Buku

Strategi Produser dalam Pengembangan Ide Melalui Media Sosial untuk Program Dokumenter TV "Captured" Episode "Sore"

Informasi mengenai penyakit mental di masyarakat khususnya kalangan usia 17-35 tahun sangatlah minim. Demi meningkatkan rasa kepedulian terhadap penyakit mental khususnya Post Traumatic Stress Disorder (PTSD), maka adanya program dokumenter Captured untuk memberikan informasi dan edukasi melalui tanyan media audio visual yaitu televisi. Pada produksi sebuah program dipimpin langsung oleh seorang produser. Produser bertanggung jawab dalam mengubah sebuah ide kreatif menjadi sebuah konsep yang praktis dan dapat dijual. Selain itu, produser harus dapat memimpin sebuah jalannya produksi, juga mempersiapkan segala kebutuhan yang diperlukan dalam tahap pra hingga paska produksi. Dengan itu, produser melakukan penelitian terhadap topik melalui media social yaitu twitter yang mana banyak kalangan anak muda mengunggah cuitan atau keresahan tentang penyakit mental PTSD. Dengan unggahan tersebut dikatakan awal tahun 2020 merupakan tahun pandemic global yang menyebabkan stress yang melanda kalangan anak muda. Skripsi ini menerapkan teori manajemen perencanaan George R. Terry dai awal munculnya ide sampai ke tahap pengembangan. Teori ini digunakan agar produser dapat menentukan kemampuan programnya dalam memproduksi konten, jam tayang yang tepat untuk programnya, dan penempatan yang tepat untuk programnya. Hal tersebut dilakukan sebagai dasar produksi program dan untuk menunjang peluang keberhasilan program yang telah diproduksi dengan menggunakan pendekatan strategi manajemen melalui perencanaan program. Program ini berjudul Captured episode Sore yang membahas PTSD serta ditayangkan di hari sabtu dan minggu pukul 17.00 WIB. Program dokumenter ini berdurasikan 15 menit. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui strategi seorang produser dalam mengembangkan idenya secara efektif melalui media sosial untuk menghasilkan program yang modern dan menarik sesuai ketertarikan penonton yang diketahui melalui riset. //ir

Oleh Ain Naya Fatiah

Membangun Imajinasi Melalui Musik dalam Penyutradaraan Sandiwara Radio Kisah Penutup Malam Episode "Balada Ibu Kunthi"

Penulis melakukan penelitian mengenai proses terciptanya imajinasi oleh pendengar pada saat mendengarkan program drama radio melalui pendekatan musik yang digunakan dalam program drama radio. Penciptaan karya sandiwara radio “Kisah Penutup Malam” menjadi media observasi dalam menganalisis pengaruh musik bagi imajinasi pendengar. Rumusan masalah dalam penelitian berfokus pada persoalan bagaimana membangun imajinasi melalui musik dalam penyutradaraan drama radio “Kisah Penutup Malam”. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, sehingga data diperoleh melalui observasi objek sandiwara radio “Kisah Penutup Malam” dan studi pustaka. Proses analisis yang terdiri dari beberapa tahapan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dan verifikasi data. Analisis data dilakukan dengan identifikasi terhadap 4 variabel yaitu refleksi emosi, gambaran gerak dan aksi, Mempertegang dan merelaksasikan alur, dan gambaran latar adegan. Berdasarkan hasil analisis, terciptanya imajinasi pendengar disebabkan karena musik dapat memanipulasi emosi pendengar, kemudian terjadi proses memory recall yang membuat pendengar dapat membayangkan adegan yang sedang mengudara. //ir

Oleh Bromastra Krisna Putubrata

Memperkuat Karakter Melalui Motivasi Shot dalam Penyutradaraan Program Drama Televisi "Labuh"

