggada

Penerapan Variasi Shot Sebagai Pendukung Informasi pada Program Feature Televisi "Doyan Makan" Episode "Selat Solo"

Skripsi penciptaan karya ini mempunyai tujuan untuk memproduksi program feature televisi dengan menerapkan beberapa jenis tipe shot yaitu extreme long shot, very long shot, long shot, medium long shot, medium shot, middle close up, close up, big close up, dan extreme close up. Penulis memiliki tujuan agar gambar yang disajikan bervariasi dan dapat memberikan kekuatan informasi pada sebuah shot itu sendiri. Keunikan tempat kuliner Selat Solo yang didirikan oleh Mbak Lies memiliki nilai tempat kuliner otentik di kota Solo akan dikemas dalam sebuah program feature televisi dengan format feature reportase. Program ini diperoleh melalui tiga tahapan produksi yaitu pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Program feature televisi Doyan Makan berformat reportase karena program feature ini fokus terhadap keunikan baik dari segi makanan maupun tempat yang beda dari tempat kuliner lainnya di kota Solo. //ir

Oleh Nopan Kurniawan

Pemanfaatan Perangkat Lunak 3D Modeling dalam Pembuatan Set Realis dalam Drama Televisi Alun

Skripsi penciptaan karya ini bertujuan untuk memproduksi program drama televisi dengan pemanfaatan perangkat lunak 3D Modelling dalam pembuatan set realis dalam drama televisi. Penggunaan 3D model dalam proses pembuatan set bertujuan untuk memberikan visualisasi konsep set yang akan dibuat kepada kru yang terlibat dalam produksi. Penciptaan karya ini menggunakan kajian sumber penciptaan sebagai referensi dalam melakukan kegiatan produksi. Data-data acuan yang dibutuhkan sebagai acuan dalam karya ini diperoleh dari kajian pustaka,observasi dan juga karya acuan. Dalam pembuatan desain set drama televisi Alun, penulis menerapkan pendeketan realis, yang dimana set yang akan dibuat tampak seperti kenyataan yang ada di lingkungan tanpa adanya unsur fantasi yang ditambahkan. Set yang memerlukan desain menggunakan 3D model adalah set dapur,set ruang makan,dan set teras. Pemanfaatan dari perangkat lunak 3D modeling ini diterapkan dalam seluruh tahapan produksi mulai dari praproduksi, produksi, dan pasca produksi. Proses pembuatan set menjadi lebih mudah dikarenakan adanya acuan yang digunakan dalam produksi ini, yaitu 3D model. //ir

Oleh Arno Kresnaromansa Putra

Strategi Promosi Melalui Media Sosial dalam Segmentasi Audience pada Program Drama Televisi Alun

Skripsi Penciptaan karya produksi ini bertujuan menghasilkan strategi promosi yang sesuai dengan segmentasi program drama televisi melalui media sosial. Produser dari sebuah program menginginkan agar program yang dibuat diminati, ditonton dan mendapatkan perhatian dari pasar sesuai target segmentasinya. Pada Skripsi Penciptaan Karya Produksi berjudul Strategi Promosi melalui Media Sosial dalam Segmentasi Audience pada Program Drama Televisi Alun menerapkan strategi promosi melalui media sosial disesuaikan dengan segmentasi demografi target audiennya. Strategi promosi melalui media sosial dilakukan agar dapat mengenalkan program ke masyarakat sesuai target audien yang direncanakan. Platform yang digunakan yaitu Instagram dan Tiktok. Materi promosi yang dibuat bersumber dari konten yang berhubungan dengan Drama Televisi Alun serta ditayangkan melalui Instagram dan Tiktok. Konten dibuat bersifat interaktif untuk menaikkan impresi agar audien merasa dekat dengan Drama Televisi “Alun” sebelum menontonnya. Dengan menggunakan kedua platform media sosial ini, promosi yang dilakukan menghasilkan total impresi 700 impresi. Dengan jangkauan pengikut yang rentang umurnya 18-24 tahun. Hasil ini menunjukkan feedback yang diinginkan yaitu 15-30 tahun (remaja sampai dewasa awal). Hal ini menunjukkan bahwa rentang umur 18-24 tahun sudah termasuk dalam rentang usia target yaitu 15-30 tahun. Artinya penetapan target audience drama televisi Alun bisa terpenuhi melalui strategi promosi di media sosial. //ir

Oleh Herlambang Tawang Alun

Berita Terbaru