Buku

Komposisi Visual dalam Penyutradaraan Program Magazine Show Televisi " Rona Negri" Episode "Tempo Doeloe"

Indonesia selalu erat kaitannya dengan kebhinekaan. Bhineka Tunggal Ika merupakan bukti dari keanekaragam yang ada di Negara Kepulauan ini, seperti suku, ras, agama, bahasa dan budaya. Di Pulau Jawa, unggah-ungguh atau tata krama merupakan budaya sakral yang sudah diterapkan sejak jaman nenek moyang dan harus dilestarikan. Namun memasuki era digital masa kini, masyarakat mulai melupakan nilai-nilai budaya tersebut. Rona Negri Episode “Tempo Doeloe” merupakan sebuah karya Magazine Show yang memvisualisasikan informasi mengenai budaya khususnya unggah-ungguh di Suku Jawa, juga berbagai macam kuliner khas, permainan jadul, serta barang-barang antik. Penulis sebagai pengarah acara menerapkan konsep kreatifitas komposisi visual pada setiap gambar. Fokus pada walking room, head room, looking room, rule of third, dan establishing shot. Penulis menciptakan gambar yang menarik dan informatif, sehingga mampu mengajak penonton larut dalam cerita. Melalui karya ini, penulis ingin mengajak penonton untuk bernostalgia dan kembali memerhatikan serta melestarikan budaya Indonesia. //ir

Oleh Garuda Mahaputra

Perancangan Visual dalam Penyutradaraan Program Dokumenter "Penari Kahyangan"

Produksi karya berupa Perancangan Visual dalam Penyutradaraan Program Dokumenter “Penari Kahyangan” bertujuan untuk menghasilkan karya berupa program dokumenter dengan menggunakan visual yang beragam, menarik, informative dan inovatif dimaksudkan agar memberikan pengalaman baru serta edukasi kepada penonton. Penari Kahyangan adalah program dokumenter yang membahas mengenai seorang aktor atau seorang yang menciptakan atau memainkan peran. Penciptaan kali ini berfokus pada kesenian tari. Seni tari merupakan sebuah seni yang mempelajari tentang gerak tubuh berirama yang dilakukan pada saat tertentu. Umumnya pementasan tari yang sering disaksikan biasanya seni tarian tradisional atau modern. Bahkan, perkembangan tekhnologi pun dapat membuat kita belajar mengenal seni tari secara mendalam. Seni tari sendiri biasanya dimainkan oleh penari laki-laki maupun perempuan dan dapat dilakukan oleh segala usia. Pada produksi ini penulis mengangkat Stevy Harrypoer sebagai seorang aktor tari yang merupakan seorang transpuan atau transgender yang ikut melestarikan budaya selama puluhan tahun. Penulis mencoba untuk merepresentasikan arti kesenian peran hiburan dari kacamata seorang seniman panggung hiburan dan seni jalanan yang pasti memiliki pengertian lain tentang apa itu kesenian bagi dia, khususnya kesenian tari bagi dunia hiburan kedalam bentuk film dokumenter. Penulis yang bertindak sebagai sutradara akan menciptakan dinamika visual berupa variasi shot berdasarkan elements of the shot di dalam dokumenter ini melalui pendekatan metode produksi karya dengan melalui tahapan berupa pra, produksi dan pasca produksi. Perpaduan penyelarasan gambar dan realitas dari sebuah gagasan yang punya kekuatan agar dapat menciptakan sebuah unsur artistik dan estetis dalam produksi karya dokumenter ini. Penulis sebagai sutradara karya dokumenter “Penari Kahyangan” menerapkan teori elements of the shot diantaranya informasi dan motivasi. //ir

Oleh Muhammad Imam Akbar

Efektivitas Four Stage Of Television Production pada Drama Televisi "Labuh"