Drama televisi merupakan cerita kehidupan manusia yang diproyeksikan dalam audio visual dengan menampilkan percakapan dan aksi yang bersumber dari kejadian sehari-hari. Penciptaan drama televisi yang berjudul “Labuh” bertujuan untuk menciptakan program drama televisi melalui penguatan karakter melalui motivasi shot. Drama televisi ini mengangkat cerita tentang Laras yang memiliki gangguan kesehatan mental dengan PTSD (Post Traumatic Stress Disorder). Laras mencoba menyembuhkan dan menghadapi pristiwa traumatisnya dengan mengunjungi tempat dimana ia mengalami peristiwa traumatis tersebut. Laras ditemani oleh Rian untuk mengenang Deva yang telah pergi selama 2 tahun. Perjalanan mereka dihadapkan dengan sebuah masalah, perasaan Rian pada Laras merupakan salah saatu dari penyebab masalah dalam perjalanan mereka. Produksi program drama televisi ini menekankan pada penyusunan shot yang didasari oleh motivasi shot sutradara. Motivasi merupakan dasar pemikiran dari seorang sutradara dalam menentukan shot. Motivasi shot dapat memperkuat karakter, suasana, dan juga menjadi stimulus visual dalam menyampaikan pesan kepada penonton. Produksi drama “Labuh” didukung dengan Type of Shot dan Size Shot untuk penerapannya. //ir

Oleh Manurung, Cincan Ramanson

Perancangan Komposisi Gambar pada Dokumenter Televisi "Portal Budaya" Episode "Budaya Manten Jawa"

Tugas penciptaan karya produksi ini bertujuan untuk menciptakan sebuah program dengan menggunakan for¬mat dokumenter yang berisi tentang filosofi dan makna yang terkandung dalam budaya manten jawa. Dokumenter merupakan program yang menggunakan sub format informasi, edukasi, dan hiburan. Program dokumenter “Portal Budaya” Episode “Budaya Manten Jawa” menyajikan informasi, edukasi dan hiburan mengenai filosofi dan makna budaya pengantin jawa khususnya Yogyakarta. Ide dan gagasan sutradara dipertanggung jawabkan terhadap aspek kreatif dengan menggunakan pendekatan observasi, wawancara dan statement. Program ini berdurasi 16 menit dengan segmentasi penonton berusia 15-35 tahun. Program dokumenter ini memiliki karya acuan program yaitu Indonesia Bagus, IDN Times, dan Film Mantan Manten. Tujuan dari pembuatan karya dokumenter ini untuk menerapkan komposisi visual dan didukung dengan type shot dan juga camera angle. Perancangan program ini dituliskan dalam story board dan treatment sebagai acuan pada saat produksi yang diawali dengan cuplikan-cuplikan mengenai Yogyakarta dan dilanjutkan dengan penjelasan dari filosofi-filosofi yang ada dalam budaya pengantin jawa. Produksi program ini telah selesai dirancang sesuai dengan tujuan yang penulis pilih sehingga terwujudlah perancangan program ini dengan baik dan benar. //ir

Oleh Ersafia Alya Zarasita

Pengembangan Ide Kreatif Produser dalam Produksi Music Show "Musixperience" Episode - Astera In The Backyard

Perkembangan teknologi memiliki dampak positif dan negative dalam perkembangan program televisi, salah satunya program Music Show, dengan semakin majunya teknologi begitu pula music yang ikut berkembang dengan semakin banyaknya genre dan sub-genre. Berdasarkan beberapa acara musik yang disiarkan, penulis yang mengambil tugas sebagai produser, ingin menyajikan sesuatu yang berbeda dari program musik yang ada. Produser sebagai profesi srategis dalam upaya untuk menghasilkan sebuah program juga bertanggung jawab dalam mengembangkan konten dalam sisi kreatif. Pada produksi program musik ini penulis ingin menyuguhkan program music yang mengangkat band-band local atau Independent. Produser berperan penting dalam produksi, yaitu memimpin jalannya produksi dengan menggunakan SOP (Standar Operating Producer) dan bertanggung jawab atas keseluruhan bagian produksi salah satunya dalam pengembangan ide kreatif dalam proses pra-produksi. Untuk membantu pengembangan ide kreatif dalam program MusiXperience,penulis memperhatikan band yang akan ditampilkan, tema serta konsep program, ide dalam pembuatan konten VT. Melalui konsep penyajian yang menarik, karya produksi ini diharapkan dapat menjadi media hiburan, informasi, dan edukasi bagi penonton.  //ir 

Oleh Andreas Giovan Advenda Indrianto

Berita Terbaru