Produser merupakan seseorang yang bertanggung jawab dalam proses kreatif dalam pembuatan sebuah program dari proses perencanaan hingga hasil akhir produksi yang disampaikan kepada penonton. Produser sebagai pemegang kendali dalam sebuah produksi juga bertanggung jawab untuk mengelola efektivitas seluruh tahapan proses produksi melalui Four Stage of Television Production, tahapannya yaitu Pre-Production Planning, Rehearsal and Setup, Production, dan Post Production. Untuk menghasilkan suatu efektivitas pada program televisi penulis menerapkan teori efektivitas melalui beberapa pendekatan yaitu Pendekatan Sumber (resource approach) yakni mengukur efektivitas dari input, Pendekatan proses (process approach) yakni efektivitas pelaksanaan program dari seluruh kegiatan proses dan Pendekatan sasaran (goals approach) dimana pusat perhatian pada output mengukur keberhasilan sesuai dengan sasaran yang dituju. Penulis sebagai produser berhasil menerapkan efektivitas tahapan produksi pada proses produksi. Pada tahapan Pre-Production Planning dan Setup and Rehearsal, Penerapan efektivitas melalui pendekatan sumber yang penulis terapkan berhasil memberikan efektivitas dalam memperoleh sumber daya yang dibutuhkan produksi yaitu sumber daya manusia, teknis, dan dana. Pada tahapan Production, penerapan efektivitas melalui pendekatan proses, penulis berhasil memberikan efektivitas proses dan mekanisme produksi. Pada tahapan Post Production, penerapan efektivitas pendekatan sasaran, penulis terapkan pada sasaran penonton seperti terlihat pada hasil wawancara dengan responden bahwa penulis berhasil memberikan efektivitas pada sasaran penonton drama televisi “Labuh”. //ir

Oleh Nindia Adissya

Kreativitas Produser dalam Produksi Program Magazine Televisi "In-Style"

Tujuan penciptaan karya ini adalah memproduksi program magazine tentang fashion. Penciptaan program Magazine televisi “In-Style” ini dilatarbelakangi oleh perkembangan fashion yang makin pesat di Indonesia. Adanya media sosial Instagram juga menjadi salah satu pengaruh besar perilaku masyarakat untuk menunjukan kebolehannya dalam mengkreasikan fashion lalu diunggah dan dapat dilihat oleh pengguna lainnya. Program ini tercipta atas tingginya kebutuhan informasi mengenai fashion yang sedang digandrungi sebagaian besar masyarakat kita. Program ini tidak hanya memberikan informasi namun juga memberikan hiburan kepada penontonnya. Penyusunan program magazine ini dimulai dari perencanaan mengenai ide awal, pengembangan ide dan konsep hingga proses produksi dan pasca produksi. Penulis menggunakan metode kajian Pustaka, observasi dan wawancara dengan beberapa narasumber yang berkompeten dalam bidang fashion untuk memperoleh informasi dan data mengenai fashion itu sendiri. Seiring dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat akan informasi, banyak bermunculan program-program televisi yang menarik dan bermutu. Salah satu format yang menjadi andalan adalah magazine show yang memiliki ciri khas yaitu keberagaman rubrik. Penulis sebagai seorang produser dalam memproduksi program ini dengan mengaplikasikan metode SCAMPER demi terciptanya sebuah program magazine televisi yang mempunyai nilai kebaruan dan juga inovasi yang diminati oleh pemirsanya. Karya ini telah selesai direncanakan sesuai ide dan kreativitas produser dan diharapkan dapat diproduksi menjadi sebuah karya yang dapat dijadikan referensi dan inspirasi bagi para pecinta fashion di tanah air. //ir

Oleh Ayu Amrina

Penerapan Unsur Dramatik dalam Penulisan Naskah Drama Televisi "Kesempatan"

Program televisi “Kesempatan” adalah program drama televisi. Penulis menciptakan naskah drama televisi ini bertujuan untuk menerapakan unsur dramatik yang terdiri dari : konflik, suspense, curiosity, dan surprise. Sehingga drama tersebut dapat menyentuh emosi, menarik bagi penonton dan pesan yang disampaikan dapat diterima dengan mudah. Cara menerapkan unsur dramatik dalam penulisan naskah drama televisi yaitu dengan memberikan ide-ide dan gagasan baru, jalan cerita yang masuk akal, dan penceritaan yang tidak terkesan berlebihan. Harus diimbangi juga dengan penerapan unsur dramatik yang tepat agar penonton tidak merasa bosan. Drama televisi “Kesempatan” bertema besar percintaan, namun juga mengangkat sisi persahabatan, dan misteri yang terdiri dari 13 scene. Naskah drama ini telah selesai diproduksi dengan menerapkan unsur dramatik yang terdapat pada beberapa scene yaitu : konflik yg ada pada scene 5 dan 9, suspence pada scene 7 dan 8, curiosity pada scene 1 dan 10, dan suprise pada scene 11 dan 12. drama televisi “Kesempatan” memunculkan rasa penasaran, ketegangan, kejutan, dan empati karena suatu permasalahan sehingga menunjang dramatisasi cerita. //ir

Oleh Amalia Irena

Berita Terbaru